Facebook dan Google Bangun Kabel Internet Bawah Laut Melintasi Indonesia

- Dua perusahaan teknologi raksasa, Facebook dan Google, bekerja sama untuk membangun proyek baru pembangunan sistem kabel bawah laut yang diberi nama Apricot.
Kabel sepanjang 12.000 kilometer ini akan menghubungkan Jepang, Taiwan, Guam, Filipina, Indonesia, dan Singapura dan diharapkan bisa meningkatkan kapasitas serta kecepatan internet di wilayah Asia Pasifik. Apricot ditargetkan rampung pada tahun 2024.
Dalam sebuah blog resmi, manajer investasi jaringan Facebook Nico Roehrich mengatakan jaringan kabel Apricot bakal memiliki kapasitas awal sebesar 190 terabit per detik untuk melayani angka permintaan data yang terus meningkat di Asia Pasifik.
"Kabel Apricot merupakan bagian dari usaha kami untuk memperluas infrastruktur jaringan global dan menghadirkan layanan yang lebih baik bagi lebih dari 3,5 juta penduduk di seluruh dunia yang menggunakan layanan kami tiap bulannya," jelas Roehrich.
Dihimpun KompasTekno dari Cnet, Rabu (18/8/2021), Roehrich mengatakan, sistem kabel bawah laut akan mampu menopang kebutuhan internet, seiring meningkatnya kebutuhan jaringan 4G dan 5G di wilayah tersebut.
Baca juga: Mengenal Jaringan Kabel Bawah Laut, Jalan Tol Internet Dunia
Apricot akan melengkapi Echo dan Bifrost, sistem kabel lain yang diumumkan Google awal tahun ini. Kabel Echo menghubungkan Singapura, Guam, Indonesia, dan Amerika Serikat.
Menurut wakil presiden jaringan Global Google Bikash Koley Echo dan Apricot akan memperbanyak jumlah jalur data dari dan ke Asia sehingga meningkatkan daya tahan layanan digital dan cloud Google.
"Keduanya akan memberikan latensi yang rendah, lebih banyak bandwidth, dan meningkatkan ketahanan koneksivitas antara Asia Tenggara, Asia Utara, dan Amerika Seriakt, yang bisa dimanfaatkan pebisnis dan startup Asia," ujar Koley dalam blog resmi Google.
Sempat coba balon dan drone
Sebelumya, Google dan Facebook memiliki proyek sendiri-sendiri untuk menyebarkan internet di sejumlah negara, terutama di wilayak pelosok.
Pada tahun 2011 lalu, Google memperkenalkan Google Project Loon atau Google Loon, yang kemudian diuji coba publik pertama kali pada tahun 2013.
Loon bertujuan untuk membawa jaringan internet ke berbagai tempat yang sulit dijangkau oleh infrastruktur internet konvensional.
Baca juga: Mengenal Google Loon, Balon Internet yang Pernah Diuji Coba di Indonesia
Proyek ini sempat diuji coba di Indonesia pada tahun 2014-2015 sebanyak dua kali, yakni di sekitar area Bandar Lampung dan bergerak ke arah timur dan wilayah di Laut Jawa,
Akan tetapi, Alphabet, selaku induk Google menutup bisnis Loon awal tahun 2021 karena proyek ini memakan waktu lama dan lebih berisiko dari yang diharapkan. Facebook juga pernah merencanakan proyek serupa, dimulai tahun 2014.
Saat itu, Facebook menggarap proyek Aquila yang bertujuan untuk menyebarluaskan koneksi internet menggunakan drone. Indonesia juga sempat ditawari Facebook untuk menggunakan pesawat nirawak ini pada tahun 2016.
Baca juga: Facebook Hentikan Proyek Drone Pembawa Internet Gratis
Namun proyek ini disetop dua tahun kemudian. Gagal dengan Aquila, Facebook membuat proyek baru bernama Athena yang kali ini menggunakan satelit.
Pada akhirnya, Facebook menyerah dengan proyek mandiri untuk menyediakan koneksivitas internet. Baru-baru ini, Amazon resmi mengakuisisi tim satelit Facebook yang bertanggungjawab atas proyek tersebut.
Terkini Lainnya
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- Cisco Umumkan AI Defense, Solusi Keamanan AI untuk Perusahaan
- Menggenggam HP Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate, Smartphone Tipis Rasa Tablet
- Smartphone Vivo Y29 4G Meluncur, Bawa Baterai Jumbo 6.500 mAh
- 3 Cara Mengaktifkan Touchpad Laptop Windows dengan Mudah dan Praktis
- HP Lipat Oppo Find N5 Sangat Tipis, Ini Rahasia di Baliknya
- Fitur Foto Anti-gagal di Samsung Galaxy S25 Ultra Ini Wajib Dipakai Saat Nonton Konser
- Gimbal Smartphone DJI Osmo Mobile 7 Pro Dirilis, Sudah Bisa Dibeli di Indonesia
- 10 Aplikasi untuk Menunjang Ibadah Puasa Ramadhan 2025 di iPhone dan Android
- Merekam Foto dan Video Konser Makin "Seamless" dengan Cincin Pintar Galaxy Ring
- Angin Segar Investasi Apple, Harapan iPhone 16 Masuk Indonesia Kian Terbuka
- Melihat Tampilan iPhone 16e, Serupa tapi Tak Sama dengan iPhone 14
- HP Lipat Oppo Find N5 Segera Rilis di Indonesia, Kapan?
- Harga Lebih Murah, Ini Kelebihan Galaxy Buds 2 dari Galaxy Buds
- Jadwal Baru Penghentian Siaran TV Analog Wilayah Jabodetabek
- Bocoran Harga iPhone 13 Beredar, Termurah Rp 10 Juta
- Bocoran Harga Oppo Reno6 5G dan Reno6 Pro 5G di Indonesia, Termurah Rp 8 Juta?
- Facebook dan TikTok Blokir Konten Terkait Taliban