Penyalahgunaan AI: Media Sintetik Pembobol Rekening Rp 400 M

MODUS penyalahgunaan AI sebagai media sintetik berupa deepfake, kembali memakan korban.
Kali ini tak tanggung-tanggung, seorang perempuan pejabat keuangan di Hongkong tertipu, dan melakukan transfer 25,6 juta dollar AS atau setara dengan lebih dari Rp 401 miliar kepada pelaku kejahatan dari rekening perusahaan.
Luar biasanya, seperti dilansir South China Morning (1/4/2024), bahwa semua orang dalam modus vide conference penipuan itu tampak nyata, yang menyebabkan kerugian kantor perusahaan multinasional di Hong Kong itu.
Karyawati itu tertipu setelah melihat “jelmaan” versi digital Chief Financial Officer perusahaan, dan beberapa pihak lainnya.
Deepfaker berhasil menipu melalui multi individu dalam panggilan video call deepfake. Pelaku dengan canggih melakukan rekayasa sosial, dan menggunakan metode deepfake nyaris sempurna.
Memang, pekerja tersebut awalnya mulai ragu, karena permintaan transaksi dilakukan secara rahasia. Namun hadirnya orang lain yang terlihat dan terdengar nyata seperti rekan kerja yang dia kenal dalam video conference yang menyaru menjadi staf perusahaan sukses memupus keraguan itu, sehingga ia mengikuti semua instruksi penipu.
Tulisan ini adalah bagian dari riset Academic Leadership pada Center of Cyberlaw dan Digital Transformation Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. Mengingat pentingnya materi ini, maka saya bagikan juga kepada pembaca .
Kekhawatiran global
Dilansir CNN (4/2/2024), peristiwa ini telah memicu kekhawatiran makin tinggi berbagai pihak akan potensi bahaya dan kerusakan yang ditimbulkan oleh teknologi Akal Imitasi (AI) atau Artificial Intelligence.
Deepfake terus berkembang. Penipuan yang awalnya dilakukan seorang sosok, kini terus direkayasa menjadi multi individu. Penjahat dalam hal ini selalu bermain dengan kerentanan psikologis korbannya.
Teknologi deepfake berbasis pembelajaran mendalam AI untuk membuat konten palsu secara online, adalah hal meresahkan di era digital (Kina Viola 'Another Body' documentary exposes harm of deepfake tech, Cornell University, 25/1/2024).
“Deepfake" merupakan terminologi umum yang mencakup konten sintetik. Modelnya bisa berupa teks, gambar, audio, atau video.
Sintesis dikerjakan oleh AI atau algoritma pembelajaran mesin (CLTC Berkeley, “What? So What? Now What?”: A Video on Deepfakes featuring Prof. Hany Farid" 2021).
Sintesis bisa berupa audio ucapan orang lain, atau ketika seseorang mengatakan dan melakukan sesuatu dalam video yang tidak pernah mereka lakukan.
Modus baru itu tampak dari hadirnya "beberapa orang palsu" dalam vicon deepfake. Hal ini tentu berbeda jika lawan bicara hanya satu orang.
Melakukan deepfake vicon dengan banyak manusia palsu sekaligus menggunakan AI bisa sangat mengelabui, bahkan mengintimidasi korban.
Terkini Lainnya
- Google Rilis Gemini 2.5 Flash, Model AI yang Irit Daya dan Kencang
- iPhone 16 Resmi Dijual di Indonesia Besok, Gerai iBox Tutup Cepat Hari Ini
- Nvidia Akhirnya Boleh Jual Chip AI Lagi ke China Setelah Rayu Trump
- Samsung Galaxy A26 5G Resmi di Indonesia, Ini Harganya
- 6 Cara Hentikan Telepon Pinjol yang Mengganggu di iPhone dan Android
- Arti Kata “Stecu”, Bahasa Gaul yang Lagi Viral di TikTok
- Pengguna iOS 18.4 Kini Tidak Bisa Downgrade OS Lagi
- Cara Memasukkan Musik di Status WhatsApp di iPhone
- Setelah 15 Tahun, Instagram Akhirnya Siapkan Aplikasi Khusus iPad
- Mau Beli iPhone 16? Pertimbangkan 8 Hal Ini Dulu
- Cara Mengaktifkan MFA ASN Digital di asndigital.bkn.go.id untuk PNS dan PPPK
- Saham Apple Naik 15 Persen setelah Pengumuman Tarif Trump
- Trump Tunda Tarif Impor, Pasar Kripto "Menghijau"
- 5 HP Samsung Ini Tak Akan Lagi Dapat Update Software
- Gemini Live Hadir di 4 HP Android Ini, Bawa Visual Real-Time dan Screen Sharing
- CEO Apple Tim Cook Datang ke Indonesia Saat iPhone Terpuruk
- CEO Apple Tim Cook Bertemu Jokowi Hari Ini, Bahas soal Investasi
- CEO Apple Tim Cook Tiba di Indonesia, Langsung Santap Sate Ayam
- Bos Apple Tim Cook ke Indonesia Bertemu Presiden Jokowi Besok
- Instagram Punya Fitur "Rahasia" Sambut Album Baru Taylor Swift "The Tortured Poets Department"