Inikah Sosok Asli "Satoshi Nakamoto" Sang Pencipta Bitcoin?
- "Siapakah sosok asli Satoshi Nakamoto?". Pertanyaan soal pencipta Bitcoin telah menghantui penggiat mata uang kripto (cryptocurrency) selama 15 tahun terakhir.
Berbagai teori soal sosok asli Nakamoto sempat berseliweran di internet, tapi belum ada yang benar-baenar bisa memecahkan misteri tersebut.
Kini, pembuat film Cullen Hoback mengatakan bahwa ia telah menemukan sosok asli Satoshi Nakamoto. Dalam film dokumenter berjudul "Money Electric: The Bitcoin Mystery" yang tayang di HBO, Hoback meyakini Satoshi Nakamoto adalah Peter Todd.
Baca juga: Satoshi Nakamoto Mengaku Bukan Pencipta Bitcoin
Nama Peter Todd ternyata tak asing di dunia kripto. Peter Todd adalah pengembang Bitcoin terkemuka asal Kanada. Pria berusia 39 tahun yang lulus dari Ontario College of Art and Design di Toronto, Kanada ini juga dikenal dengan banyak inovasi dalam Bitcoin.
Meski begitu, Todd belum pernah disebut sebagai kandidat utama Satoshi saat orang-orang berusaha mengungkap siapa penemu Bitcoin selama lebih dari satu dekade terakhir.
Teori Hoback
Hoback mendukung klaimnya dengan menceritakan latar belakang Peter Todd, termasuk minat awalnya pada kriptografi, hubungannya dengan Adam Back (tokoh Bitcoin terkemuka yang dihubungi Satoshi Nakamoto), dan kesamaan bahasa dalam ejaan dan tata bahasa yang mengisyaratkan asal usul Satoshi dari Kanada.
Salah satu bukti yang disajikan Hoback untuk membuktikan Todd adalah Satoshi, adalah postingan forum kriptografi dari Peter Todd yang membalas Satoshi. Hoback meyakini, posting itu merupakan kelanjutan yang tidak disengaja, yang seharusnya dari akun Satoshi, tapi malah dari akun pribadi Todd.
Di masa awal kemunculan Bitcoin, Nakamoto memang aktif di komunitas kriptografer. Ia dilaporkan cukup rajin membalas postingan di berbagai forum kriptografi, sebelum menghilang pada Desember 2010.
Baca juga: Bitcoin dan Misteri Satoshi Nakamoto
Argumen lain yang disampaikan Hoback dalam filmnya adalah bahwa Todd pernah berkata secara online bahwa ia menghancurkan sejumlah besar koin digital dengan sengaja.
Teori yang terkemuka adalah bahwa Satoshi dengan sengaja menghancurkan akses ke simpanan bitcoin-nya yang sangat banyak yang merupakan koin asli yang diciptakan untuk memulai bitcoin.
Koin sebanyak 1,1 juta itu sekarang bernilai sangat tinggi, tetapi tidak pernah dibelanjakan atau ditransfer. Tumpukan koin Satoshi yang tidak dipindahkan mewakili 5% dari semua bitcoin karena penemu itu memutuskan bahwa hanya akan ada 21 juta koin yang diciptakan.
"Ini akan menjadi sangat lucu ketika Anda memasukkannya ke dalam dokumenter dan sekelompok Bitcoiner menontonnya," kata Todd dalam film tersebut.
"Saya pikir banyak dari mereka akan sangat senang jika Anda menggunakan cara ini. Karena ini adalah contoh lain dari jurnalis yang benar-benar kehilangan inti permasalahan dengan cara yang sangat lucu," lanjut Todd.
Hoback bertanya, "Apa intinya?".
Terkini Lainnya
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Bisnis Diprediksi Membaik, Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Apa Itu Rumus COUNT di Microsooft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- Resmi, Ini Tanggal Rilis Oppo Find X8, Ada 3 Model
- Resmi, Layanan Internet MNC Play Kini Jadi Indosat HiFi
- Peneliti Temukan Cara agar Pemrosesan AI Bisa Hemat Energi
- Menkominfo Ungkap Alasan Blokir Aplikasi Temu di Indonesia
- Peneliti AI Google Dapat Penghargaan Nobel Kimia 2024