WhatsApp Menurun, Telegram dan Signal Meroket
- Sejak WhatsApp mengumumkan kebijakan barunya awal tahun 2021 lalu, dua aplikasi pesan instan pesaingnya, Signal dan Telegram, kebanjiran pengguna baru.
Menurut laporan dari firma riset aplikasi Sensor Tower, dalam empat bulan pertama di tahun 2021, angka instalasi aplikasi Telegram naik 98 persen secara year-over-year (YoY), mencapai angka 161 juta.
Untuk Signal, jumlah pemasangannnya bahkan melesat sangat tajam, yakni naik hingga 1.192 persen dari tahun ke tahun untuk pertama kalinya dengan angka 64,6 juta.
Di sisi lain, pertumbuhan pemasangan aplikasi WhatsApp menurun 43 persen secara YoY dari Januari ke April 2021. Kendati demikian, secara total angka pemasangan, WhatsApp tetap unggul dibanding dua kompetitornya dengan angka 172,3 juta dalam periode yang sama.
Baca juga: Cara Memindahkan Chat dari WhatsApp ke Telegram dan Signal
Meskipun sukses di awal tahun, jumlah unduhan Telegram dan Signal tercatat mengalami penurunan dari bulan ke bulan. Menurut Sensor Tower, pada bulan Januari angka unduhan Telegram mencapai 63,5 juta, naik 283 persen secara YoY dari angka 16,6 juta.
Pada bulan April, jumlah unduhan menurun 3 persen secara YoY ke angka 26,2 juta, lebih rendah dibanding kenaikan awal tahun yang tembus hampir 27 juta. Nasib agak berbeda dialami Signal.
Pada bulan Januari 2021, angka unduhan Signal tumbuh 5.001 persen dari tahun ke tahun ke angka 50,6 juta dari angka semula 992.000 unduhan pada bulan Januari 2020.
Pada bulan Februari, unduhan turun 86 persen ke angka 7 jutaan unduhan secara month over month (dari bulan ke bulan).
Meskipun sama-sama menurun, tapi pertumbuhan unduhan aplikasi Signal cukup konsisten secara YoY tiap bulannya. Pada bulan April, unduhan Signal mencapai 2,8 juta secara global, lebih dari dua kali lipat dibanding bulan April 2020 yang mencapai 1,3 juta.
Baca juga: Gara-gara Usil, Iklan Signal Diblokir Facebook
Sensor Tower sebetulnya sudah mencatat adanya penurunan WhatsApp jauh-jauh hari sebelum kontroversi kebijakan baru. Penurunan instalasi aplikasi WhatsApp terendus pertama kali sejak bulan April 2020.
Saat itu, pemasangan aplikasi WhatsApp turun 28 persen dari bulan ke bulan sebesar 28 persen. Pada bulan Maret, instalasi WhatsApp mencapai 76,5 juta. Penurunan tersebut terjadi pada aplikasi versi mobile.
Kemungkinan, hal itu disebabkan banyak orang yang lebih memilih aplikasi perpesanan versi desktop atau web, lantaran sejak pandemi sebagian besar penduduk dunia menggunakan perangkat layar lebar untuk bekerja, bersekolah, dan menjalankan aneka aktivitas lain.
Tentang kebijakan privasi baru WhatsApp
Setelah kebijakan privasi barunya diumumkan awal tahun 2021, WhatsApp mendapat banyak kritikan, termasuk dari penggunanya.
Banyak orang mengira bahwa kebijakan privasi WhatsApp akan membuat privasi mereka terancam karena WhatsApp meminta izin untuk berbagi data dengan induk perusahaan Facebook.
Kerena cukup riuh, WhatsApp pun akhirnya menunda pemberlakukan kebijakan privasinya ke tanggal 15 Mei dari rencana awal yang akan berlaku pada 8 Februari 2021.
Mulai tanggal 15 Mei, WhatsApp akan meminta pengguna untuk menyetujui pembaruan kebijakan. Jika tidak menyetujui, pengguna bakal tidak bisa lagi menggunakan WhatsApp.
Baca juga: 7 Pertanyaan Penting Seputar Kebijakan Baru WhatsApp yang Berlaku Hari Ini
"Setelah 15 Mei, pengguna yang belum menyetujui pembaruan ini masih dapat menerima panggilan dan notifikasi untuk waktu yang singkat," ujar WhatsApp APAC Communications Director, Sravanthi Dev kepada KompasTekno beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, pengguna tetap harus menyetujui pembaruan agar bisa membaca dan mengirim pesan. Sementara WhatsApp akan terus menyodorkan pemberitahuan dan permintaan persetujuan agar pengguna bersedia menyetujuinya.
WhatsApp tidak merinci secara detail berapa lama pengguna akan mendapati pesan permintaan persetujuan tersebut, sebelum akhirnya tidak bisa lagi menggunakan WhatsApp.
Terkini Lainnya
- Jepang Siapkan Superkomputer Terkuat di Dunia
- Arti Istilah “Ang Ang Ang” yang Lagi Ramai di TikTok
- YouTuber iShowSpeed Live Streaming di Indonesia, Makan Gorengan dan Nasi Padang
- Cara Mengatasi Airdrop Menunggu Terus Menerus dan Tidak Bisa Menerima Data di iPhone
- Tampilan Control Center iPhone di iOS 18 Bisa Dimodifikasi, Begini Caranya
- Awas! iPad Jangan Update ke iPadOS 18 Dulu, Bisa "Freeze"
- 10 Fitur iOS 18 yang Menarik Dicoba, Bisa Ganti Ikon Aplikasi dan Control Center
- Chat Gamer di Discord Kini Tidak Bisa Diintip Hacker
- Cerita Kontingen E-sports Jabar, Sabet Emas PON Nomor Free Fire meski "Bentrok" Turnamen ASEAN
- Kapal Induk Italia "Cavour" Sandar di Jakarta, Bawa Jet Tempur F-35
- Tidak Ada Game PC di PON XXI 2024 Cabor E-sports, Kenapa?
- iPhone dan HP Android Akhirnya Akur, Bisa "SMS-an" Gratis
- Office LTSC 2024 Resmi, Tanpa Internet dan Tak Perlu Berlangganan
- Kompetisi Microsoft Excel Digelar di Indonesia untuk Pertama Kalinya, Final di Las Vegas
- Game "Final Fantasy XVI" Meluncur di PC, Ini Harganya di Indonesia
- Spesifikasi dan Harga Xiaomi Redmi Note 10s di Indonesia
- Xiaomi Redmi Note 10s Resmi di Indonesia, Harga Mulai Rp 2 Jutaan
- Realme Narzo 30 Resmi, Baterai Jumbo Kamera 48 MP
- Pendaftaran Turnamen PUBG Mobile PMNC 2021 Dibuka, Tim Ladies Bisa Daftar
- Tidak Ada Aplikasi GoTo Setelah Merger Gojek-Tokopedia