Elon Musk Ancam Tak Lanjutkan Akuisisi Twitter Gara-gara Akun Bot dan Spam
- CEO Tesla, Elon Musk memutuskan untuk menunda penyelesaian akuisisi Twitter karena ingin mendapatkan data jumlah akun bot dan spam secara akurat.
Ia menantikan data dari Twitter yang dapat membuktikan bahwa jumlah akun spam yang beredar di platform mikroblogging itu, jumlahnya kurang dari 5 persen dari total 226 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi (monetizable daily active user/mDAU), sesuai klaim perusahaan.
Jika Twitter tak mampu membuktikannya, Musk mengancam tidak akan melanjutkan proses akuisisi.
Menurut Musk, ada lebih dari 20 persen akun palsu/spam yang eksis di Twitter. Angka ini lebih besar, bahkan empat kali lipat lebih besar dari jumlah yang diklaim oleh perusahaan berlogo Larry Bird itu.
Baca juga: Elon Musk Tunda Pembelian Twitter gara-gara Akun Bot, Bos Twitter Menjelaskan
"(Sebesar) 20 persen akun palsu/spam, empat kali lipat dibanding klaim Twitter, (dan) bisa lebih banyak lagi," kata Musk dalam twitnya di Twitter dengan handle akun @elonmusk, sekaligus menanggapi twiit dari akun Teslarati.
"Penawaran saya didasarkan pada akurasi pengajuan SEC (Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat). Kemarin, CEO Twitter menolak menunjukkan bukti kurang dari 5 persen. Kesepakatan ini tidak akan dilanjutkan sampai dia membuktikannya," jelas orang terkaya di dunia versi Forbes itu.
20% fake/spam accounts, while 4 times what Twitter claims, could be *much* higher.
My offer was based on Twitter’s SEC filings being accurate.
Yesterday, Twitter’s CEO publicly refused to show proof of <5%.
This deal cannot move forward until he does.
— Elon Musk (@elonmusk) May 17, 2022
Tak hanya di Twitter, dalam konferensi teknologi di Miami belum lama ini, Musk juga menyinggung jumlah akun spam di Twitter yang diperkirakan mencapai lebih dari 20 persen.
Baca juga: Elon Musk Tangguhkan Rencana Beli Twitter, Ini Sebabnya
Musk tidak menyebut gamblang dari mana ia mendapat estimasi angka 20 persen. Namun, akhir pekan lalu, Musk me-reply laporan dari Reuters, soal estimasi akun spam dan bot yang diklaim pihak Twitter.
Elon mengatakan akan mengangguhkan akuisisi sampai mendapat data yang akurat. Ia mengatakan akan meminta timnya untuk menganalisis dengan sampel 100 akun Twitter, demi mendapatkan angka yang akurat.
"Untuk menemukan (angka yang akurat), tim saya akan melakukan analisis ke 100 akun pengikut @Twitter sebagai sampel," kata Musk.
To find out, my team will do a random sample of 100 followers of @twitter.
I invite others to repeat the same process and see what they discover …
— Elon Musk (@elonmusk) May 14, 2022
Keputusan Musk untuk mengancam tidak akan melanjutkan akuisisi Twitter, menimbulkan sejumlah spekulasi. Salah satu dugaannya adalah bahwa Musk memanfaatkan perdebatan jumlah akun bot atau akun spam di Twitter sebagai cara untuk menegosiasikan harga akuisisi Twitter menjadi lebih murah, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Verge, Selasa (17/5/2022).
Sebelumnya, Musk masih bersikukuh bahwa nilai kesepakatan antara dirinya dengan Twitter tidak mungkin jadi lebih rendah.
Penjelasan CEO Twitter soal jumlah akun spam
Merespons klaim Elon Musk yang menilai jumlah akun spam Twitter lebih besar dari klaim perusahaan, CEO Twitter, Parag Agrawal, menjelaskan panjang lebar bagaimana pihaknya memberantas akun spam.
Baca juga: Elon Musk Debat dengan Jack Dorsey soal Algoritma Twitter
Hal ini disampaikan Parag melalui sebuah utas yang diunggah melalui handle @paraga. Menurut dia, tim Twitter selalu berupaya untuk memperbarui kebijakan dan sistemnya demi memberantas akun bot secara berkala.
Selain sistem, Parag juga mengeklaim pihaknya melibatkan sebuah tim untuk menindak akun-akun yang bermasalah. Hal ini bertujuan supaya Twitter bisa mengenali mana akun pengguna asli dan mana akun bot, sehingga tidak salah blokir.
"Setiap keputusan blokir yang dilakukan tim kami didasarkan pada aturan kebijakan Twitter yang mendefinisikan akun spam dan manipulasi platform," jelas Parag dalam sebuah thread panjang.
Baca juga: Bill Gates: Elon Musk Bakal Memperburuk Twitter
"Kami juga menggunakan data publik dan pribadi (misalnya, alamat IP, nomor telepon, geolokasi, jenis browser, apa yang dilakukan akun saat aktif, dan lain sebagianya) untuk menentukan apakah sebuah akun merupakan akun bot atau bukan," imbuhnya.
Our estimate is based on multiple human reviews (in replicate) of thousands of accounts, that are sampled at random, consistently over time, from *accounts we count as mDAUs*. We do this every quarter, and we have been doing this for many years.
— Parag Agrawal (@paraga) May 16, 2022
Akuisisi Twitter oleh Elon Musk sendiri sudah diumumkan sejak akhir April lalu. Namun penyelesaian transaksi akuisisi belum rampung karena pendanaan yang belum terkumpul serta aturan akuisisi harus dipenuhi.
Saat ini, proses akuisisi ditunda oleh pihak Musk karena data jumlah akun spam dalam dokumen Twitter dinilai tidak akurat.
Terkini Lainnya
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Cara Edit Foto Background Merah untuk Daftar SIPSS 2025, Mudah dan Praktis
- AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Sudah Ada di iPhone
- Gaji CEO Apple Tim Cook Naik pada 2024, Sekian Jumlahnya
- Oppo A16K Resmi Meluncur di Indonesia, Harga Rp 2 Jutaan
- Apple Rilis iOS 15.5 dan iPadOS 15.5, Ini Fitur Barunya
- Jadwal Pertandingan Timnas Mobile Legends Indonesia di SEA Games 2021, Mulai Besok 18 Mei
- Apex Legends Mobile Meluncur Global, Pemain di Indonesia Wajib Download Ulang
- Menhub Budi Karya Pamer Keberhasilan Penanganan Mudik Lebaran 2022 di Changi Aviation Summit