Dituding Monopoli, Apple Didenda Rp 173 Miliar

- Badan pengawas anti-monopoli Rusia (Federal Anti Monopoly Service/FAS) menjatuhkan denda kepada Apple sebesar 12 juta Dollar AS (sekitar Rp 173,5 miliar) atas tuduhan melanggar aturan monopoli.
FAS sebelumnya telah menyelidiki Apple terkait dugaan monopoli sejak menerima aduan dari Kaspersky Lab pada Maret 2019 lalu. Apple dituding memanfaatkan posisi dominan App Store untuk membatasi fungsionalitas aplikasi milik Kaspersky, yaitu Safe Kids.
"Apple menduduki posisi dominan dengan 100 persen pangsa pasar aplikasi bebasis iOS karena aplikasi secara resmi hanya bisa dipasang dari App Store," tulis FAS dalam putusannya yang memerintahkan Apple agar menghapus peraturan soal penolakan aplikasi third party.
Baca juga: Apple Masih Kuasai Pasar Tablet Global
Masalah bermula ketika pada akhir 2018 Apple meminta Kaspersky membatasi fungsi Safe Kids karena dinilai melanggar ketentuan di pasal 2.5.1 soal panduan aplikasi di App Store.
Padahal, sebelumnya Safe Kids sudah tiga tahun beredar di toko aplikasi tersebut dan tidak pernah ada masalah.
Permintaan Apple itu ditolak oleh Kaspersky karena dinilai akan menghilangkan dua fitur utama Safe Kids, yakni kontrol aplikasi dan blokir peramban Safari. Apple kemudian menghapus Safe Kids dari App Store.
Kaspersky menuding bahwa Apple telah mengubah kebijakannya untuk aplikasi yang didistribusikan di App Store setelah merilis iOS 12 pada 2018, sehingga berujung pelanggaran oleh Safe Kids dan penghapusannya.
Di sistem operasi ini terdapat fitur Screen Time yang fungsinya mirip dengan aplikasi parental control pihak ketiga macam Safe Kids, yakni mengendalikan penggunaan gadget oleh anak.
Kaspersky pun menganggap Apple telah menyalahgunakan posisinya sebagai pemilik platform sehingga merugikan developer aplikasi third party. Gugatan anti-trust kemudian diajukan.
"Yang dirugikan pada hal ini adalah para pengguna karena mereka jadi kehilangan fungsi sekuriti yang penting. Pasaran aplikasi parental control akan mengarah ke monopoli dan stagnansi," ujar Kaspersky.
Baca juga: Apple Tak Lagi Jadi Merek Smartphone Nomor Satu
Menanggapi keputusan FAS, Apple mengatakan tidak setuju dengan putusan denda tersebut dan berencana mengajukan banding.
"Kami telah bekerja sama dengan Kaspersky untuk memastikan agar aplikasi mereka dapat sesuai dengan aturan yang dibuat untuk melindungi keamanan anak-anak," kata juru bicara Apple.
"Kini, mereka memiliki 13 aplikasi di App Store dan kami telah memproses ratusan pembaruan untuk aplikasi mereka," lanjutnya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Selasa (4/5/2021).
Terkini Lainnya
- Unboxing dan Hands-on Oppo Find N5, Ponsel Lipat yang Mewah dan Praktis
- Smartphone Lipat Oppo Find N5 Meluncur Global, Ini Harganya
- Menggenggam Nubia V70 Series, HP Rp 1 Jutaan dengan Desain Premium
- Perbandingan Spesifikasi iPhone 16e Vs iPhone SE 2022
- Selisih Rp 200.000, Ini 4 Perbedaan Nubia V70 dan Nubia V70 Design
- Daftar Promo Samsung Galaxy S25, Ada Diskon Bank dan Trade-in
- Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Indonesia Masih Menunggu Kepastian
- Apple C1 Resmi, Chip 5G Buatan Sendiri dan Debut di iPhone 16e
- Smartphone ZTE Nubia V70 dan V70 Design Resmi di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Kamera Aksi GoPro Max 360 Dirilis, Bisa Rekam Video 360 Derajat
- Cara Download WhatsApp di Laptop Windows 10
- Samsung Galaxy A06 5G Meluncur, Jaminan Update OS 4 Generasi
- Cara Bikin Ucapan Menyambut Ramadhan 2025 Otomatis via Meta AI WhatsApp
- HP Samsung Ini Mendominasi Dipakai Carat di Konser Seventeen Bangkok
- Driver Ojol Gojek Pakai Skuter Listrik pada 2030
- Desain PS5 Bakal Berubah?
- 4 Aplikasi Android Penghitung Zakat
- Foto Asli Meme "Disaster Girl" Dilelang, Laku Terjual Rp 6,8 Miliar
- Ini Kode Redeem Free Fire Terbaru untuk Dapat Avatar Edisi Terbatas