cpu-data.info

Menhub Budi Karya Pamer Keberhasilan Penanganan Mudik Lebaran 2022 di Changi Aviation Summit

Menhub Budi Karya Sumadi pamer keberhasilan penanganan lebaran 2022 di Changi Aviation Summit, Singapura, Selasa (17/5/2022).
Lihat Foto

SINGAPURA, - Dalam ajang Changi Aviation Summit di Singapura, Selasa (17/5/2022), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkan keberhasilan Indonesia dalam menangani trafik penumpang pesawat saat Lebaran, di masa pandemi Covid-19.

Diterangkan Budi Karya, pada periode mudik Lebaran 2022 lalu, maskapai Indonesia kekurangan armada pesawat yang beroperasi. Sementara dari sisi jumlah penumpang ada lonjakan, karena momentum Lebaran atau Idulfitri 2022.

Namun demikian, Budi Karya mengeklaim bahwa maskapai tetap mampu melayani lonjakan penumpang, meski jumlah armada pesawat milik maskapai belum maksimal, akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Menhub Budi Karya Akan Bertemu Petinggi Airbus dan Boeing di Singapura

Jumlah pesawat yang berkurang ini salah satunya dikarenakan ketidakmampuan secara ekonomi dari maskapai. Menurut Budi Karya, saat ini jumlah pesawat milik maskapai dengan CSR 121 dan 135 di Indonesia, dari 550 pesawat, yang bisa beroperasi adalah 350 pesawat.

"Maskapai mengoptimalkan rotasi pergerakannya sehingga lonjakan penumpang yang terjadi tetap dapat terlayani dengan baik," kata Budi Karya.

Jumlah pergerakan pesawat dan penumpang di masa mudik tahun ini memang menembus angka tertinggi selama pandemi Covid-19, dan hampir mendekati masa sebelum pandemi pada tahun 2019.

Pada Lebaran/Idulfitri 2022, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat jumlah penumpang pada H-1 lebaran adalah 179.000, sementara pada Idulfitiri 2019, jumlahnya 169.000.

Bandara Soekarno-Hatta yang biasanya melayani 1.200 pergerakan pesawat dalam sehari, sekarang ini sudah mencapai 1.070 pergerakan pesawat per hari.

"Dari H-3 Lebaran sampai sekarang terus tidak turun dari 1.070 pergerakan pesawat," ujar Budi Karya.

Untuk jumlah penumpang dalam satu tahun sendiri, sebelum pandemi, pada 2019 lalu, total jumlah penumpang di Indonesia mencapai 117 juta.

Namun semenjak pandemi, pada 2020, jumlahnya turun tajam menjadi 43 juta orang saja. Jumlah ini terus menurun hingga pada 2021 tinggal 35 juta penumpang.

"Indonesia memprediksi peningkatan total jumlah penumpang menjadi 78 juta pada 2022," ujar Budi Karya.

Baca juga: Resmi Dibuka, Changi Aviation Summit Jadi Momentum Kebangkitan Penerbangan

Maksimalkan utilitas

Sekretaris Jendral Perhubungan Udara, Novie Riyanto, saat ditanya di kesempatan yang sama, mengatakan apa yang dilakukan Dirjen Perhubungan Udara dalam mengatasi lonjakan penumpang ini adalah dengan mendisiplinkan pergerakan pesawat secara lebih maksimal.

Satu pesawat yang dulunya hanya 4-5 titik landas, ditingkatkan menjadi 7 titik lepas landas atau menjadi 8 titik lepas landas sehingga efisiensi terjadi.

"Utilitas (pesawat) per hari kita naikkan, yang tadinya 8 jam kita tingkatkan menjadi 11 jam atau 12 jam," kata Novie.

Selain itu, Dirjen Hubud juga meningkatkan jam operasional bandara, seperti bandara Banyuwangi yang tadinya beroperasi jam 05.00 pagi sampai jam 05.00 sore, ditingkatkan sampai jam 20.00 malam atau sampai jam 02.00 malam.

"Itu artinya pesawatnya kan bisa bolak-balik beberapa kali," kata Novie.

Novie juga mengatakan pemerintah juga memberikan sejumlah kemudahan bagi maskapai yang ingin menambah frekuensi penerbangan, dengan mempermudah proses perizinan, penambahan slot, dan sebagainya.

"Kemudian dari safety, juga kita tidak ada toleransi, ya artinya safety itu merupakan prioritas satu," pungkas Novie.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat