cpu-data.info

Acer Diserang Ransomware, Peretas Minta Tebusan Rp 719 Miliar

Ilustrasi logo Acer.
Lihat Foto

- Produsen komputer Acer dikabarkan telah diserang suatu program berbahaya (malware) berjenis ransomware. Serangan ini diduga berasal dari kelompok peretas (hacker) bernama REvil. 

Kabarnya, grup peretas tersebut berhasil "menyandra" sejumlah dokumen penting perusahaan yang dimuat dalam suatu database, beberapa di antaranya merupakan data finansial perusahaan dan saldo rekening bank.

Konon, beragam data ini bisa dicuri dari sistem Acer karena ada celah keamanan yang menjangkit platform server surat elektronik (e-mail) Microsoft Exchange, beberapa waktu lalu.

Microsoft sendiri beberapa waktu lalu sempat menambal celah keamanan di Microsoft Exchange. Namun, tidak disebutkan apakah celah tersebut merupakan celah yang dipakai oleh REvil atau tidak.

Baca juga: Hacker China Retas 30.000 Organisasi AS lewat Celah Microsoft Exchange

Nah, agar data-data tersebut bisa diakses kembali, REvil meminta uang tebusan yang jumlahnya tidak main-main, yaitu mencapai 50 juta dolar AS atau sekitar Rp 719 miliar (1 dolar AS = Rp 14.300).

Angka ini digadang-gadang merupakan uang tebusan terbesar dalam sejarah serangan siber berjenis ransomware di dunia.

Apabila uang yang diminta tidak dibayarkan, maka kelompok peretas ini bakal membocorkan berbagai data rahasia Acer yang dicuri tersebut. Adapun pembayaran mengandalkan sistem TOR yang dipercaya bisa menyembunyikan identitas sang penerima uang.

Acer angkat bicara

Mendengar kabar ini, Acer pun angkat bicara. Mereka mengaku tidak mengetahui bahwa perusahaan pembuat laptop gaming seri Nitro ini menjadi sasaran REvil.

Sebab, segala serangan siber yang tertuju pada Acer diklaim bisa ditangkal dengan sistem keamanan yang dibuat perusahaan tersebut.

"Acer selalu memantau seluruh sistem IT secara rutin dan sebagian besar serangan siber bisa ditangkal dengan baik oleh sistem keamanan kami," ujar Acer dalam keterangan resmi, sebagaimana dikutip KompasTekno dari BleepingComputer, Selasa (23/3/2021).

Baca juga: Menkominfo Sebut Indonesia Sudah Bebas Ransomware WannaCry

Terkait ransomware sendiri, Acer mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melaporkan serangan siber dari REvil tersebut ke beberapa pihak terkait.

"Perusahaan seperti kami selalu menjadi sasaran serangan siber. Kami telah melaporkan serangan ransomware ini ke para penegak hukum dan sejumlah lembaga perlindungan data di beberapa negara," imbuh Acer.

Pihak Acer juga menjelaskan bahwa mereka belum bisa memberikan informasi secara terperinci, begitu juga fakta terkait ransowmare ini. Sebab, kasus itu disebut sedang dalam proses investigasi oleh tim terkait.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat