5 Mitos tentang PC yang Sudah Basi

- Pengguna komputer mungkin pernah mendengar anggapan terkait pemakaian perangkat tersebut sehari-hari yang belum tentu betul sehingga bisa dikategorikan sudah basi atau sekadar mitos belaka.
Ada juga yang setengah-setengah alias ada benarnya dalam keadan tertentu, tapi salah dalam kebanyakan situasi sehingga tergantung konteks.
Baca juga: 6 Mitos Populer tentang Smartphone, Benar atau Salah?
Berikut ini sejumlah contohnya yang sering didengar, mulai dari kecepatan prosesor, anjuran agar defrag rutin, hingga overclocking, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari PC World, Senin (25/3/2024).
1. Semakin tinggi clock prosesor, semakin ngebut kecepatannya
Dulu, hingga era Pentium IV di mana prosesor komputer hanya memiliki satu inti CPU saja (single core) , frekuensi kerja alias clockspeed berbanding lurus dengan kecepatan. Semakin tinggi angkanya berarti kinerja komputer makin ngebut.
Namun anggapan yang satu ini sudah kadaluarsa semenjak prosesor-prosesor PC mulai menerapkan lebih dari satu core. Sebab, beban kerja prosesor kini dibagi-bagi antar core, tidak hanya mengantre di satu inti saja.
Prosesor dengan 4-8 core CPU sekarang sudah jamak. Beberapa bahkan bisa berisi hingga lebih dari 20 core. CPU dengan jumlah core lebih banyak bisa lebih kencang saat mengerjakan tugas intensif seperti rendering video, walaupun clockspeed-nya lebih rendah.
Selain jumlah core dan clockspeed, kecepatan prosesor ditentukan pula oleh beberapa hal lain, seperti arsitekturnya, jumlah cache (L1, L2, dan L3), dan ketersediaan fitur seperti Hyperthreading.
2. Media penyimpanan (hard disk) harus rutin di-defrag
Pengguna sistem operasi Windows jadul pasti masih ingat kebiasaan men-defrag, di mana OS menyusun file yang tersebar alias terfragmentasi di seantero hard disk saat penulisan pertama, agar lebih runut dan lebih cepat diakses.
Mitos ini pun bisa dibilang berangkat dari fakta, karena hard disk membaca dan menulis file di cakram magnetik dengan head yang bergerak terus menerus. Lokasi fisik yang teratur pun menjadi penting agar head tak perlu banyak bergerak sehingga menyingkat access time.
Di komputer modern, defrag secara manual menjadi kurang relevan karena sudah dilakukan secara otomatis oleh sistem operasi Windows.
Baca juga: Apakah Hard Disk Bakal Punah jika SSD Jadi Murah?
Apalagi untuk media penyimpanan solid state drive (SSD) yang sekarang banyak digunakan sebagai drive utama di komputer, defrag sama sekali tidak diperlukan dan justru bisa mengurangi umur SSD karena terus menerus melakukan kegiatan menulis data.
SSD modern menyimpan data di sel memori elektronik sehingga tak perlu komponen mekanik yang memperlambat akses seperti di hard disk. Kecepatan SSD pun jauh lebih tinggi dibandingkan hard disk.
3. Antivirus bikin komputer jadi lemot
Seperti halnya software lain yang berjalan secara terus menerus di memori, antivirus pun menyita sumberdaya PC. Pertanyaannya adalah seberapa besar resource yang digunakan?
Ternyata software antivirus hanya menggunakan sumber daya relatif kecil sehingga tidak lebih membebani sistem. Terlebih komputer modern biasanya memiliki prosesor yang powerful dan memori berkapasitas besar sehingga tak terhambat oleh antivirus.
Penurunan kinerja mungkin baru akan terasa jika antivirus melakukan scanning secara reguler. Namun, kendala itu pun biasanya sudah diatasi oleh antivirus masa kini yang meminimalisasi load system, serta hanya aktif ketika diperlukan saja.
Terkini Lainnya
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- Cisco Umumkan AI Defense, Solusi Keamanan AI untuk Perusahaan
- Menggenggam HP Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate, Smartphone Tipis Rasa Tablet
- Smartphone Vivo Y29 4G Meluncur, Bawa Baterai Jumbo 6.500 mAh
- 3 Cara Mengaktifkan Touchpad Laptop Windows dengan Mudah dan Praktis
- HP Lipat Oppo Find N5 Sangat Tipis, Ini Rahasia di Baliknya
- Fitur Foto Anti-gagal di Samsung Galaxy S25 Ultra Ini Wajib Dipakai Saat Nonton Konser
- Gimbal Smartphone DJI Osmo Mobile 7 Pro Dirilis, Sudah Bisa Dibeli di Indonesia
- 10 Aplikasi untuk Menunjang Ibadah Puasa Ramadhan 2025 di iPhone dan Android
- Merekam Foto dan Video Konser Makin "Seamless" dengan Cincin Pintar Galaxy Ring
- Angin Segar Investasi Apple, Harapan iPhone 16 Masuk Indonesia Kian Terbuka
- Melihat Tampilan iPhone 16e, Serupa tapi Tak Sama dengan iPhone 14
- HP Lipat Oppo Find N5 Segera Rilis di Indonesia, Kapan?
- Lagu "Bayar Bayar Bayar" Band Sukatani Menghilang dari Spotify dkk
- Durasi Video di Status WA Akan Naik Dua Kali Lipat
- Kartu Nama dengan Tanda Tangan Steve Jobs Terjual Rp 2,8 Miliar
- Karyawan Ekspedisi Curi Ratusan Produk Apple Senilai Rp 20 Miliar
- Harga Selisih Rp 700.000, Ini Beda Spesifikasi Infinix Note 40 Pro dan Note 40
- 6 Setting Wajib Kamera Samsung Galaxy S24 Ultra agar Tidak "Blur"