Instagram dan Facebook Bakal Ada Versi Berbayar?
- Meta, induk perusahaan Facebook, Instagram, dan WhatsApp, kabarnya sedang mempertimbangkan aplikasi Facebook (FB) dan Instagram (IG) berbayar. Facebook dan Instagram berbayar ini nantinya tidak akan menampilkan iklan, sebagaimana saat ini.
Rencana ini diungkap oleh salah satu orang dalam Meta yang dikutip New York Times. Menurut sumber tersebut, FB dan IG versi gratis juga masih akan tersedia di Uni Eropa meskipun versi berbayar dirilis.
Jadi, FB dan IG versi berbayar akan menjadi alternatif bagi pengguna yang mungkin ingin menjaga keamanan data pribadinya lebih ketat lagi.
Namun sejauh ini belum diketahui berapa harga yang akan dibanderol Meta untuk FB dan IG versi berbayar. Juru bicara perusahaan juga menolak memberikan tanggapannya.
Rencana aplikasi Facebook dan Instagram berbayar ini, konon diupayakan sebagai siasat Meta untuk berkompromi dengan Uni Eropa. Pasalnya, regulator Uni Eropa kerap mempermasalahkan privasi aneka aplikasi di bawah naungan Meta, yakni Facebook, Instagram, WhatsApp hingga Messenger.
Baca juga: Facebook Didenda Rp 6,4 Triliun akibat Ketentuan dan Layanan yang Tidak Jelas
Isu privasi yang dipersoalkan ini berkaitan dengan iklan. Seperti platform gratisan lain, Meta juga memanfaatkan data pribadi pengguna untuk menyodorkan iklan sesuai minat atau preferensi pengguna. Nah, pengumpulan data pribadi inilah yang kerap dipermasalahkan regulator Uni Eropa kepada Meta.
Regulator menilai, Meta mengumpulkan data pribadi tanpa persetujuan pengguna.
Bulan Juni lalu, regulator Uni Eropa juga melarang Meta menggabungkan data terkait pengguna yang dikumpulkan perusahaan dari aplikasi Facebook, Instagram, dan WhatsApp, serta dari situs web dan aplikasi yang bekerja sama dengan platform Meta, kecuali atas izin pengguna.
Selama ini, fokus bisnis Meta memang berpusat pada penawaran media sosial gratis ke pengguna dan menjual iklan ke perusahaan yang ingin menjangkau audiens di jejaring sosialnya.
Dengan menghadirkan media sosial versi berbayar, Meta setidaknya bisa menyediakan opsi produk yang didesain mematuhi aturan privasi data dan kebijakan lainnya di Eropa, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Senin (4/9/2023).
Selain FB dan IG, Meta juga bertanggungjawab atas beberapa aplikasi lain, termasuk WhatsApp dan Messenger. Terbaru, raksasa teknologi ini juga meluncurkan aplikasi Threads untuk menyaingi Twitter. Namun aplikasi ini belum dirilis di Uni Eropa.
Baca juga: Threads Tak Bisa Di-download di Eropa, Kenapa?
Threads tak bisa diunduh di Eropa
Meta sebetulnya belum memberikan konfirmasi alasan yang jelas terkait absennya Threads di Eropa. Namun, salah seorang sumber anonim yang dekat dengan Meta, mengungkap bahwa absennya Threads di Eropa bukan disebabkan oleh pemblokiran aplikasi ini sebelum diluncurkan, melainkan sikap preventif dari Meta.
Dia mengatakan, Meta lebih berhati-hati terhadap pemerintah Uni Eropa kali ini. Sebab, perusahaan di bawah naungan Mark Zuckerberg itu belum yakin, apakah Threads sudah sesuai dengan Undang-undang Pasar Digital yang berlaku di Benua Biru atau tidak, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Euro News.
Undang-undang ini belum lama ditetapkan untuk mengatur seberapa besar platform online memanfaatkan kekuatan pasar mereka. Nah, aturan ini, konon sedang didiskusikan dengan beberapa perusahaan besar, termasuk Meta.
Di sisi lain, Threads mendapat sorotan soal data pengguna yang dikumpulkan. Sebab, berdasarkan laman unduh Threads di toko aplikasi App Store, Threads cukup banyak menghimpun data pengguna.
Baca juga: Threads Vs Twitter, Siapa yang Lebih Banyak Intip Data Pengguna?
Data tersebut amat mirip dengan yang dikumpulkan aplikasi Instagram, sebab Threads mengimpor data dari aplikasi tersebut.
Adapun data yang dihimpun, misalnya informasi kontak, lokasi, informasi finansial, riwayat pencarian internet (browsing), penggunaan data plikasi, riwayat pencarian, informasi sensitif, dan masih banyak lagi. Informasi periklanan juga disimpan dan dikumpulkan melalui Instagram.
Jumlah data tersebut bahkan lebih banyak dibanding aplikasi pesaingnya, Twitter. Permintaan izin akses data pengguna semacam inilah yang dilarang oleh pemerintah Uni Eropa.
Terkini Lainnya
- Oppo Gandeng Merek Fesyen Paris Maison Kitsune, Bikin Casing Find X8 Series
- YouTube Music "2024 Recap" Dirilis, Rangkum Lagu yang Sering Diputar Mirip Spotify "Wrapped"
- Apple Sodorkan Rp 1,5 Triliun demi TKDN iPhone 16, Pemerintah RI?
- Bukti Kuat Motorola Bakal "Comeback" ke Pasar Ponsel Indonesia
- Beda Smart TV, Android TV, dan Google TV, Kenali sebelum Beli
- Oppo Find X8 Rilis Global Hari Ini di Bali, Begini Cara Nonton Peluncurannya
- Pemerintah AS Desak Google Jual Browser Chrome
- Taktik Apple Buka Blokir iPhone 16, Tawar Rp 157 Miliar lalu Rp 1,5 Triliun
- Xiaomi Redmi A4 5G Meluncur, HP Kamera 50 MP Harga Rp 1 Jutaan
- Daftar Aplikasi Android Terbaik 2024, ShopeePay Nomor 1 di Indonesia
- iPhone 16 Masih Dilarang, Apple Janji Tambah Investasi 10 Kali Lipat
- Robot Manusia Ikut Lari "Half Marathon", Finish dengan Sekali Isi Baterai
- Fungsi Rumus POWER di Microsoft Excel dan Cara Menggunakannya
- Game "Microsoft Flight Simulator 2024" Resmi Rilis, Ini Harganya di Indonesia
- Oppo Hadirkan AI Gemini dan "Circle-to-Search" di ColorOS 15
- Taktik Apple Buka Blokir iPhone 16, Tawar Rp 157 Miliar lalu Rp 1,5 Triliun
- Apple Sodorkan Rp 1,5 Triliun demi TKDN iPhone 16, Pemerintah RI?
- Bocoran Spesifikasi Galaxy A05, HP Murah Berikutnya dari Samsung
- Telkomsel Tambah BTS 4G dan Perluas 5G demi KTT ASEAN di Jakarta
- Jadwal MPL ID Season 12 Minggu Ke-6 Regular Season, RRQ vs Onic Esports
- Gigabyte Rilis SSD Aorus PCIe Gen5 Versi Lebih Kencang
- Selamat Ulang Tahun Ke-25 Google, Mesin Pencarian yang Kini Makin Pintar