Harga Bitcoin "To the Moon" Tembus Rp 903 Juta, Ini Penyebabnya
- Harga aset kripto Bitcoin (cryptocurrency BTC) "to the moon" atau tengah naik drastis belakangan ini. Ada dua faktor utama yang membuat harga Bitcoin meroket, yakni karena sentimen positif terhadap ETF Bitcoin spot dan menjelang halving day.
Berdasarkan data di situs CoinDesk per Rabu (28/2/2024) siang, Bitcoin diperdagangkan di level sekitar 57.271 dollar AS (sekitar Rp 897,8 juta) per kepingnya. Bitcoin sempat menyentuh level 57.582 dollar AS (sekitar Rp 903 juta) per kepingnya dalam 24 jam terakhir.
Ini merupakan rekor harga tertinggi Bitcoin dalam hampir 2,5 tahun. Pasalnya, Bitcoin terakhir kali diperdagangkan di atas 57.000 dollar adalah lebih dari dua tahun yang lalu, sekitar 29 November 2021.
Sejak saat itu, Bitcoin mengalami bearish atau melemah. Pada November 2022, harga Bitcoin sempat anjlok ke angka 16.000 dollar AS atau setara Rp 251,3 juta per keping. Harga tersebut menandai harga terendah Bitcoin dalam 2,5 tahun belakangan.
Namun, sejak setahun belakangan (Januari 2023 hingga Januari 2024), harga Bitcoin mulai merangkak naik lagi. Puncaknya, harga Bitcoin sempat tembus di atas 57.000 dollar pada 27 Februari 2024.
Secara umum, aset kripto ini tercatat naik sekitar 26 persen dari awal tahun hingga saat ini 28 Februari 2024 (year-to-date) dan naik 126 persen selama setahun terakhir.
CoinDesk Harga Bitcoin to the moon. Bitcoin diperdagangkan di level sekitar 57.271 dollar AS (sekitar Rp 897,8 juta) per kepingnya pada Rabu (28/2/2024) siang. Secara umum, aset kripto ini tercatat naik sekitar 26 persen dari awal tahun hingga saat ini 28 Februari 2024 (year-to-date) dan naik 126 persen selama setahun terakhir.Disahkannya ETF Bitcoin spot
Setidaknya ada dua faktor utama yang mendorong harga Bitcoin naik drastis dalam beberapa waktu terakhir. Pertama, adanya sentimen positif terhadap ETF Bitcoin spot.
Pemerintah Amerika Serikat melalui Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) menyetujui Exchange-Traded Funds (ETF) berbasis bitcoin pada Rabu (10/1/2024) waktu setempat. Ini pertama kalinya regulator AS memberikan restu pada ETF Bitcoin.
ETF Bitcoin spot merupakan kumpulan aset yang berfungsi seperti reksa dana. ETF biasa umumnya berisi portofolio saham, obligasi, atau komoditas. Sementara ETF kripto yang disetujui AS ini berisi aset kripto, mulai dari Bitcoin, Ethereum, hingga altcoin lainnya.
ETF Bitcoin ini terdaftar dan diperdagangkan di bursa Nasdaq, NYSE, dan CBOE. Dengan begitu, investor dapat dengan mudah membeli dan menjualnya, termasuk melacak pergerakan harga.
Ada 11 instrumen ETF Bitcoin spot yang disetujui SEC dan resmi diperdagangkan sejak Januari lalu, yaitu:
- Bitwise (BITB)
- ARK Invest/21Shares (ARKB)
- Invesco Galaxy Bitcoin ETF (BTCO)
- iShares Bitcoin Trust (IBIT)
- VanEck Bitcoin Trust (HODL)
- Franklin Bitcoin ETF (EZBC)
- Fidelity Wise Origin Bitcoin Trust (FBTC)
- WisdomTree Bitcoin Trust (BTCW)
- Valkyrie Bitcoin Fund (BRRR)
- Hashdex Bitcoin Futures ETF (DEFI)
- Grayscale Bitcoin Trust (GBTC)
Menurut data Farside Investors, sembilan ETF Bitcoin spot baru telah mengumpulkan total 300.000 BTC. Ini berarti sembilan ETF spot sekarang memiliki 1,5 persen dari pasokan maksimum Bitcoin yang sebesar 21 juta keping BTC.
Adapun pemasukan senilai 17 miliar dollar AS (kira-kira Rp 266,5 triliun) sejak debut publiknya pada 11 Januari.
Arus masuk bersih ETF Bitcoin spot yang baru berusia 1 bulan lebih ini dilaporkan telah melampaui 6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 94 triliun.
Baca juga: ChatGPT Prediksi Harga Bitcoin hingga 2050, Ini Hasilnya
Menuju halving day April 2024
Terkini Lainnya
- Membidik Objek Wisata di Kota Canggih Chongqing China dengan Tecno Camon 30 Premier 5G
- 4 Cara Menonaktifkan Download Otomatis di WhatsApp buat Hemat Memori, Mudah
- Ramai Meme Chill Guy di Media Sosial, Begini Arti dan Asal-usulnya
- Arti Istilah “We Listen We Don’t Judge” yang Ramai di Media Sosial
- Sekian Ketebalan iPhone 17 Air, Tertipis Sepanjang Sejarah iPhone?
- Pabrikan Chip AI yang Pendirinya Orang Indonesia Kini Lebih Kaya daripada Intel
- Mantan Karyawan Tipu Apple Rp 2,4 Miliar, Pakai Modus Sumbangan Palsu
- Nvidia Investasi di Vietnam, Bangun Pusat Pengembangan AI
- Kata POV Sering Keliru di Medsos, Begini Arti yang Benar
- OpenAI Akhirnya Rilis Sora, AI Pembuat Video dari Teks
- Sejarah YouTube, Berawal dari Situs Kencan Online hingga Dibeli Google
- Pengiriman Laptop Global Naik berkat AI dan Gaming
- 10 Hal Pertama di Internet Sepanjang Sejarah, Mulai dari E-mail hingga Video YouTube
- Muncul Menu Baru “Meta AI” di WhatsApp, Apa Fungsinya?
- AWS Beberkan Strategi Pengembangan Talenta Digital di Asia Tenggara
- Smartphone Tecno Spark 20 Pro dan Spark 20 Pro Plus Resmi di Indonesia, Harga mulai Rp 2 Jutaan
- Qualcomm Umumkan Platform 5G Fixed Wireless Access Ultra Gen 3, Lebih Hemat dan Ramah Lingkungan
- Infinix Pamer Desain Punggung HP dengan Bintik Warna yang Bisa Diubah
- Telkomsel-ZTE Uji Coba Teknologi 5G-A dan Layanan Jaringan Berbasis AI
- RFID Jadi Solusi Penyaluran Pupuk Bersubsidi yang Tepat Sasaran