cpu-data.info

Prediksi Lanskap Keamanan Siber Asia-Pasifik 2025, dari Deepfake hingga Transparansi AI

Kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, akan menghadapi badai ancaman siber berbasis AI yang kian meningkat, baik dalam skala, kecanggihan, maupun dampak.
Lihat Foto

2024 baru saja berakhir. Sepanjang tahun lalu, serangan siber kian menjadi ancaman serius bagi perusahaan maupun pemerintahan, khususnya di Indonesia.

Di kawasan Asia Tenggara, berdasarkan data Palo Alto Networks, Indonesia menjadi negara keempat, setelah Thailand, Singapura, dan Malaysia, dengan tingkat situs bocoran atau leak sites tertinggi melalui serangan ransomware. Kelompok kejahatan siber umumnya menyasar industri ritel, transportasi dan logistik, serta utilitas dan energi.

Keamanan siber di Indonesia memang tergolong rentan. Berdasarkan laporan National Cyber Security Index (NCSI), skor indeks keamanan Indonesia sebesar 63,64 dalam skala 100. Dengan skor ini, Indonesia berada di peringkat ke-49 dari 176 negara.

Pada 2025, keamanan siber harus menjadi prioritas bagi organisasi, baik pemerintah maupun perusahaan. Bagaimana tidak, tahun ini serangan siber akan semakin canggih dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, akan menghadapi badai ancaman siber berbasis AI yang kian meningkat, baik dalam skala, kecanggihan, maupun dampak. Strategi keamanan yang tidak terpadu akan sulit menghadapi ancaman seperti ini.

Di Indonesia, penggunaan sistem cerdas dan terkoneksi untuk kebutuhan efisiensi serta kendali sudah semakin masif. Hal ini pun turut meningkatkan urgensi keamanan siber menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.

Seiring dengan percepatan transformasi digital dan integrasi AI di berbagai sektor, risiko serangan siber yang memanfaatkan AI generatif dan perangkat canggih, seperti ransomware-as-a-service (RaaS), meningkat pesat.

Ancaman-ancaman ini tidak hanya berevolusi, tetapi juga menjadi lebih mudah diakses. Pelaku tindak kejahatan yang tidak berpengalaman sekalipun bisa mengeksploitasi kerentanan tersebut dalam skala dan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sayangnya, berdasarkan laporan terbaru PwC, lebih dari 40 persen petinggi perusahaan tidak memahami risiko yang ditimbulkan dari teknologi baru, seperti Generative AI.

Untuk mengamankan lanskap digital Indonesia pada 2025, perusahaan dan organisasi harus bertindak cepat sekarang juga.

Adopsi pendekatan berbasis cloud yang scalable dan digerakkan oleh AI perlu segera diaplikasikan untuk mengimbangi kecanggihan ancaman saat ini.

Pada saat yang sama, menetapkan dan menegakkan pedoman etika AI dan kerangka hukum akan sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan dan ketahanan saat Indonesia menyongsong masa depan digital.

Semua stakeholder harus segera bertindak agar tidak menghambat kemajuan yang dijanjikan oleh digitalisasi.

Untuk membantu memitigasi serangan siber pada tahun ini, Palo Alto Networks telah mengeluarkan prediksi serangan siber sepanjang 12 bulan ke depan.

Prediksi ini mencakup lima tren utama yang bakal muncul pada 2025 dan bisa menjadi panduan penting bagi organisasi dalam menyusun strategi dan memaksimalkan potensi implementasi teknologi AI.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat