cpu-data.info

Bagaimana Cara Kerja Ransomware dan Mengapa Berbahaya?

Ilustrasi serangan ransomware.
Lihat Foto

- Ransomware adalah salah satu ancaman paling menakutkan di dunia digital saat ini. Jenis malware ini dirancang untuk menginfeksi perangkat Anda, mengenkripsi data penting, dan menuntut tebusan agar akses ke data tersebut dapat dikembalikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, ransomware telah menjadi alat utama para penjahat siber, menargetkan individu, perusahaan, hingga lembaga pemerintah.

Tapi bagaimana sebenarnya ransomware bekerja? Dan mengapa ancamannya begitu berbahaya? Selengkapnya KompasTekno menguraikannya lebih detail. 

Baca juga: Veaam Rilis Program Cyber Secure di Indonesia, Bantu Perusahaan Pulih dari Ransomware

Pengertian Ransomware dan cara kerjanya 

Dilansir dari IBM, ransomware adalah jenis perangkat lunak berbahaya (malware) yang dirancang untuk mengganggu akses ke data atau sistem penting dengan cara mengenkripsi file atau mengunci perangkat pengguna. 

Serangan ini telah menjadi salah satu bentuk kejahatan siber yang paling merusak dan meluas dalam beberapa tahun terakhir. Setelah ransomware berhasil menginfeksi sistem, korban biasanya akan menerima catatan tebusan yang berisi jumlah uang yang harus dibayar. 

Sering kali dalam bentuk mata uang kripto seperti Bitcoin untuk mendapatkan kembali akses ke data atau perangkat mereka. Para penyerang memanfaatkan rasa panik dan urgensi korban, dengan menyasar individu, bisnis, hingga institusi besar seperti rumah sakit dan lembaga pemerintah. 

Mereka tahu bahwa banyak korban bersedia membayar demi menyelamatkan data yang berharga atau untuk melanjutkan operasional bisnis.

Namun, meskipun tebusan telah dibayar, tidak ada jaminan bahwa penyerang akan memberikan kunci dekripsi atau mengembalikan akses. Lebih buruk lagi, membayar tebusan dapat mendorong pelaku untuk melancarkan serangan lebih lanjut di masa depan.

Karena itu, serangan ransomware tidak hanya menimbulkan risiko kehilangan data, tetapi juga kerugian finansial yang signifikan dan potensi gangguan operasional yang luas. 

Ancaman ini menyoroti pentingnya langkah pencegahan, seperti menggunakan perangkat lunak keamanan yang mutakhir, rutin melakukan pembaruan sistem, serta mendidik pengguna untuk mengenali dan menghindari ancaman siber. 

Dengan pendekatan yang proaktif, risiko ransomware dapat diminimalkan, melindungi data dan sistem dari kejahatan siber yang semakin kompleks.

Cara kerja ransomware 

Tahap infeksi

Ransomware biasanya menyusup ke dalam sistem melalui metode yang menipu, seperti email phishing yang berisi lampiran berbahaya atau tautan palsu. Selain itu, ransomware juga dapat memanfaatkan celah keamanan dalam perangkat lunak atau jaringan untuk menginfeksi perangkat korban.

Eksekusi muatan

Setelah berhasil masuk, ransomware mulai menjalankan muatannya. Hal ini bisa berupa mengunci akses ke sistem atau mengenkripsi file penting sehingga tidak dapat diakses oleh pengguna tanpa kunci dekripsi.

Permintaan tebusan

Setelah proses enkripsi selesai, ransomware akan menampilkan pesan tebusan yang berisi instruksi pembayaran. Tebusan ini biasanya diminta dalam mata uang kripto, seperti Bitcoin, karena sifatnya yang anonim dan sulit dilacak.

Dampak dan risiko 

Meskipun tebusan dibayar, tidak ada jaminan bahwa akses ke data atau sistem akan dipulihkan. Bahkan, pembayaran tebusan dapat memotivasi pelaku untuk melancarkanserangan serupa di masa depan, sehingga meningkatkan risiko kriminalitas siber.

Baca juga: Dirjen Aptika Kominfo Mundur karena Kasus Serangan Ransomware PDN

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat