cpu-data.info

Begini Cara Mengenalkan Smartphone pada Anak Usia Dini Menurut Psikolog

Ilustrasi penggunaan gadget oleh anak-anak
Lihat Foto

- Penggunaan gadget seperti smartphone atau tablet kini tak hanya dilakukan oleh orang dewasa atau remaja. Penggunaan smartphone juga lumrah ditemukan di kalangan anak-anak, baik anak di tingkat sekolah dasar bahkan hingga balita.

Tidak sedikit orangtua yang sudah memberi gadget kepada anak balita. Alasannya bermacam-macam, salah satunya adalah agar anak tidak rewel.

Praktik ini juga membuat anak terbiasa "berteman" atau terpapar dengan gadget. Lantas apakah praktik ini dapat dibenarkan secara psikologis? Bagaimana idealnya pengenalan gadget bagi anak?

Tahapan mengenalkan gadget pada anak

Menurut Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Ayoe Sutomo, anak di bawah dua tahun sebenarnya belum direkomendasikan untuk terpapar oleh gadget, baik ponsel, tablet, laptop, televisi dan sebagainya.

Pasalnya, anak pada usia tersebut perlu stimulus terkait aspek sensori dengan aktivitas fisik.

Bila anak di bawah dua tahun sudah terpapar oleh gadget, Ayoe berkata akan ada banyak simulasi yang terlewat dan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Baca juga: Anak Mark Zuckerberg Belajar Coding Sejak Usia 3 Tahun

"Di tahapan usia di bawah 2 tahun itu adalah waktunya kita menstimulasi tumbuh kembang anak dengan mematangkan atau membuat lebih kuat, lebih ajeg, terkait aspek sensori yang bisa disimulasi dengan kegiatan yang sifatnya aktivitas fisik," kata Ayoe kepada KompasTekno.

"Kalau anak terpapar gadget pada usia tersebut, maka akan ada banyak simulasi yang pada akhirnya terlewat, sehingga dikhwatirkan secara sensori tidak matang, sehingga berpengaruh ke tahapan tumbuh kembang selanjutnya," lanjut Ayoe.

Adapun tahapan pengenalan gadget ke anak menurut Psikolog klinis dari Yayasan Cintai Diri Indonesia (Love Yourself Indonesia), Alif Aulia Masfufah, bisa diterapkan pada anak-anak usia balita. Namun hanya sebatas perkenalan, bukan diberikan gadget sepenuhnya.

Misalnya dengan mengenalkan perangkat ponsel yang dilengkapi aplikasi YouTube, dan bisa membantu anak belajar banyak hal.

"Bukan dia nggak boleh pegang gadget sama sekali, bukan nggak boleh kenal ada teknologi sama sekali. Cuma diperkenalkan, (misalnya) 'ini ada gadget. Di situ ada YouTube. Di YouTube itu adek bisa kenal warna'," kata Aulia mencontohkan.

Selama belajar dari konten yang dimuat dari gadget tersebut, Aulia berkata, anak juga harus dibimbing. Persentase pengenalan gadget ke anak sendiri hanya 10 persen.

Selebihnya (90 persen), menurut Aulia anak harus banyak berinteraksi dengan hal-hal nyata di sekitarnya. Misalnya dengan bermain bersama anggota keluarga, bermain di playground dan sebagainya.

Namun, Aulia berpesan agar pengenalan gadget tidak menjadi kebiasaan bagi anak. Misalnya dengan tidak memakai gadget di waktu makan, atau menjelang tidur, sehingga mengganggu fokus anak untuk aktivitas tersebut.

Alih-alih pada waktu tersebut, pengenalan gadget bisa dilakukan pada jam bermain anak.

Baca juga: Instagram Rilis Fitur Amber Alert untuk Bantu Cari Anak Hilang

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat