TikTok Larang Konten Promosi Layanan Keuangan dan Mata Uang Kripto

- Posting video promosi soal mata uang kripto agaknya bakal sulit ditemui di TikTok. Pasalnya, TikTok baru-baru ini melarang konten yang mempromosikan semua produk dan layanan finansial, termasuk cryptocurrency.
Larangan itu tercantum dalam ketentuan Branded Content Policy TikTok yang telah diperbarui.
Konten promosi (branded content) didefinisikan sebagai konten di mana pembuatnya mendapat imbalan dari pihak ketiga/ brand untuk keperluan promosi lewat konten tersebut.
Disebutkan bahwa jenis produk dan layanan yang dilarang termasuk promosi soal mata uang kripto, platform perdagangan, layanan investasi, skema "cepat kaya", valuta asing, kartu debit, kartu pra-pembayaran, perdagangan valas, dan lainnya.
Baca juga: TikTok Gulirkan #TikTokResume untuk Lamar Pekerjaan
"Kebijakan ini didesain untuk membua lingkungan yang aman dan positif untuk pengguna kami," tulis TikTok, sambil menambahkan bahwa Branded Content Policy akan diperbarui secara berkala.
Larangan hanya dikhususkan untuk konten promosi, bukan video secara umum. TikTok sendiri dibanjiri tagar yang berkaitan dengan layanan keuangan, salah satunya video dengan tagar #investing yang sudah 2,8 miliar kali ditonton.
Belum diketahui pasti apa yang mendorong TikTok untuk memberlakukan larangan konten iklan tersebut.
Namun, menurut kreator TikTok yang kerap membahas topik keuangan, Errol Coleman, baru-baru ini muncul laporan bahwa sebuah organisasi e-sport besar, mempromosikan token cryptocurrency di media sosial yang ternyata adalah penipuan.
Menurut dia, itu bisa jadi salah satu alasan TikTok memperbarui kebijakan konten promosi.
Baca juga: TikTok Mulai Jualan AI dan Algoritma, Salah Satu Peminatnya dari Indonesia
"Saat ini ada sejumlah akun yang mempromosikan mata uang kripto dan investasi lain yang mencurigakan," kata Errol yang memiliki 264.000 pengikut di TikTok, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Market Business Insider, Kamis (15/7/2021).
Errol sendiri tidak pernah mempromosikan konten investasi dan mengatakan tidak akan terdampak kebijakan ini.
Kebijakan baru TikTok diterapkan dalam waktu berdekatan dengan imbauan regulator keuangan Amerika Serikat agar para investor berhati-hati dengan penipuan berkedok saran dan informasi investasi.
Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengatakan adanya peningkatan yang cukup signifikan tentang tips, keluhan, dan referral yang melibatkan penipuan investasi.
Terkini Lainnya
- Tanggal Penjualan dan Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Apple: Indonesia Segera
- 543 Pinjol Ilegal yang Tidak Diakui OJK Februari 2025
- Unboxing dan Hands-on Oppo Find N5, Ponsel Lipat yang Mewah dan Praktis
- Smartphone Lipat Oppo Find N5 Meluncur Global, Ini Harganya
- Menggenggam Nubia V70 Series, HP Rp 1 Jutaan dengan Desain Premium
- Perbandingan Spesifikasi iPhone 16e Vs iPhone SE 2022
- Selisih Rp 200.000, Ini 4 Perbedaan Nubia V70 dan Nubia V70 Design
- Daftar Promo Samsung Galaxy S25, Ada Diskon Bank dan Trade-in
- Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Indonesia Masih Menunggu Kepastian
- Apple C1 Resmi, Chip 5G Buatan Sendiri dan Debut di iPhone 16e
- Smartphone ZTE Nubia V70 dan V70 Design Resmi di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Kamera Aksi GoPro Max 360 Dirilis, Bisa Rekam Video 360 Derajat
- Cara Download WhatsApp di Laptop Windows 10
- Samsung Galaxy A06 5G Meluncur, Jaminan Update OS 4 Generasi
- Video: Selamat Datang 5G di Indonesia, Internet Cepat Buat Apa?
- AMD Bikin "PlayStation 5" Versi PC
- Google Luncurkan Aplikasi Drive for Desktop, Pengganti Backup and Sync
- Muncul Error "You Are Not Eligible" di Zoom Meeting, Ini Penyebab dan Solusinya
- Mal Ditutup karena PPKM Darurat, Tukang Servis HP "Buka Lapak" di Pinggir Jalan