Apple Kuasai Pasar Wearable meski Pengiriman Anjlok
- Firma riset global International Data Corporation (IDC) merilis laporan terbarunya terkait kondisi pasar perangkat wearable.
Pengiriman global (shipment) wearable mencapai 113,1 juta unit pada kuartal pertama 2024 (Q1 2024). Angka itu mencerminkan peningkatan 8,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Apple masih mendominasi pasar wearable per kuartal pertama 2024 dengan market share (pangsa pasar) 18 persen. Perusahaan asal Cupertino, California, AS itu mengapalkan 20,6 juta unit perangkat wearable di kuartal I-2024.
Walaupun menduduki posisi pertama, pangsa pasar Apple menurun dari 24,5 persen pada kuartal pertama 2023 (Q1 2023).
Baca juga: Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?
Pengiriman Apple Watch dilaporkan menurun 19,1 persen dari tahun ke tahun (year-over-year/YoY), sedangkan perangkat headphone (hearable) seperti Apple AirPods dan Beats by Dr. Dre menurun 18,8 persen. Penurunan itu paling besar di antara merek wearable lain di daftar lima besar.
Menurut analis pasar, penurunan ini disebabkan oleh pelarangan penjualan Apple Watch 9 dan Ultra 2 di Amerika Serikat, lantaran kedua seri Apple Watch itu melanggar hak paten sensor pendeteksi kadar oksigen darah (SpO2) milik perusahaan teknologi kesehatan Masimo.
Hal ini berujung pada dihapusnya fitur tersebut dari kedua Apple Watch yang dilarang.
Penyebab lainnya, Apple juga jarang meluncurkan produk wearable baru. Sebagai pengingat, Apple AirPods Max dirilis pada 2020, AirPods generasi ketiga diluncurkan pada akhir 2021, dan AirPods Pro generasi kedua dirilis pada akhir 2022.
Xiaomi pepet Apple
Kembali membahas peringkat pangsa pasar wearable, tercatat bahwa posisi kedua diduduki oleh Xiaomi dengan pengiriman mencapai 11,8 juta unit per Q1 2024.
Pangsa pasar Xiaomi adalah 10,5 persen dengan peningkatan pertumbuhan sebesar 43,4 persen YoY.
Hal ini dicapai karena Xiaomi rutin menjual produk wearable dengan harga terjangkau. Penggunaan sistem operasi (OS) smartwatch WearOS milik Google juga membantu kesuksesan itu.
IDC mengeklaim bahwa Xiaomi menjadi perusahaan smartwatch berbasis WearOS terbesar ketiga.
Posisi ketiga diisi oleh Huawei yang berhasil menyalip Samsung. Huawei mencatatkan pengiriman produk wearable mencapai 10,9 juta unit, dengan pangsa pasar 9,6 persen per kuartal pertama 2024.
Perusahaan ini mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 72,4 persen. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kebangkitan perusahaan tersebut dalam bisnis smartphone, yang tampaknya juga berdampak pada pertumbuhan bisnis perangkat wearable.
Samsung berada di posisi keempat dengan pengiriman mencapai 10,6 juta unit dan pangsa pasar 9,3 persen. Perusahaan asal Korea Selatan ini mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 13 persen dari tahun ke tahun.
Adapun harga Samsung Galaxy Watch Fit 3 yang terjangkau menjadi penyebab kesuksesan ini. Akan tetapi, kepopuleran smartwatch murah tersebut tidak bisa mengimbangi penurunan penjualan Samsung Galaxy Watch.
Baca juga: Samsung Galaxy Watch 6 dan Watch 6 Classic Resmi di Indonesia dengan Fitur Kesehatan Canggih
Posisi kelima diduduki oleh Imagine Marketing asal India, yang merilis produk wearable dan hearable bernama boAt. Pengiriman produknya pada Q1 2024 mencapai 6,1 juta unit, dan pangsa pasarnya adalah 6,2 persen.
Headphone boAt mengalami peningkatan pengiriman sebesar 17,5 persen, tetapi volume pengiriman smartwatch bikinannya menurun 61,3 persen. Secara keseluruhan, Imagine Marketing mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 4,8 persen dari tahun ke tahun.
Selengkapnya, berikut ini peringkat perusahaan wearable per kuartal pertama 2024 sebagaimana dikutip KompasTekno dari GSMArena, Jumat (7/6/2024):
Peringkat | Nama perusahaan | Pengiriman Q1 2024 | Pangsa pasar Q1 2024 | Pengiriman Q1 2023 | Pangsa pasar Q1 2023 | Pertumbuhan dari tahun ke tahun (YoY) |
1 | Apple | 20,6 juta unit | 18,20 persen | 25,4 juta unit | 24,50 persen | -18,90 persen |
2 | Xiaomi | 11,8 juta unit | 10,5 persen | 8,2 juta unit | 7,9 persen | 43,4 persen |
3 | Huawei | 10,9 juta unit | 9,6 persen | 6,3 juta unit | 6,1 persen | 72,4 persen |
4 | Samsung | 10.6 juta unit | 9,3 persen | 9,4 juta unit | 9,0 persen | 13 persen |
5 | Imagine Marketing | 6,1 juta unit | 5,4 persen | 6,4 juta unit | 6,2 persen | -4,8 persen |
- | Perusahaan lain (Others) | 53,1 juta unit | 46,9 persen | 48,2 juta unit | 46,4 persen | 10,1 persen |
Total | - | 113,1 juta unit | 100 persen | 104 juta unit | 100 persen | 8,8 persen |
Wearable murah kian digemari
Pasar wearable memang meningkat 8,8 persen, tetapi harga jual rata-rata produk (average selling price/ASP) menurun 11 persen di kuartal pertama 2024. Harga jual ini menurun selama lima kuartal berturut-turut.
Artinya, pasar wearable terus bergeser ke model perangkat dengan harga yang lebih murah. Analis pasar mengatakan bahwa konsumen merasa tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membeli perangkat wearable premium dan memilih model yang lebih terjangkau.
Sebagian besar konsumen memilih perangkat wearable entry-level dan kelas menengah (mid-range), sehingga harga jual rata-rata produk pun menurun.
Catatannya, kondisi pasar kemungkinan berubah begitu smartwatch terbaru dibekali sensor canggih yang bisa mengukur tekanan darah dan glukosa. Dalam situasi ini, ada kemungkinan perangkat wearable premium menjadi lebih populer.
Untuk saat itu, berbagai merek regional kecil sedang menikmati kejayaannya, karena produk-produknya yang ditawarkan dengan harga murah.
Terkini Lainnya
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Spotify Mulai Gaji Kreator Video Podcast
- Berapa Lama WhatsApp Diblokir karena Spam? Ini Dia Penjelasannya
- Sejarah Silicon Valley, Tempat Bersarangnya Para Raksasa Teknologi
- YouTube Rilis Fitur Saweran "Jewels", Mirip Coin di TikTok
- Cara Buat Daftar Isi yang Bisa Diklik Otomatis di Google Docs
- Twilio Ungkap Rahasia Cara Memberi Layanan Pelanggan secara Maksimal
- Fungsi Rumus AVERAGE dan Contoh Penggunaannya
- Salip Apple, Nvidia Jadi Perusahaan Terkaya Nomor 2 di AS
- Acer Pamer Produk dan Solusi AI untuk Bisnis lewat "Tech Forward"
- Cisco Pamer Solusi Keamanan Berbasis AI di Jakarta, Ada ChatBot Penjaga Jaringan
- XL Rilis Paket Internet Harian Bebas Puas, Harga mulai Rp 2.000
- Redmi 13 Tak Punya Kamera Ultra-Wide, Xiaomi: Orang Indonesia Lebih Suka Zoom