Microsoft Ungkap Nasib Game "Call of Duty" untuk PlayStation
- Head of Gaming Microsoft, Phil Spencer mengungkap nasib game perang first person shooter populer "Call of Duty" di platform konsol, khususnya PlayStation.
Menurut Spencer, Microsoft berjanji akan terus mempertahankan game Call of Duty di konsol PlayStation, setidaknya hingga beberapa tahun ke depan.
Spencer menjelaskan bahwa upaya ini merupakan komitmen Microsoft kepada para penggemar, meski perusahaan telah mengakuisisi Activision Blizzard pada Januari 2022 lalu.
"Pada bulan Januari, kami memberikan perjanjian yang ditandatangani kepada Sony untuk menjamin Call of Duty di PlayStation, dengan fitur dan konten yang sama, setidaknya untuk beberapa tahun lagi di luar kontrak Sony saat ini, sebuah tawaran yang melampaui perjanjian industri game biasa," kata Spencer.
Baca juga: Microsoft Akuisisi Activision Blizzard Senilai Rp 986 Triliun
Tidak diketahui secara pasti sampai kapan Microsoft akan terus menjamin ketersediaan game Call of Duty di ekosistem konsol PlayStation. Namun pada awal 2022 lalu, Microsoft berkata akan mempertahankan game Call of Duty di PlayStation hingga dua tahun ke depan.
Alhasil, game yang mengusung genre first-person shooter (FPS) ini diperkirakan masih bisa dinikmati pemilik konsol PlayStation hingga tahun 2024.
Kendati demikian, Microsoft masih belum mengumumkan nasib game Call of Duty setelah tenggat waktu tersebut berakhir.
Dihimpun KompasTekno dari The Verge, Kamis (8/9/2022), ada kemungkinan bahwa Microsoft akan menjadikan Call of Duty sebagai game eksklusif di ekosistem Xbox.
Hal ini dapat terjadi, mengingat Microsoft telah menguasai Activision Blizzard lewat proses akuisisi senilai 68,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 986 triliun yang dilakukan pada awal 2022 lalu.
Baca juga: Pemain Curang di Game Call of Duty Bakal Kehilangan Semua Senjata
Proses akuisisi tersebut memberikan Microsoft keleluasaan untuk mengontrol nasib beragam game yang berada di bawah payung Activision, termasuk seri Call of Duty.
Persaingan antara Microsoft dan Sony di pasar game bukanlah hal baru. Belum lama, Microsoft menuding bahwa Sony telah membayar pengembang agar mereka tidak merilis game ke layanan Xbox Game Pass milik Microsoft.
Tuduhan ini muncul setelah Sony mengeklaim bahwa pembelian Activision Blizzard oleh Microsoft dapat memengaruhi keputusan pencinta game untuk menentukan apakah akan membeli Xbox atau PlayStation.
Tudingan tersebut semakin diperkuat, mengingat game Call of Duty berada di bawah Activision, sehingga ada kekhawatiran game tersebut hanya akan dirilis eksklusif untuk Xbox.
Terkini Lainnya
- Game "Final Fantasy XVI" Meluncur di PC, Ini Harganya di Indonesia
- Temui Menkominfo, Bigo Live Nyatakan Komitmen Keamanan Konten dan Investasi di Indonesia
- Instagram Rilis Akun Khusus Remaja, Interaksi Bisa Lebih Privat dan Aman
- 27 iPhone yang Kebagian iOS 18
- Samsung Galaxy F05 Meluncur, HP Murah dengan Kamera 50 MP
- Sejarah Urutan Versi Android dari Paling Awal hingga Terbaru
- Bisnis Game Lebih Cuan dari Streaming Video dan Musik, Menurut Riset
- Kenapa TWS di MacBook Terus Putus-putus? Begini Cara Mengatasinya
- AMD dan Intel Rebutan Bikin Chip untuk PS6, Siapa Pemenangnya?
- 6 Tips biar HP Xiaomi Tidak Lemot dan Lancar
- Harga dan Spesifikasi nubia V60 Design di Indonesia
- iOS 18 Sudah Tersedia, Apakah iPhone 11 Bisa Update?
- Intel dan Amazon Kerja Bareng Kembangkan Chip untuk AI
- Daftar iPhone yang Tak Kebagian iOS 18
- Belum Resmi Dirilis, Samsung Galaxy S24 FE Segera Masuk Indonesia?
- Apa Itu Breached Forums yang Terlibat 4 Kasus Kebocoran Data di Indonesia Sebulan Terakhir?
- Huawei Nova 10z Meluncur dengan Kamera 64 MP
- Daftar Tarif Ojek Online Terbaru, Berlaku Mulai 10 September
- 105 Juta Data KPU Diduga Bocor, Ada NIK, Nomor KK, dan Alamat Warga RI
- Vivo Y75s 5G Meluncur dengan Kamera 64 MP, Ini Harganya