cpu-data.info

PHK di ZTE, Sejumlah Divisi Alami Pengurangan 10-20 Persen Karyawan

Logo ZTE
Lihat Foto

- Vendor smartphone asal China, ZTE dilaporkan tengah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ke sejumlah karyawannya. Divisi yang kena imbas antara lain, divisi penelitian nirkabel, terminal (mengurus operasional di perusahaan manufaktur), dan beberapa departemen lainnya.

Informasi pemangkasan ini diketahui oleh outlet media asing di China, China Star Market. Dalam laporannya, sebagian karyawan yang kena imbas PHK mengaku sudah menerima informasi pemangkasan sejak beberapa waktu lalu.

Menurut pihak yang juga mengetahui masalah ini, PHK di ZTE sudah diumumkan sejak pertengahan Januari, tepatnya 18 Januari 2023. Pekerja yang kena imbas akan menyelesaikan prosedur pengunduran diri (resign) pada akhir Februari nanti.

Baca juga: AS Resmi Larang Impor dan Penjualan Produk Elektronik Huawei dan ZTE

Kendati demikian, jumlah pekerja yang kena imbas tidak dirinci lebih lanjut. Karyawan hanya melaporkan bahwa ZTE memangkas setidaknya 10-20 persen pekerja dari divisi penelitian nirkabel. Selebihnya, tidak diketahui persentase total karyawan yang di-PHK ZTE.

“Beberapa departemen dari divisi penelitian nirkabel telah dipangkas sekitar 10-20 persen dari total seluruh karyawan. Selain itu, divisi terminal juga tengah berfokus melakukan pemangkasan,” jelas karyawan ZTE, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari China Star Market, Rabu (22/2/2023).

“Jumlah pemangkasan karyawan di divisi saya sudah lebih dari 10 persen, pemangkasan (kemungkinan) akan terus berlanjut di masa mendatang,” imbuh karyawan lain yang juga terkena imbas.

Tidak hanya karyawan junior saja, tetapi pekerja senior yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun pun turut kena imbasnya. Sebab, teknisi pengembang perangkat lunak (software) yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun ditemukan masuk dalam daftar karyawan yang kena PHK.

Pemangkasan tersebut dilakukan karena perusahaan terlalu banyak melakukan perekrutan karyawan baru di 2022 kemarin. Menanggapi masalah tersebut, juru bicara ZTE justru menilai bahwa PHK merupakan hal yang normal untuk dilakukan.

Baca juga: Lebih dari 17.000 Pekerja Industri Teknologi Kena PHK Bulan Ini

“Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan adalah upaya penyesuaian dan perombakan karyawan yang normal, dan sama seperti tahun lalu, tidak ada perubahan yang jelas,” ujar sang juru bicara.

Padahal, menurut kabar dari internal perusahaan, kondisi perusahaan ZTE sebenarnya relatif stabil di tahun lalu. Pada tahun 2022, pendapatan operasional yang dikantongi perusahaan sebesar 92.559 miliar yuan (sekitar Rp 205,3 triliun/kurs Rp 2.206) pada kuartal I-2022.

Angka tersebut mampu membawa perusahaan tumbuh sebesar 10,42 persen secara year-on-year (YoY). Sedangkan, keuntungan bersih yang didapatkan adalah 6,82 miliar yuan (Rp 15 triliunan), tumbuh sebesar 16,52 persen YoY.

Terlepas dari pertumbuhan yang dialami, ZTE juga berencana untuk mengurangi jumlah kepemilikan saham dari dewan pengawas di perusahaan. Menurut ketua dewan pengawas ZTE, Xie Daxiong, perusahaan bakal mengurangi saham kelas A dengan tidak lebih dari 93.000 lembar saham.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat