Sepi Pemakai, Google Translate Ditutup di China
- Google menyetop layanan Google Translate di China. Ketika layanan dengan domain translate.google.cn diakses, pengguna justru dialihkan ke tampilan Google Search yang mengarahkan mereka untuk mengakses domain Google Translate Hong Kong.
Situs Google Translate Hong Kong sendiri tidak dapat diakses oleh pengguna di China karena keterbatasan yang diterapkan pemerintah setempat.
Sejumlah pengguna juga mengeluhkan hal tersebut melalui forum Reddit. Akibatnya, pengguna tiak dapat memakai layanan Google Translate melalui peramban Chrome ataupun memakai aplikasi KOReader, yaitu aplikasi pihak ketiga berbasis Google Translate yang berguna untuk menampilkan dokumen.
Baca juga: Induk TikTok Siapkan Aplikasi Mirip Instagram di China?
Google lantas mengonfirmasi pihaknya menyetop layanan Google Translate di China. Menurut juru bicara perusahaan, alasan penutupan Google Translate adalah "karena penggunaan layanan yang rendah".
Adapun menurut data platform analisis web - Similarweb, Google Translate cukup populer di China. Pada bulan Agustus saja, layanan ini diakses 53,5 juta kali baik dari desktop maupun perangkat mobile.
Untuk mempermudah akses pengguna, Google meluncurkan aplikasi Google Translate di China pada tahun 2017 dengan menggandeng rapper MC Jin. Saat itu Google berharap aplikasinya itu bisa membantu pengguna di China "menemukan dunia tanpa kendala bahasa".
Sayangnya riwayat Google Translate di China kini tamat, menyusul layanan Google lainnya tiak tersedia di China.
Dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Selasa (4/10/2022), hubungan Google dengan China memang cukup rumit. Raksasa teknologi ini memulai debutnya di China pada tahun 2006 dengan Google Search yang disesuaikan dengan aturan setempat.
Baca juga: Cara Menerjemahkan Tulisan di Gambar via Google Translate
Namun karena video di Youtube tentang pasukan keamanan China memukuli orang Tibet, Google diblokir di negeri Tirai Bambu tersebut. Pengguna China yang mengakses Google Search kemudian dialihkan ke domain Hong Kong (tanpa sensor).
Sejumlah layanan Google lainnya seperti Gmail juga diblokir pada tahun-tahun selanjutnya.
Pada tahun 2018-2019, Google kabarnya berupaya kembali merilis Google Search di China, dengan menerapkan sensor pada hasil pencarian, merekam lokasi penguna serta riwayat pencariannya. Namun rencana ini konon dibatalkan karena tim privasi Google menentang konsep tersebut.
Terkini Lainnya
- Bluesky Siapkan Flashes, Aplikasi Berbagi Foto Pesaing Instagram
- Sejarah Nokia, Berpindah-pindah Tangan hingga Pensiunnya Merek di Smartphone
- TikTok Terancam Tutup, Warga AS Malah Belajar Mandarin di Duolingo
- TWS Oppo Enco Air 4 Resmi di Indonesia, Bawa Fitur ANC Harga Rp 800.000
- HP Oppo Reno 13F 4G dan Reno 13F 5G Resmi di Indonesia, Desain Kembar Beda "Otak"
- Oppo Reno 13 5G Resmi di Indonesia, Smartphone Kuat dengan Fitur AI
- 2 Cara agar Notifikasi WhatsApp Tidak Muncul di Layar Kunci, Mudah dan Praktis
- Dampak HP Direset Pabrik yang Perlu Diketahui
- TikTok Terancam Tutup di AS, Pengguna Pindah ke Aplikasi Saudaranya
- Lupa Password IG setelah Deactive? Begini Cara Mengatasinya
- Video: Challenge Koin Jagat yang Viral di Media Sosial, Rusak Fasilitas Publik hingga Dilarang
- 5 Merek Ponsel Terlaris di Dunia 2024 Versi IDC
- HP Tecno Spark 30 Pro Rilis di Indonesia Minggu Depan, Ini Bocoran Spesifikasinya
- Dipanggil Komdigi, Pendiri Jagat Janji Ubah Permainan Berburu Koin
- Mantan Bos Google Bikin "Hooglee", Medsos Video Berbasis AI
- Kim Kardashian Didenda Rp 19 Miliar gara-gara Iklan Kripto di Instagram
- Menilik Keandalan Performa Oppo Reno8 Pro 5G untuk Produktivitas dan Akses Hiburan
- BSU 2022 Tahap 4 Mulai Cair Minggu ini, Begini 2 Cara Cek Penerimanya
- Daftar HP Android Terkencang September 2022 Versi AnTuTu
- 5 Cara Bikin Tulisan Keren di WhatsApp Selain Tebal, Miring, dan Dicoret