Amazon Digugat Mantan Karyawan gara-gara Waktu Istirahat

- Seorang mantan karyawan Amazon bernama Lovenia Scott mengajukan gugatan terhadap perusahaan yang dididikan oleh Jeff Bezos itu.
Gugatan itu dilakukan melalui Pengadilan Distrik California, Amerika Serikat pada Jumat (26/3/2021) lalu. Scott diketahui merupakan mantan karyawan Amazon di gudang fulfillment center yang berlokasi di Vacaville, California, AS.
Dalam gugatannya, Scott menuding bahwa Amazon tidak memberikan waktu istirahat yang cukup, khususnya bagi para pegawai di tempat ia bekerja dulu.
Baca juga: Amazon Buka Lowongan Kerja Pertama 26 Tahun Lalu, Profesi Apa yang Dicari?
Waktu istirahat makan selama 30 menit juga dikatakan Scott tidak diterapkan oleh perusahaan sesuai dengan perjanjian awal.
Bahkan, Scott mengklaim bahwa pegawai harus tetap mengawasi pekerjaannya di tengah jam istirahat makan sembari berinteraksi dengan pegawai lain melalui alat komunikasi jarak jauh Handy Talky (HT).
Karena pembagian waktu istirahat makan dibatasi, para pegawai di gudang Vacaville Amazon biasanya mengambil jatah istirahat mereka pada waktu yang bersamaan. Sebab, waktu istirahat mereka akan terpotong ketika mereka menunggu giliran.
Gugatan Scott mengatakan bahwa kurangnya kapasitas pegawai pada shift tertentu membuat beberapa karyawan tidak bisa menikmati waktu istirahat selama 10 menit untuk kembali menyelesaikan pekerjaan mereka tepat waktu.
Sebagaimana dihimpun KompasTekno dariThe Verge, Selasa (30/3/2021), para pegawai juga disebut tidak diberi kompensasi untuk menggunakan ponsel pribadi dalam mengerjakan tugas-tugas mereka.
Baca juga: 4 Prinsip dan Kebiasaan Unik Jeff Bezos Saat Jadi CEO Amazon
Adapun gugatan Scott lainnya menyebut bahwa Amazon terlambat membayar gaji terakhirnya dengan tepat waktu setelah ia mengundirkan diri pada Januari 2019 lalu.
Selain gugatan yang dilayangkan oleh Scott, awal bulan ini Amazon juga tersandung masalah hukum lain terkait karyawan.
Amazon dan kontraktor rekanannya di California didenda sebesar 6,4 juta Dollar AS (sekitar Rp 92,5 miliar) karena dianggap melakukan penggelapan gaji oleh Kantor Komisi Tenaga Kerja AS (Labor Commissions Office/ LCO).
Terkini Lainnya
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Vimeo Rilis Fitur Streaming ala Netflix, Kreator Indonesia Gigit Jari
- YouTube Shorts Tambah Fitur Editing Video untuk Saingi TikTok
- Trump Tunda Pemblokiran TikTok di AS, Beri Waktu 75 Hari Lagi
- Apakah Dark Mode Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- 3 Cara Upload File ke Google Drive dengan Mudah dan Praktis
- 7 Tips Hemat Penyimpanan Akun Google Gratis Tanpa Langganan
- 2 Cara Melihat Password WiFi di HP dengan Mudah dan Praktis
- 10 Cara Mengatasi WhatsApp Web Tidak Bisa Dibuka dengan Mudah, Jangan Panik
- iPad Dulu Dicaci, Kini Mendominasi
- iOS 19 Rilis Juni, Ini 26 iPhone yang Kebagian dan 3 iPhone Tidak Dapat Update
- Intel dan TSMC Sepakat Bikin Perusahaan Chip Gabungan di AS
- Dipenjara 37 Tahun, Pria Ini Tak Bisa Pakai Smartphone Saat Bebas
- Facebook dan Google Siapkan Kabel Internet Bawah Laut Indonesia-Amerika Utara
- Hasil PMPL ID Season 3 Pekan Pertama, BOOM Esports Mendominasi
- Harga dan Spesifikasi Lengkap Oppo A54 di Indonesia
- Oppo A54 Resmi Dirilis di Indonesia, Ini Harganya