"Human in the Loop": Simbiosis Manusia dan AI yang Berkualitas
DALAM era digital ini, kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) telah berkembang pesat menjadi penunjang efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan kita.
Meski demikian, peran manusia tetap tidak tergantikan. Terutama untuk meningkatkan kualitas dalam rangka mewujudkan Responsible AI.
Baca juga: Responsible AI: Kecerdasan yang Bertanggung Jawab
Ketika membangun model AI, berbagai aspek dapat menjadi prioritas, mulai dari biaya, kecepatan hingga kecerdasan.
Namun, kualitas adalah satu-satunya hal yang tidak boleh dikorbankan. Itulah sebabnya presisi dan akurasi menjadi tujuan utama dalam pelatihan algoritma AI.
Dalam situasi di mana keselamatan adalah hal utama, campur tangan menjadi keharusan. Hal ini yang mendasari konsep yang disebut dengan "human-in-the-loop (HITL)"
Mesin AI mampu membantu pekerjaan manusia, sementara manusia memberikan kualitas. Dengan menggabungkan keduanya, hasil keseluruhan bisa diperkuat dan ditingkatkan.
Pada saat yang sama, pengetahuan domain yang mendalam juga sangat penting saat membangun algoritma AI.
Untuk merancang model yang memberikan keuntungan kompetitif, penting untuk memasukkan pengetahuan khusus dan unik yang hanya dimiliki oleh ahli domain manusia.
Hal ini terlihat dalam keputusan Nasdaq tahun 2019, yang pertama kalinya dalam sejarah, membangun sistem berbasis AI untuk memantau pasar saham Amerika Serikat.
Sistem ini menjadi sangat penting karena tim surveilans pasar Nasdaq harus meninjau lebih dari 750.000 peringatan setiap tahun.
Dari hasil pemantauan tersebut, Nasdaq masih harus mengidentifikasi pergerakan harga yang tidak biasa, kesalahan perdagangan, dan potensi manipulasi.
Nasdaq membutuhkan peran manusia untuk menjamin kualitas hasil analisis AI karena sangat kritikalnya sistem ini.
Contoh lain dari pengguaan HITL adalah UIPath. Perusahaan pionir dalam hal otomasi pekerjaan (office automation) ini masih melibatkan peran manusia dalam proses otomasinya.
Operator harus melakukan satu contoh langkah dalam melakukan tugas yang biasanya repetitif. Contoh dari operator ini kemudian menjadi masukan AI UIPath untuk dipelajari, diotomasikan, dan dilakukan berulang sesuai dengan kehendak operator.
Kemudian ada Midjourney dan DALL-E yang saat ini sedang naik daun. AI pembuat gambar dari masukan teks manusia ini masih harus melibatkan peran manusia.
Terkini Lainnya
- Meluncur Besok, Intip Bocoran Harga dan Spesifikasi Oppo Reno 13 di Indonesia
- Viral Video Pria Transaksi Pakai Apple Watch, Apple Pay Sudah Bisa di Indonesia?
- Earbuds Nothing Ear (open) Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,5 Juta
- Link Download Red Note, Aplikasi Pengganti TikTok yang Lagi Ramai
- Minggu, TikTok Dikabarkan Tutup Aplikasi di AS
- Induk Facebook PHK 3.600 Karyawan yang Kurang Kompeten
- Bos Instagram Bocorkan Jenis Konten yang Bakal Sering Dimunculkan di IG Tahun Ini
- Pilih Cloud Storage atau Hard Drive, Mana yang Ideal?
- Apa Itu Red Note? Aplikasi Pengganti TikTok yang Lagi Ramai di AS
- Honkai Star Rail 3.0 Meluncur, Ada 7 Update Karakter, Area, dan Mekanisme Game
- 4 Tips Hapus Jejak Digital di Internet dengan Aman
- Pemerintah Berencana Batasi Usia Bermedsos bagi Anak
- DJI Flip Meluncur, "Drone" Mungil Mirip Sepeda Lipat yang Mudah Diterbangkan
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Kemenperin Puji Samsung Patuhi TKDN, Sindir Apple?
- Logo Burung Biru Twitter Bakal Berubah Jadi "X"
- Samsung Pamer Lipatan Galaxy Z Flip 5 Tanpa Celah
- Telegram Punya Fitur Stories, Tapi untuk Pengguna Berbayar
- Game Sonic Prime Dash Resmi Dirilis, Pelanggan Netflix Bisa Main Gratis
- Free Fire Advance Server Dibuka, Begini Cara Daftarnya