Ambisi China Hancurkan Bitcoin dan Semua Kripto
- China semakin bertekad memberangus keberadaan Bitcoin, Etehereum, dan mata uang kripto (cryptocurrency) lainnya di negaranya. Hal ini dilakukan demi dapat mencapai misi netralitas karbon pada 2060 mendatang.
Setelah menutup tambang kripto serta melarang segala transaksi kripto pada pertengahan 2021 lalu, kini China bakal memberikan "tindakan" keras bagi pihak yang masih bandel melakukan penambangan kripto alias crypto mining.
Juru bicara Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) China, Meng Wei mengumumkan tindakan keras akan diberlakukan pada penambang kripto komersial maupun instusi milik negara.
Meng Wei mengatakan, pemerintah bakal menaikkan harga listrik bagi setiap institusi milik negara yang ketahuan menyalahgunakan listrik bersubsidi yang diterimanya untuk penambangan kripto.
Untuk diketahui, pemerintah China menawarkan harga listrik yang lebih renda bagi institusi milik negara, seperti sekolah, pusat komunitas, hingga lembaga kesejahteraan masyarakat.
Bila intitusi itu ketahuan menggunakan benefit listrik bersubsidi untuk menambang kripto, maka akan diterapkan tindakan tegas berupa kenaikan tarif listrik.
Sayangnya, Meng Wei tidak menjelaskan tindakan tegas macam apa yang akan diberlakukan pada penambang kripto komersial yang bukan merupakan institusi milik negara.
Meng Wei menegaskan bahwa China harus "secara ketat mencegah (penambangan cryptocurrency dari) bangkit dari kematian".
Baca juga: Apa Itu Shiba Inu Coin, Kripto yang Harganya Meroket Belakangan Ini
Pengaruhi harga Bitcoin
Harga Bitcoin dilaporkan turun 7 persen ke level 60.889 dollar AS per keping pada sesi perdagangan Selasa (16/11/2021). Angka itu disebut sebagai harga terendah bitcoin selama sepekan terakhir.
Pantauan KompasTekno di situs Coindesk, pada sesi perdagangan Jumat (19/11/2021), harga Bitcoin semakin terjun bebas, yakni dijual dengan harga 56.959 dollar AS per kepingnya.
Sementara cryptocurrency terbesar lainnya, Ethereum juga dilaporkan turun hingga 8 persen. Pada Selasa, Etehereum diperdagangkan di harga 4.297 dollar AS per kepingnya. Di sesi perdagangan Jumat, harga Ethereum juga turun ke level 4.141 dollar AS per keping.
Baca juga: 10 Negara yang Melarang dan Membatasi Mata Uang Kripto
Dilarang demi netralitas karbon 2060
Kekhawatiran China soal keberadaan Bitcoin dkk. ini sebenarnya telah muncul sejak 2017 silam. Ketika itu, China melakukan operasi pembubaran kegiatan menukaran mata uang dan jual-beli koin virtual, karena dikategorikan sebagai "kegiatan sia-sia".
Pada 2019, China juga melarang bursa mata uang kripto dan initial coin offering. Akan tetapi warga negaranya masih belum dilarang menyimpan cryptocurrency. Alhasil, saat itu China masih menjadi pusat penambangan cryptocurrency global.
China disebut menyumbang lebih dari 75 persen penambangan Bitcoin di seluruh dunia, menurut penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Nature Communications pada bulan April 2021.
Terkini Lainnya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua
- Spesifikasi dan Harga Oppo A95 di Indonesia
- MediaTek Rilis Dimensity 9000, Chip 5G Fabrikasi 4nm
- Adopsi Fintech Disebut Masih Terkonsentrasi di Kota Besar
- Industri Fintech di Indonesia Percepat Inklusi Keuangan
- Kreator Instagram Bisa Dapat Uang dari Live Streaming, Ini Syaratnya