Hati-hati Penipuan Menggunakan AI, Bisa Tiru Suara Orang Terdekat
![Ilustrasi kecerdasan buatan (AI). [Via DW Indonesia]](https://asset.kompas.com/crops/BNWbKhY_aEBSChfcnZjpYHApsrc=/148x0:698x367/1200x800/data/photo/2021/10/13/6166c99f80e26.jpg)
- Kecerdasan buatan (AI) ibarat pisau bermata dua. AI memiliki banyak manfaat di dunia teknologi, namun, disalahgunakan juga untuk tindakan kejahatan.
Di Amerika Serikat (AS), laporan terbaru menunjukkan bahwa AI digunakan para scammer untuk mengelabui korban. Scammer ini melakukan penipuan dengan cara meniru suara orang terdekat dari korban menggunakan AI.
Tindakan penipuan banyak dilakukan melalui panggilan telepon dan menargetkan orang tua atau lanjut usia. Orang dari kalangan ini memang rentan menjadi korban, terutama jadi target kejahatan keuangan.
Dalam laporan baru dari The Washington Post, modus ini menjadi jenis penipuan paling populer kedua di AS dengan lebih dari 36.000 kasus sepanjang 2022.
Baca juga: Elon Musk Sebut AI Bisa Bahayakan Peradaban Manusia
Dari 36.000 kasus tersebut, lebih dari 5.000 korban mengaku bahwa penipuan tersebut dilakukan melalui panggilan telepon. Adapun total kerugian mencapai 11 juta dollar AS atau sekitar Rp 169 miliar.
Salah satu korbannya adalah keluarga Benjamin Perkin. Ia bercerita, kedua orang tuanya yang sudah lansia mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pengacara.
Pelaku atau scammer itu mengatakan bahwa anak mereka, Perkin, mengalami kecelakaan mobil hingga membuat seorang diplomat AS meninggal dunia. Scammer itu mengatakan bahwa Pakin sedang ditahan di penjara dan membutuhkan biaya hukum.
Dengan menggunakan AI, penipu itu kemudian meniru suara Perkin saat berbicara di telepon dengan kedua orang tuanya.
Singkat cerita, kedua orang tua Parkin diminta membayar 15.000 dollar AS (sekitar Rp 230 juta) pada saat itu.
Belum diketahui dari mana penipu tersebut mendapatkan dan meniru suara Perkin. Namun, sebelumnya Perkin memang pernah mengunggah video tentang dirinya di YouTube.
Kasus penipuan seperti ini juga terjadi pada seorang lansia, Ruth Card.
Sama halnya dengan keluarga Perkin, Card mendapatkan telepon bahwa cucunya Brandon sedang mendekam di penjara dan membutuhkan biaya hukum.
Padahal, orang yang menelepon Card bukanlah Brandon, melainkan penipu yang meniru Brandon dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan.
Korban penipuan ini mengaku mengalami kerugian 2.207 dollar AS (sekitar Rp 33,8 juta).
Baca juga: Bill Gates: AI Mengubah Dunia, tapi Tidak Ancam Pekerjaan Manusia
Sulit dilacak
Will Maxson selaku Marketing Practices Assistant Director di Federal Trade Commission (FTC) menyebutkan bahwa penipuan seperti ini sulit dilacak karena tidak ada kejelasan terkait lokasi pelaku.
Terkini Lainnya
- Spesifikasi dan Harga Poco M7 Pro 5G di Indonesia
- Harga Bitcoin Anjlok gara-gara Tarif Trump
- Gara-gara Satu Twit X, Pasar Saham AS Terguncang dan Picu "Market Swing" Rp 40.000 Triliun
- Kekayaan Apple Turun Rp 10.718 Triliun akibat Tarif Trump
- Samsung Rilis Real Time Visual AI, Fitur AI yang Lebih Interaktif
- Trump Sebut Elon Musk Akan Mundur dari Pemerintahan
- Rumor Terbaru iPhone 17 Pro: Fanboy Siap-siap Kecewa?
- Ketika Grok AI Jadi Cara Baru Lempar Kritik di X/Twitter...
- 26 iPhone yang Akan Kebagian iOS 19
- ChatGPT Dituntut karena "Asbun", Tuding Pria Tak Bersalah Pembunuh
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- Cara Hapus GetContact Permanen biar Identitas Kontak Tetap Aman
- Cara Melihat Garis Lintang dan Bujur di Google Maps dengan Mudah dan Praktis
- Apa Itu Grok AI dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
- 7 Cara Menghapus Cache di HP untuk Berbagai Model, Mudah dan Praktis
- Satu Sehat Tidak Bisa Dibuka Hanya Menampilkan Logo, Begini 2 Cara Mengatasinya
- Penulis Manga "One Piece" Pakai ChatGPT untuk Cari Ide Cerita Baru
- Honor Magic 5 Pro dan Magic 5 Ultimate Meluncur, Pertama dengan Baterai Silikon-Karbon
- WhatsApp Bakal Bisukan Panggilan dari Nomor Tak Dikenal
- Tecno Spark 10 Pro Meluncur dengan Mediatek Helio G88 dan Layar 90 Hz