Nokia dan Ericsson Angkat Kaki dari Rusia
- Buntut invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu, sejumlah perusahaan memilih angkat kaki atau berhenti beroperasi di Rusia. Sebut saja seperti Apple, Disney, Ford, Boeing, dan lainnya.
Kini, dua produsen peralatan jaringan telekomunikasi Nokia dan Ericsson juga melakukan hal serupa. Keduanya dilaporkan mulai mengurangi aktivitas bisnisnya di Rusia dalam beberapa bulan ke depan.
Nokia memutuskan untuk angkat kaki sepenuhnya dari Rusia. Rencananya, perusahaan asal Finlandia itu bakal menghentikan seluruh kegiatan bisnisnya pada akhir tahun 2022 ini.
Baca juga: Mark Zuckerberg Dilarang Masuk ke Rusia Selamanya
"Pada akhir tahun, sebagian besar karyawan kami di Rusia akan pindah dari Nokia, dan kami telah mengosongkan semua kantor kami," kata juru bicara Nokia.
Nokia disebut memiliki sekitar 2.000 karyawan di Negeri Beruang Merah itu. Setelah kantor di Rusia tutup, beberapa karyawan tersebut akan ditawari untuk bekerja di cabang lain.
Juru bicara menambahkan bahwa Nokia masih akan tetap berada di Rusia hingga penutupan operasional secara hukum selesai. Selain itu, Nokia juga masih memiliki pekerjaan rumah alias "PR" terkait dengan pemeliharaan jaringan kritis miliknya di Rusia.
Sebelumnya, Nokia mengatakan bahwa pangsa pasar Nokia di Rusia tidaklah besar. Angkanya tidak lebih dari 2 persen. Dengan demikian, Nokia mengatakan bahwa keputusan perusahannya angkat kaki dari pasar Rusia ini tidak akan berdampak besar bagi perusahaan.
Ericsson tangguhkan operasional tanpa batas waktu
Berbeda dengan Nokia, Ericsson memilih untuk menangguhkan operasional perusahaannya di Rusia tanpa batas waktu, alih-alih sepenuhnya hengkang dari Rusia.
Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Industri Teknologi Global
Akibat penangguhan operasional ini, Ericsson mengaku bakal menjamin keuangan karyawannya yang terdampak. Perusahaan asal Swedia ini dilaporkan telah memberlakukan kebijakan cuti berbayar kepada sekitar 400 karyawannya di China.
Selama kuartal pertama 2022, Ericsson disebut harus menggelontorkan sekitar 95 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun akibat kebijakan penangguhan operasionalnya itu.
Belum diketahui bagaimana nasib karyawan Ericsson seterusnya. Namun, koran harian Rusia, Kommersant, melaporkan bahwa beberapa karyawan Ericsson bakal dimutasi ke perusahaan baru yang didirikan oleh salah satu petinggi Ericsson di Rusia.
Setelah Ericsson dan Nokia sepenuhnya menarik diri dari Rusia, operator seluler negara itu macam MTS dan Tele2, akan lebih bergantung pada perusahaan China seperti Huawei dan ZTE, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari GizChina, Kamis (1/9/2022).
Terkini Lainnya
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- 2 Tim Indonesia Lolos Grand Final "Free Fire" FFWS Global 2024 di Brasil
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Apa Itu Rumus COUNT di Microsooft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Aplikasi Facebook Gaming Disetop Oktober 2022
- Laptop Xiaomi Notebook Pro 120 Series Meluncur, Harga Rp 13 Jutaan
- GoTo Catat Kerugian Rp 14 Triliun, Naik Dua Kali Lipat dari Tahun Lalu
- Asus Zenbook 14 OLED Meluncur di Indonesia, Harga Mulai Rp 17 Juta
- Cara Kirim Tweet dan Menambahkan Teman ke Twitter Circle dengan Mudah