cpu-data.info

Threads Tak Bisa Di-download di Eropa, Kenapa?

Ilustrasi Threads dan Twitter
Lihat Foto

- Perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, Meta sudah resmi meluncurkan aplikasi terbarunya bernama Threads secara global pada Kamis (6/7/2023) lalu.

Akan tetapi, aplikasi mirip Twitter ini belum hadir di Uni Eropa, setidaknya untuk saat ini. Itu artinya, pengguna internet di Eropa belum bisa mengunduh Threads secara resmi.

Meta memang belum memberikan konfirmasi alasan yang jelas terkait keputusan ini. Namun, salah seorang sumber anonim yang dekat dengan Meta, mengungkap bahwa absennya Threads di Eropa bukan disebabkan oleh pemblokiran aplikasi ini sebelum diluncurkan, melainkan sikap preventif dari Meta.

Baca juga: Ramai soal Hapus Akun Threads Bisa Hilangkan Akun IG, Benarkah Demikian?

Dia mengatakan, Meta lebih berhati-hati terhadap pemerintah Uni Eropa kali ini. Sebab, perusahaan di bawah naungan Mark Zuckerberg itu belum yakin, apakah Threads sudah sesuai dengan Undang-undang Pasar Digital yang berlaku di Benua Biru atau tidak, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Euro News, Selasa (11/7/2023).

Undang-undang ini baru ditetapkan untuk mengatur seberapa besar platform online memanfaatkan kekuatan pasar mereka. Nah, aturan ini, konon sedang didiskusikan dengan beberapa perusahaan besar, termasuk Meta.

Banyak himpun data

Di sisi lain, Threads mendapat sorotan soal data pengguna yang dikumpulkan.
Sebab, berdasarkan laman unduh Threads di toko aplikasi App Store, Threads cukup banyak menghimpun data pengguna.
Data tersebut amat mirip dengan yang dikumpulkan aplikasi Instagram, sebab Threads mengimpor data dari aplikasi tersebut.

Adapun data yang dihimpun, misalnya informasi kontak, lokasi, informasi finansial, riwayat pencarian internet (browsing), penggunaan data plikasi, riwayat pencarian, informasi sensitif, dan masih banyak lagi. Informasi pengiklanan juga disimpan dan dikumpulkan melalui Instagram.

Jumlah data tersebut bahkan lebih banyak dibanding aplikasi pesaingnya, Twitter.

(Ki-ka) Tangkapan layar perbandingan data yang dihimpun Instagram, Twitter, dan Threads.App Store (Ki-ka) Tangkapan layar perbandingan data yang dihimpun Instagram, Twitter, dan Threads.

Permintaan izin akses data pengguna semacam inilah yang dilarang oleh pemerintah UE. Sebelumnya, Meta sudah lebih dulu dilarang meluncurkan layanan periklanan di WhatsApp di Eropa. Sebab layanan tersebut menggunakan data dari Facebook atau Instagram.

Baca juga: Bingung Istilah Baru di Threads Instagram? Meta Punya Kamusnya

Nah, belum diketahui, apakah nantinya Threads akan menyesuaikan "diri" agar bisa meluncur di Eropa atau tidak.

Seperti yang diketahui, Meta sempat didenda oleh Uni Eropa sekitar 377 juta euro (sekitar Rp 6,4 triliunan) pada Januari 2023 lalu.

Perusahaan diduga tidak memiliki dasar hukum yang valid sesuai General Data Protection Regulation (GPDR) atau Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi Eropa untuk menjalankan layanan iklan sana.

Kritikan pedas dari pendiri Twitter

Ilustrasi Threads, aplikasi mirip Twitter, yang dibuat oleh Mark Zuckerberg, pendiri Meta (induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram)./ Galuh Putri Riyanto Ilustrasi Threads, aplikasi mirip Twitter, yang dibuat oleh Mark Zuckerberg, pendiri Meta (induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram).

Soal data yang dikumpulkan, salah satu kritikan datang dari pendiri Twitter, Jack Dorsey. Kritikan itu dilontarkan Dorsey ketika melihat Threads meminta izin akses ke 14 jenis data pengguna, sebagaimana yang ditampilkan di App Store.

Beberapa poin akses itu termasuk akses ke data kesehatan dan kebugaran, riwayat pencarian, informasi sensitif hingga data keuangan. Adapun Threads versi Android, meminta izin akses ke data terkait orientasi seksual, politik atau agama, alamat hingga nomor telepon.

Karena praktik itu, Dorsey berkata "Semua (data) Threads Anda adalah milik kami," melalui akun Twitter pribadinya berhandle @jack, disertai gambar tangkapan layar aneka izin akses yang diminta Threads.

Kritikan Dorsey selengkapnya bisa disimak di artikel "Kritik Pedas dari Pendiri Twitter untuk Threads".

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat