Tanda-tanda Facebook Alihkan Fokus, dari Konten Berita ke Kreator dan Metaverse
- Selama beberapa tahun belakangan, Facebook boleh dibilang banyak mencurahkan fokusnya untuk kebijakan soal berita (news) di platformnya. Ditandai dengan diluncurkannya Facebook News (2019) dan Facebook Bulletin (2021).
Facebook News memungkinkan penerbit/outlet media dibayar oleh Facebook untuk berita yang ditayangkan di News Feed.
Sementara, Facebook Bulletin memungkinkan penulis untuk menerbitkan buletin gratis maupun berbayar di Facebook.
Namun, pada Juli 2022 ini, Facebook dilaporkan mulai mengurangi investasinya dalam konten berita dan buletin di jejaring sosialnya. Hal ini ditengarai karena fokus Facebook yang bergeser ke proyek Metaverse.
Baca juga: Media Asing Soroti Aturan PSE Kominfo yang Wajibkan Google, Facebook dkk Mendaftar atau Diblokir
Kabar ini muncul setelah memo internal dari Campbell Brown selaku Eksekutif Senior di Facebook bocor.
Outlet media The Wall Street Journal melaporkan bahwa Brown mengatakan Facebook akan mengalihkan dukungan teknis dan produk dari kedua produk tersebut (Facebook News dan Facebook Bulletin).
Mengacu pada memo internal dari Brown pula, Facebook sekarang akan fokus pada konten berformat video pendek dan proyek Metaverse.
Hal dilakukan karena "tim tersebut meningkatkan fokus mereka untuk membangun ekonomi kreator yang lebih kuat".
Tidak dijelaskan apa proyek "ekonomi kreator" yang disebutkan Brown. Perubahan fokus ini kemungkinan besar membuat Facebook News dan Facebook Bulletin dalam sebuah "limbo" alias ketidakpastian.
Ketidakpastian ini juga berpotensi memberi dampak pada penulis dan penerbit, terutama yang bersakala kecil, yang bergantung dengan layanan Facebook News dan Facebook Bulletin.
Mereka diprediksi bisa kehilangan kesepakatan komersial yang selama ini didapatkan lewat Facebook News dan Facebook Bulletin.
Sebagaimana dihimpun dari laman Facebook, jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini setidaknya bekerja sama dengan lebih dari 500 penerbit.
Meta (induk Facebook) juga dilaporkan mendanai 25 jurnalis berita lokal sebagai kontributor proyek Facebook News, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari SocialMediaToday, Kamis (21/7/2022).
Baca juga: WhatsApp Sudah Terdaftar di PSE Kominfo, Susul Facebook dan Instagram
Gara-gara ada UU Media?
Perubahan fokus Facebook dari konten berita di jejaring sosialnya itu kemungkinan dilatarbelakangi oleh disahkannya Undang-Undang News Media Bergaining Code Law oleh pemerintah Australia.
Undang-undang baru ini mengharuskan perusahaan teknologi raksasa, seperti Google dan Facebook, membayar organisasi media yang beritanya dimuat di platform mereka masing-masing. Dalam kasus Facebook, berita dimuat di News Feed.
Terkini Lainnya
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia
- Langkah Pertama yang Harus Dilakukan saat HP Hilang
- Kapan Sebaiknya Reset Pabrik pada HP? Begini Penjelasannya
- Ciri-ciri Penipuan di WhatsApp dan Cara Menghindarinya
- Kapan Harus Menghapus Cache di HP? Begini Penjelasannya
- Gmail Hampir Penuh? Begini Cara Cek Penyimpanannya
- Cara Menghapus Akun Google di HP dengan Mudah dan Cepat
- Tabel Spesifikasi Realme Note 60x dan Harganya, Mulai Rp 1 Jutaan
- Sah, Pemblokiran TikTok di AS Dekati Kenyataan
- Microsoft Teams Tumbang Global, Ribuan Pengguna Kena Dampak
- Disebut Mirip iPhone 13 Pro, Ini 5 Fakta HP “Halu” Nokia Edge 2022 yang Tengah Viral
- Keyboard "Butterfly" Rusak, Apple Ganti Rugi ke Pengguna tapi Ogah Akui Salah
- iQoo 10 Pro Meluncur, Smartphone dengan Fast Charging 200 Watt Pertama di Dunia
- Google Belum Terdaftar PSE hingga Batas Akhir, Akankah Diblokir Kominfo?