Antivirus Kaspersky Dilarang Dijual di Amerika Serikat

- Pemerintahan Presiden AS Joe Biden pekan ini mengumumkan recana pelarangan penjualan software antivirus buatan Kaspersky di Amerika Serikat.
Alasannya berkaitan dengan tudingan keterkaitan perusahaan tersebut dengan pemerintah Rusia. Kaspersky merupakan perusahaan yang berbasis di Rusia.
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan bahwa pengaruh pemerintah Rusia terhadap Kaspersky menimbulkan risiko keamanan bagi AS.
Sebab, software antivirus bisa mengakses sistem komputer sehingga dikhawatirkan dapat pula mencuri informasi sensitif pemerintah AS, atau dengan sengaja memasang program jahat (malware).
Baca juga: Kanada Blokir WeChat dan Kaspersky dari HP Pemerintah
"Rusia telah menunjukkan kemampuan... dan niat mengeksploitasi perusahaan seperti Kaspersky utnuk mengambil informasi pribadi milik warga Amerika," ujar Raimondo dalam sebuah briefing dengan jurnalis.
Di sisi lain, Kaspersky telah menyatakan bahwa aktivitasnya tidak mengancam keamanan nasional AS. Ditegaskan pula bahwa Kaspersky adalah perusahaan swasta yang tidak terkait dengan pemerintah Rusia.
Dalam sebuah pernyataan, Kaspersky berpendapat bahwa keputusan pemerintah AS melarang penjualan antivirusnya lebih dilatarbelakangi oleh "iklim geopolitik dan kekhawatiran teoritis" ketimbang integritas yang sebenarnya dari produk dan layanan Kaspersky.
Kaspersky akan dilarang melakukan aktivitas bisnis di AS dalam waktu 30 hari setelah pelarangan produknya diumumkan pada Kamis, 21 Juni 2024.
Baca juga: Eugene Kaspersky: Kepintaran AI Masih Jauh di Bawah Manusia
Penjualan produk antivirus, termasuk download update, resale, dan lisensi software yang bersangkutan, akan dlarang dalam waktu 100 setelah pengumuman, tepatnya pada 29 September 2024 mendatang.
Tujuan jeda waktu tersebut adalah memberikan waktu bagi pihak-pihak di AS yang kadung menggunakan antivirus Kaspersky untuk mencari alernatif, sebagaimaan dihimpun KompasTekno dari Reuters, Sabtu (22/6/2024).
Pelarangan produk antivitus Kaspersky merupakan kulminasi dari penyelidikan selama dua tahun oleh Kementerian Perdagangan AS yang dilakukan sejak 2022.
Setelah Rusia menyerang Ukraina, pemerintah federal AS memperingatkan bawha pemerintah Rusia bisa memanipulasi perusahaan lokal seperti Kaspersky untuk kepentingan tertentu.
Terkini Lainnya
- Fitur Tema Chat WhatsApp Hadir di Indonesia
- Ramai di Medsos, Cek Numerologi di ChatGPT untuk Ungkap Karakter, Begini Caranya
- Sedang Tren di Amerika, Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Bukan di Tangan
- Cara Bikin Poster Ramadan 2025 pakai Canva dan Figma, Gratis dan Mudah
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- Cara Bikin Poster Ramadan 2025 pakai Canva dan Figma, Gratis dan Mudah
- Oppo Reno 11A Resmi dengan Layar AMOLED 120 Hz dan Kamera 64 MP
- Melihat ke Dalam Apple Store Pertama di Malaysia
- Mobile Legends 1.8.92 Dirilis, Ada Karakter Baru Zhuxin
- Game "Elden Ring: Shadow of the Erdtree" Rilis di PC dan Konsol, Ini Spesifikasi dan Harganya
- Spacetop G1 Dirilis, Laptop AR Pertama di Dunia Tanpa Layar Fisik