Sejarah Android, dari Ditolak Samsung hingga Dibeli Google
- Pengguna smartphone pasti sudah tak asing dengan sistem operasi yang sering kali dinamai dengan berbagai nama-nama makanan manis. Ya, siapa lagi kalau bukan Android.
Sistem operasi yang dikembangkan oleh Google ini dinobatkan sebagai OS yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Pada 2019, pengguna Android tercatat mencapai 1,6 miliar pengguna.
Menurut data statista, pada Januari 2021, Android semakin mengukuhkan dirinya sebagai sistem operasi paling dominan, dengan menguasai nyaris 72 persen pangsa pasar OS smartphone.
Namun, tahukah kalian bahwa awalnya Android bukan dirancang sebagai sistem operasi ponsel, melainkan didesain untuk kamera digital.
Hal ini terungkap, ketika salah satu pendiri Android, Andy Rubin menyampaikan sebuah sambutan di Tokyo pada 2013 silam.
Baca juga: Profil Andy Rubin, Mantan Karyawan Apple yang Jadi Pendiri Android
Rubin mengatakan bahwa Android mulanya dirancang untuk digunakan pada kamera digital. Namun, akhirnya berubah pikiran dan mengembangkan Android sebagai sistem operasi ponsel.
Versi pertama Android 1.0 dirilis ke publik pada November 2007 silam. Sejak saat itu, Android terhitung sudah merilis setidaknya lebih dari 10 versi utama dari Android.
Beberapa versi Android yang paling populer menurut data statista ialah Mashmallow, Nougat, dan Lollipop. Sejak diluncurkan 13 tahun silam, Android sudah banyak bertransformasi, baik dari segi antarmuka hingga fitur yang dibawa.
Ditertawakan Samsung, dibeli Google
Keempatnya mendirikan Android Inc pada Oktober 2003 silam di Palo Alto, California, Amerika Serikat. Rubin mengungkapkan, awalnya, Android dirancang untuk meningkatkan sistem operasi pada kamera digital.
Namun, rencana tersebut pupus karena perusahaan melihat pasar kamera digital tengah menurun dan tidak sebesar pasar ponsel.
Alhasil, Android Inc akhirnya memutuskan untuk mengembangkan Android sebagai sistem operasi ponsel untuk menyaingi Symbian yang kala itu merajalela.
Ketika itu, Rubin mengatakan bahwa Android Inc akan mengembangkan "perangkat seluler yang lebih cerdas, yang lebih sadar akan lokasi dan preferensi pemiliknya".
Sayangnya di tahun yang sama Rubin kehabisan uang. Dengan pengembangan yang telah berjalan kurang lebih setahun, Rubin perlu mencari pemodal besar agar proyek bisa berlanjut.
Baca juga: Samsung Sediakan Android di iPhone
Kala itu, Samsung adalah produsen ponsel yang diincar Rubin. Industri ponsel milik Samsung mulai juga sudah cukup disegani di dunia.
Rubin melakukan berbagai upaya agar bisa berbicara di depan jajaran direksi Samsung, demi memperkenalkan Android.
Pada 2005, Andy Rubin dan timnya terbang ke ibukota Korea, Seoul, untuk berbicara di hadapan para petinggi Samsung.
Dikelilingi oleh sekitar 20 orang petinggi Samsung, Rubin mulai memperkenalkan Android. Namun, bukannya mendapatkan respon positif Rubin dan tim malah mendapat respon yang tidak diduga.
"Mereka menertawai kami di ruang direksi," ungkap Rubin.
Berbeda dengan Samsung, Google justru melihat adanya potensi dari Android yang kemudian diakuisisi dengan harga 50 juta dollar pada 17 Agustus 2005.
Melihat kesuksesan Android saat ini, sejumlah pihak menyebutkan bahwa akuisisi Google terhadap Android ini adalah salah satu akuisisi paling sukses yang pernah dilakukan oleh Google.
Setelah diambil alih, Android sepenuhnya menjadi anak perusahaan Google. Keempat pendirinya masih tetap ikut mengembangkan Android versi awal bersama Google sebagai OS ponsel.
Android versi pertama atau Android 1.0 akhirnya dirilis ke publik pada 2007. Namun baru pada September 2008, OS Android 1.0 resmi digunakan pada ponsel untuk pertama kalinya.
Android dituduh curi kode Java
Ketika mengembangkan Android, Google diketahui ingin menggabungkan antarmuka pemrograman aplikasi (API) Java milik Sun Microsystems.
Google sempat meminta Sun Microsystems untuk melisensikan pustaka Java untuk digunakan membangun Android. Namun, akhirnya negosiasi tersebut batal karena Google dan Sun berbeda pandangan soal penggunaan Java API ini.
Alih-alih menggunakan lisensi Java API, Google akhirnya justru membuat pustaka sendiri dengan mengambil 11.500 baris kode yang dianggap sentral untuk Java dari Apache Harmony.
Apache Harmony sendiri adalah sebuah implementasi Java cleanroom open-source yang dikembangkan oleh Apache Software Foundation (ASF).
Baca juga: Mahkamah Agung AS Tetapkan Android Tak Melanggar Hak Cipta Java
Nah, ketika Oracle mengakuisisi Sun Microsystems, perusahaan penyedia teknologi komputer akhirnya menggugat Google atas pelanggaran hak cipta dan paten Java API di Pengadilan Distrik wilayah Utara California pada 2010 lalu.
Pertarungan antara Google dan Oracle di pengadilan telah berlangsung selama satu dekade.
Belum lama ini, Mahkamah Agung AS akhirnya menetapkan bahwa penggunaan 11.500 baris kode dari antarmuka pemrograman aplikasi Java (Java API) milik Oracle oleh Google untuk membangun Android termasuk dalam empat faktor penggunaan yang wajar (fair use).
Nama makanan manis
Ketika merilis dua versi awal Android, Google tidak memberikan sebutan khusus untuk menyebut sistem operasi miliknya itu. Dua versi awal itu hanya disebut sebagai Android 1.0 dan Android 1.1.
Namun, semua berubah ketika Google meris Android versi ketiga, yakni Android 1.5. Untuk pertama kalinya, Google memberikan nama kode khusus untuk menyebutnya, Cupcake.
Pada versi keempat, Google menamai Android 1.6 dengan nama Donut. Di versi-versi selanjutnya, Google konsisten menamai berbagai versi utama Android dengan nama-nama makanan manis. Mekanisme penamaan pun dibuat berurutan sesuai dengan abjad.
Tercatat, Google pernah menggunakan sederet nama-nama makanan manis seperti Cupcake, Dounat, Eclair, Froyo, Gingerbread, Honeycomb, Ice Cream Sandwich (ICS), Jellybean, Kitkat, Lollipop, Marshmallow, Nougat, Oreo, hingga Pie sebagai nama OS-nya.
Ketika ditanya alasan memilih nama-nama makanan manis untuk menyebut OS Android miliknya, Google tak pernah memberikan jawaban gamblang.
Baca juga: Menengok 10 Tahun Evolusi Android, dari “Cupcake” Hingga “Pie”
Terkini Lainnya
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple ke Kemenperin
- Samsung Galaxy Z Flip 7 FE Meluncur Tahun Depan?
- Oppo Find X8 Pro Punya Tombol "Quick Button", Apa Fungsinya?
- Algoritma Instagram Kini Bisa Direset, Rekomendasi Konten Bisa Kembali ke Awal
- Indonesia Juara Umum Kompetisi E-sports Dunia IESF 2024
- Cara Membuat YouTube Music "2024 Recap" yang Mirip Spotify Wrapped
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Pemerintah AS Desak Google Jual Browser Chrome
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple ke Kemenperin
- Oppo A74 5G dan A74 Resmi Meluncur di Indonesia, Ini Harganya
- Bocoran Karakter dan Skin Baru Mobile Legends, Ini Rinciannya
- Xiaomi Jadi "Kuda Hitam" Ancam Dominasi Samsung-Apple
- Chipset Lawas dan Sunat Fitur, Rahasia Harga Murah Poco F3 dan Poco X3 Pro
- 8 Produk Baru Apple yang Diluncurkan di Acara Spring Loaded 2021