Google Blokir 2,2 Juta Aplikasi Berbahaya yang Ancam Pengguna Android
- Jutaan aplikasi berbahaya rupanya masih mengancam pengguna perangkat berbasis sistem operasi Android. Namun, Google mencoba menghalaunya.
Tahun 2023, Google mengeklaim telah menangkal 2,28 juta aplikasi berbahaya masuk ke Play Store. Walhasil, jutaan aplikasi itu tak muncul di toko aplikasi tersebut, sehingga tidak diunduh pengguna.
Hal itu disampaikan Google lewat sebuah postingan blog di laman Google Security. Menurut Google, jutaan aplikasi itu melanggar kebijakan yang bisa mengancam keamanan pengguna.
"Pada tahun 2023, kami mencegah 2,28 juta aplikasi yang melanggar kebijakan untuk dipasarkan di Google Play," kata tim keamanan Android dan Google Play dalam postingan, dikutip KompasTekno dari laman blog Google Security, Rabu (1/5/2024).
Baca juga: Google Play Store Kini Bisa Dipakai Download 2 Aplikasi Bersamaan
Jumlah itu lebih besar dibanding tahun sebelumnya. Sebab, pada tahun 2022, Google memblokir sekitar 1,5 juta aplikasi berbahaya.
Jutaan aplikasi berbahaya pada tahun 2023 itu ditangkal berkat fitur keamanan baru Google yang diklaim lebih baik.
Pembaruan kebijakan, machine learning tingkat lanjut serta proses peninjauan aplikasi oleh Google juga diklaim berkontribusi mencegah aplikasi berbahaya masuk ke Play Store pada tahun lalu.
Selain aplikasi, Google juga menindak tegas akun pengembang jahat karena melanggar kebijakan Play Store.
Laporan Google menunjukkan ada 333.000 akun pengembang yang dinilai berpotensi berbahaya karena mengunggah malware, aplikasi palsu atau berulang kali melanggar kebijakan toko aplikasi. Angka ini juga naik dari tahun 2022, di mana jumlahnya sebanyak 173.000 akun.
"Berkat investasi pada alat dan proses peninjauan, kami mengidentifikasi pelaku kejahatan dan jaringan penipuan dengan lebih efektif serta memblokir 333.000 akun jahat dari Play Store," ujar tim keamanan Google.
Tidak hanya itu, raksasa teknologi ini juga menolak nyaris 200.000 pengajuan aplikasi, guna memastikan penggunaan izin akses sensitif seperti lokasi atau SMS dipakai dengan tepat.
Baca juga: 5 Cara Cek Aplikasi Palsu atau Tidak di Google Play Store
Dalam posting yang sama, Google mengumumkan kemitraan baru dengan 31 penyedia software development kit (SDK), yaitu alat untuk membantu developer mengembangkan aplikasi.
Kemitraan ini dilakukan Google demi memastikan hanya ada sebagian kecil data sensitif yang dikumpulkan dan dibagikan dari perangkat.
Sejumlah upaya itu dilakukan Google untuk menegakkan prinsip yang disebut "SAFE" atau berarti "aman". Prinsip ini terdiri dari:
Terkini Lainnya
- Pekerja dengan Skill AI Diprediksi Makin Diburu Tahun 2025
- E-mail Promosi Menumpuk? Begini Cara Cepat Menghapusnya
- Edit Foto dengan Oppo AI Studio Bisa Dapat TWS Enco Buds2 Gratis
- 7 Tips Pilih Smartphone Gaming biar Tidak Lemot dan Gampang Panas
- Susah Tidur Malam akibat Asik Main HP? Begini Tips Mengatasinya
- Cara Melihat Penyimpanan Akun Google buat Cek Sisanya, Mudah dan Cepat
- Bagaimana Cara Kerja Ransomware dan Mengapa Berbahaya?
- Cara Mengubah Tema Chat WhatsApp, Bisa Ganti Warna Chat dan Wallpaper
- Laptop Ini Diklaim Tahan 32 Jam Pemakaian, Meluncur di CES 2025?
- HP Oppo A5 Pro Resmi dengan Baterai Silikon 6.000 mAh
- 7 Produk dan Layanan Google yang Ditutup pada 2024
- Nasib TikTok di AS Kemungkinan Diselamatkan Donald Trump
- Apple Buka 4 Lowongan Pekerjaan di Indonesia
- Pembuat Spyware Pegasus Asal Israel Divonis Bersalah
- 7 Aplikasi Paling Banyak Menguras Baterai HP
- Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji
- Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya
- Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh
- Link Live Streaming untuk Nonton Keynote CEO Microsoft Satya Nadella di Jakarta
- Trio Ponsel Fitur Nokia 215 4G, 225 4G, dan 234 4G Meluncur