Harga Bitcoin dkk Terjun Bebas, Ini Penyebabnya
- Bitcoin kembali mengalami fluktuasi tinggi. Dalam perdagangan Rabu kemarin, harga cryptocurrency itu sempat terjun bebas hingga nyaris menyentuh angka 30.000 dollar AS (sekitar Rp 431 juta) atau turun 30 persen dalam sehari.
Angka tersebut tak sampai setengah dari rekor nilai tertinggi Bitcoin sebesar lebih dari 64.000 dollar AS (sekitar Rp 921 juta) per keping yang tercatat pada April lalu.
Pemicu turunnya harga Bitcoin adalah otoritas finansial di China yang pekan ini melarang bank dan perusahaan pembayaran menyediakan layanan terkait transaksi mata uang kripto.
Baca juga: Apa Itu Bitcoin yang Harganya Tembus Rp 924 Juta
Sebelumnya, sejak beberapa tahun lalu, China sudah melarang bursa mata uang kripto dan initial coin offering. Tapi warga negaranya masih belum dilarang menyimpan cryptocurrency.
Penurunan drastis Bitcoin ikut menyeret mata uang kripto lain, seperti Ethereum yang anjlok 23 persen, serta Dogecoin yang mencatat minus 27 persen, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari NBC News, Kamis (20/5/2021).
Di tengah-tengah terjunnya aset-aset kripto itu, sejumlah bursa cryptocurrency seperti Coinbase, Gemini, dan Kraken sempat bertumbangan karena trafik yang mendadak naik.
Menurut data dari CoinMarketCap, kapitalisasi pasar cryptocurrency secara keseluruhan terpangkas sebesar 850 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 12.000 triliun.
Baca juga: Tesla Raup Rp 3,9 Triliun dari Jualan Bitcoin
Tren penurunan harga sebenarnya sudah dimulai sejak pekan lalu, saat bos Tesla Elon Musk menyatakan perusahaan mobil listrik itu tak lagi menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin karena dinilai berdampak buruk bagi lingkungan.
Padahal, sebelumnya Musk dan Tesla dikenal sebagai promotor Bitcoin. Tesla pun pada Februari lalu memborong Bitcoin senilai 1,5 miliar dollar sehingga ikut berkontribusi tehadap naiknya harga mata uang kripto tersebut.
Menurut Coindesk, pagi ini Bitcoin diperdagangkan dengan harga di kisaran 35.000 dollar AS atau sekitar Rp 521 juta.
Terkini Lainnya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Cara Edit Foto Background Merah untuk Daftar SIPSS 2025, Mudah dan Praktis
- AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Sudah Ada di iPhone
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Dari OS Android 12 hingga Kunci Mobil, Ini 10 Teknologi Baru Google
- Google Perkenalkan AI untuk Bantu Cek Kondisi Kulit
- "Material You", Bahasa Desain Baru di Android 12
- Telkomsel, Operator Pertama yang Lakukan ULO 5G di Indonesia
- Operator Seluler yang Ingin Gelar 5G di Indonesia Harus Lolos ULO