Melihat Gudang Pintar Huawei yang Dilengkapi 5G, Ada Robot Mondar-mandir
JAKARTA, - Menempati lahan seluas 15.500 meter persegi, fasilitas gudang Huawei di Cikarang, Bekasi dari luar nampak biasa-biasa saja.
Namun gudang yang menampung berbagai komponen dan suku cadang menara BTS operator seluler (site), seperti baterai, antena microwave, dan microwave system itu telah dilengkapi dengan jaringan 5G.
Jaringan 5G yang dipasang di gudang Huawei digunakan untuk mendukung sebagian besar operasionalnya, mulai dari penerimaan, penyimpanan, pemilihan barang, hingga distribusi.
Dalam tur ke Smart Warehouse yang diikuti oleh KompasTekno awal Maret 2024 lalu, diterangkan bahwa gudang ini telah melalui tiga tahap penggunaan teknologi.
Baca juga: Huawei-Telkomsel Resmikan Gudang Canggih dengan Teknologi 5G
Pertama adalah tahap Intelligence Supply yang diinisiasi pada 2016. Dengan sistem ini, semua data terkait barang masuk dan keluar bisa diakses dari mana saja.
Kemudian fase kedua pada 2020, mulai diterapkan Digital Warehouse, di mana semua proses di gudang bisa dimonitor, bukan hanya datanya saja seperti pada fase awal tadi, namun juga seluruh prosesnya.
Barulah pada 2024 ini, Huawei mengadopsi sistem Smart Logistics, di mana bukan hanya fokus pada prosesnya saja, melainkan juga pada siapa yang melakukan prosesnya.
Pada fase ini telah diterapkan dukungan otomatisasi, termasuk robot pengantar barang AGV (Automated Guided Vehicle).
Di sinilah dibutuhkan jaringan 5G private network yang handal, minim latensi, untuk menggerakkan seluruh proses otomatisasi, serta mendukung sistem Multi-access Edge Computing (MEC), Internet-of-Things (IoT), dan Big Data Analytics.
Koneksi 5G yang digunakan Huawei di gudangnya sendiri didukung oleh operator seluler Telkomsel yang menggunakan frekuensi 2,3 GHz untuk layanan 5G-nya.
5G di gudang untuk apa?
Seperti dijelaskan sebelumnya, Smart Warehouse Huawei di Cikarang ini adalah tempat persinggahan untuk komponen-komponen pendukung menara BTS operator seluler (site).
Gudang ini terdiri atas tiga bagian, yaitu penerimaan, penyimpanan/penyortiran, dan pengiriman.
Setiap barang yang masuk, disimpan di dalam deretan rak-rak tinggi. Setiap harinya, gudang bisa melayani rata-rata permintaan komponen BTS dari 250 site setiap harinya dari seluruh Indonesia. Setiap site membutuhkan hingga ratusan jenis barang.
Dengan demikian, akan ada ribuan barang yang harus dikumpulkan dalam satu hari, untuk dikemas dan dikirim ke masing-masing site.
Jika hal ini dilakukan secara manual, menggunakan tenaga manusia, tentunya akan membutuhkan banyak waktu, dan ada risiko human error, seperti salah ambil barang atau salah tujuan pengiriman.
Terkini Lainnya
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple agar iPhone 16 Bisa Dijual di Indonesia
- Samsung Galaxy Z Flip 7 FE Meluncur Tahun Depan?
- Oppo Find X8 Pro Punya Tombol "Quick Button", Apa Fungsinya?
- Algoritma Instagram Kini Bisa Direset, Rekomendasi Konten Bisa Kembali ke Awal
- Indonesia Juara Umum Kompetisi E-sports Dunia IESF 2024
- Cara Membuat YouTube Music "2024 Recap" yang Mirip Spotify Wrapped
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Pemerintah AS Desak Google Jual Browser Chrome
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- Cara Pakai Rumus CEILING dan FLOOR di Microsoft Excel
- Cisco Umumkan Perangkat WiFi 7 Access Point Pertama, Kecepatan Tembus 24 Gbps
- Penyebab Nomor Telepon Tidak Bisa Dicek di GetContact
- Ini Sebab Bali Jadi Tempat Peluncuran Global Oppo Find X8
- Telkomsel Dukung Industri Game Nasional lewat Keikutsertaan di MPL ID S14
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple agar iPhone 16 Bisa Dijual di Indonesia
- Bocoran Spesifikasi HP Lipat Xiaomi Mix Fold 4, Bisa Telpon Satelit Dua Arah?
- 8 Cara Mengatasi WhatsApp Web Tidak Bisa Dibuka dengan Mudah dan Praktis
- Pemblokiran TikTok di AS Makin Mendekati Kenyataan
- Ramai Tampilan WhatsApp Android Berubah, Ini Bedanya dengan Versi Lama
- Cara Huawei Bertumbuh di Pasar Tablet yang Lesu