CEO Perusahaan Induk TikTok Mendadak Mundur, Ini Alasannya
![CEO ByteDance, Zhang Yiming](https://asset.kompas.com/crops/gFrxeX0YGvEpiH8udAb4PCj7Ek0=/0x1:2000x1334/1200x800/data/photo/2021/05/21/60a6ef155c999.jpeg)
- Setelah sukses membangun perusahaannya dalam sembilan tahun terakhir, Zhang Yiming pekan ini tiba-tiba mengumumkan akan mundur dari jabatannya sebagai Chief Executive Officer ByteDance, perusahaan induk TikTok, pada akhir 2021
Dalam sebuah memo yang dilayangkan kepada para karyawan ByteDance, Zhang mengatakan alasannya adalah karena dia merasa tak memiliki social skill dan kemampuan manajemen yang memadai untuk menjadi sosok pimpinan.
"Saya lebih suka menganalisa organisasi dan prinsip pasar, lalu menggunakan teori-teori ini untuk mengurangi kerja manajemen, daripada mengatur orang," kata Zhang dalam memonya.
"Saya tidak terlalu sosial, lebih suka aktivitas yang bersifat soliter," akunya lagi.
Baca juga: Mengenal TikTok Lite, Bedanya dengan Versi Biasa?
Saat menjabat sebagai CEO, Zhang mengatakan waktunya lebih banyak dihabiskan untuk mendengar presentasi, memberikan approval, dan membuat keputusan secara reaktif.
Setelah mundur, pria berumur 38 tahun ini akan mengisi posisi sebagai anggota Dewan di ByteDance. Posisi CEO bakal diwariskan kepada Liang Rubo yang saat ini menjabat sebagai kepala bidang SDM di ByteDance.
Liang adalah co-founder ByteDance yang juga teman sekamar Zhang saat berkuliah di Universitas Nankai,Tianjin. Keduanya juga sempat membikin situs real estat 99fang.com sebelum mendirikan ByteDance pada 2012.
Dihimpun KompasTekno dari Reuters, Jumat (21/5/2021), mundurnya Zhang terjadi di tengah-tengah meningkatnya tekanan dari pemerintah China terhadap perusahaan-perusahaan teknologi di negara tersebut.
Baca juga: Induk TikTok Setuju Bayar Rp 1,3 Triliun setelah Digugat Penggunanya
Raksasa e-commerce Alibaba, misalnya, bulan lalu didenda lebih dari Rp 40 triliun karena dituding melakukan praktik monopoli. Perusahaan lain seperti raksasa game Tencent juga terancam denda bernilai besar dari regulator anti-trust China.
Tak lama setelah Alibaba didenda, ByteDance dan 33 perusahaan teknologi besar lainnya di China menyatakan komitmen untuk mematuhi hukum anti-monopoli di negara itu.
Biarpun nanti tak lagi menjabat sebagai CEO, Zhang mengatakan bahwa dirinya masih akan tetap ikut menangani ByteDance, meski keterlibatannya tidak sebanyak dulu.
ByteDance sendiri kini telah menjelma jadi salah satu platform konten terbesar di China dan telah sukses membangun reputasinya secara global lewat TikTok. Valuasinya kini dilaporkan mencapai kisaran 180 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 2.500 triliun.
Terkini Lainnya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia
- Trafik Data Indosat, XL, dan Smartfren Naik Dua Digit Saat Lebaran
- Cara Memindahkan Foto dan Posting Facebook ke Google Photos atau WordPress
- Disebut Berstatus Unicorn, Tiket.com Ungkap Sedang Jajaki IPO
- Disebut Sebagai Sumber Kebocoran Data 279 Juta Penduduk Indonesia, Ini Kata BPJS
- Kicaun Twitter Elon Musk yang Bikin Harga Bitcoin dkk Naik-Turun