Tanggung Jawab Hukum dan Kiat Menghindari Halusinasi AI

JAGAT teknologi digital memang istimewa. Selain melahirkan beragam invensi dan kekayaan intelektual, mengubah prinsip-prinsip hukum, juga kaya akan istilah baru.
Terminologi itu secara bebas merdeka diserap dari berbagai disiplin ilmu lain, contoh yang tengan trending topic adalah istilah halusinasi AI (AI hallucination).
Gara-gara memiliki konotasi baru yang dikaitkan dengan AI, kata 'halusinasi' sukses dinobatkan sebagai kata terbaik tahun ini “The Cambridge Dictionary World of The Year 2023”.
Halusinasi secara konservatif adalah keadaan saat seseorang mendengar, melihat, mencium, atau merasakan sesuatu yang tampak nyata, tetapi hanya ada dalam pikiran (National Health Service UK, 2022).
Halusinasi tentu bisa terjadi pada manusia, makhluk yang tidak hanya memiliki logika, tapi juga menggunakan panca indera. Namun istilah ini menjadi istimewa, saat dikaitkan dengan "prilaku" AI, sistem teknologi yang tak memiliki emosi dan nir-hati nurani.
Fenomena
Istilah “AI hallucination” dalam praktik terjadi saat luaran AI sangat berbeda dari data yang dilatihkan.
Baca juga: Halusinasi AI dan Pentingnya Regulasi
Informasi yang bisa salah dan menyesatkan itu tersusun dengan bahasa yang runtut, frasa dan kalimat “logis sistematis” dan nyaris sempurna layaknya data berbasis fakta.
Pengguna tentu bisa terkecoh. Apalagi setelah pertanyaan diulangi beberapa kali, platform AI generatif itu, misalnya, tetap pada jawaban sama, kadang pakai "ngotot" pula.
Jan Ulrych dalam tulisannya “Data Lineage Sheds Light on Generative AI’s Hallucination Problem” (18/8/2023), menyatakan bahwa kejadian halusinasi AI generatif, bergantung pada data yang dilatihkan. Karena data ini yang digunakan untuk membangun idenya.
Menurut dia, dibutuhkan data berkualitas tinggi untuk menghasilkan informasi berkualitas tinggi.
Ia mengingatkan, halusinasi terjadi karena pada dasarnya sifat algoritma adalah menghasilkan luaran berdasarkan probabilitas dan statistik, bukan pemahaman sebenarnya tentang konten.
Jika kita cermati fenomena ini juga kemungkinan terkait dengan model dan struktur pertanyaan yang diajukan pengguna. Reaksi AI, seringkali berbeda ketika konten yang sama diajukan dengan model dan struktur frasa yang berbeda.
Rob Waugh, seorang penulis teknologi digital, dalam tulisannya berjudul “Breakthrough offers a new way to stop AI 'hallucinating' and making up facts 14/11/2023”, menyatakan, bahwa sebuah terobosan teknologi, dapat membantu mengatasi masalah halusinasi AI.
Rob menyebut teknik baru, yang disebut Prediction-powered inference (PPI) untuk mengoreksi luaran model. PPI bisa memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi.
Sementara itu, Michael Jordan, profesor teknik elektro dan ilmu komputer dan statistik terkemuka di Universitas California Berkeley, mengatakan bahwa model-model ini dapat menjawab banyak pertanyaan.
Terkini Lainnya
- Xiaomi Suntik DeepSeek AI ke HyperOS, Ini HP yang Kebagian
- Nugroho Sulistyo Budi Resmi Dilantik Jadi Kepala BSSN
- Bocoran Desain iPhone 17 Pro, Jadi Mirip Ponsel Poco?
- HP Xiaomi Ini Dapat Update 6 Tahun, Dijual di Indonesia
- Foto: 100 Meter dari Panggung Seventeen Bangkok Tetap "Gokil" Pakai Samsung S25 Ultra
- Cara Buat Twibbon Ramadan 2025 di Canva lewat HP dan Desktop
- Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
- Cara Bikin Kata-kata Kartu Ucapan Lebaran untuk Hampers Lebaran via ChatGPT
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- HP Realme P3 Pro dan P3x 5G Meluncur, Bawa Baterai Besar dan Chipset Baru
- Cara Cari Ide Menu Sahur dan Buka Puasa Otomatis via AI serta Contoh Prompt
- xAI Luncurkan Grok 3, Chatbot AI Pesaing ChatGPT dan DeepSeek
- 5 Faktor Penyebab Kebocoran Data Menurut Pengamat
- Honor X7b Meluncur, HP Rp 3 Jutaan dengan Kamera 108 MP
- Rockstar Games Ungkap Jadwal Rilis Trailer Perdana Game "GTA 6"
- Tecno Spark 20 Meluncur dengan "Dynamic Island" Mirip iPhone 14 Pro
- Cara Simpan Foto Slide TikTok yang Bisa Digeser, Tanpa Aplikasi Ketiga