Harga Mata Uang Kripto Luna Melesat 166 Persen dalam 24 jam

- Strategi penggantian nama Terra Luna yang kini menjadi Luna, tampaknya berhasil menyelamatkan Terraforms Labs. Harga Luna kini meroket hingga lebih dari 100 persen.
CoinGecko mencatat harga Luna bahkan naik hingga 166 persen dalam 24 jam terakhir per Jumat (9/9/2022) dan mencapai harga lebih dari 5 dolar AS (sekitar Rp 74.000) per koin. Harga Luna tertinggi bahkan sempat menyentuh angka 6,87 dolar (Rp 101.800) per koin atau naik 247 persen.
Seperti disebutkan di awal, Luna merupakan nama token baru yang dibuat Terraforms Labs. Pendiri dan CEO Terraform Labs, Do Kwon melakukan perubahan nama tersebut untuk membangkitkan kripto Terra yang harganya anjlok pada Mei lalu. Adapun token Luna sebelumnya atau LUNA asli, berganti nama menjadi Terra Classic (LUNC).
Baca juga: Harga Terra Luna Makin Anjlok, Sentuh Rp 94 Per Keping
Sebelum Luna mendapatkan kenaikan harga yang signifikan, Luna Classic juga mencatat kenaikan yang cukup besar. Dihimpun KompasTekno dari Decrypt, harga LUNC memang sempat turun 20 persen dalam 24 jam atau periode yang sama dengan LUNA.
Meski demikian, harganya masih terbilang naik 56 persen pada pekan ini, menjadi 0,00043 dolar AS (sekitar Rp 6 rupiah).
Kenaikan harga LUNA Classic sendiri tak lepas dari peran komunitasnya. Sebab, Ekosistem LUNC berada di tangan komunitas. Mereka sepakat mengikuti perubahan mekanisme LUNA Classic untuk menyelamatkan nilainya, seperti dengan memungut pajak jaringan 1,2 persen yang kemudian digunakan untuk membeli dan "membakar" LUNC guna mengurangi total pasokannya. Aktivitas ini dinilai dapat mendorong peningkatan nilai LUNC.
Adapun penyebab kenaikan harga LUNA masih perlu dianalisis, meskipun ada kemungkinan kenaikannya juga dipengaruhi oleh merangkaknya nilai LUNA Classic.
Baca juga: Siasat Do Kwon Selamatkan Harga Terra Luna dan UST
Meski token LUNA baru diluncurkan pada akhir Mei, token kripto ini tumbuh signifikan bahkan pernah mencapai harga 19 dolar AS (Rp 281.000) per token. Adapun harganya saat ini menurut catatan CoinGecko, turun 73 persen dibanding harga puncaknya sepanjang eksistensinya.
Ganti nama karena hampir tak berharga
Pendiri dan CEO Terraform Labs, Do Kwon, pada 27 Mei mengumumkan pihaknya sudah melakukan jajak pendapat untuk membangkitkan aset kripto Terra (LUNA). Saat itu, harga LUNA anjlok tajam bahkan harganya sempat tak sampai Rp 0.
"Proposal tata kelola Terra #1623 akan mengganti nama jaringan yang ada menjadi Terra Classic (LUNC), sementara yang baru akan menjadi LUNA. Kelahiran kembali Terra blockchain & LUNA saat ini sudah didistribusikan secara Airdrop," kata Kwon dalam cuitannya.
Dalam proposal proyek kripto Terra 2.0 tersebut, terdapat pemisahan rantai atau hard fork atau perubahan yang tidak kompatibel dengan versi yang lama, di mana protokol tertentu berjalan dengan aturan yang berbeda dari yang sudah ada.
Baca juga: Mengenal Do Kwon, Sosok di Balik Terra Luna yang Disebut Elizabeth Holmes-nya Kripto
Hal itu menghasilkan dua blockchain yang terpisah. Satu rantai menjadi yang utama, bahkan ketika kedua blockchain terus ada dalam validator dan dukungan komunitas.
Sementara rantai baru akan sepenuhnya memotong produk stablecoin Terra atau Terra USD (UST) yang sebelumnya gagal, dan sebagai gantinya fokus pada pembangunan aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi) di Terra.
Token lama berlanjut sebagai Terra Classic dan pemegang LUNA di rantai Classic akan menerima airdrop token dari token rantai baru.
Terkini Lainnya
- Mencoba MSI Claw 8 AI Plus, Konsol Gaming Windows 11 dengan Joystick RGB
- Cara Pakai WhatsApp Bisnis buat Promosi UMKM
- Cara Buat Kartu Ucapan Ramadan 2025 untuk Hampers lewat Canva
- Databricks Ekspansi ke Indonesia: Buka Potensi AI dan Pengelolaan Data
- GPU Nvidia RTX 5070 Ti Mulai Dijual di Indonesia, Ini Harganya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Jadwal MPL S10 Sabtu 10 September, Peluang RRQ Hoshi Menambah Poin
- iPhone 14 Series Bisa Dipesan di Singapura Hari Ini, Ini Rincian Harganya
- Cerita di Balik iPod yang Mejeng di Meja Ratu Elizabeth II
- Kilas Balik Layar Poni Lebar Khas Apple yang Tak Dipakai Lagi di iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max
- Mengenang Elizabeth II, Ratu Inggris yang Melek Internet