Pameran Game Terbesar Dunia E3 Batal Digelar
- Setelah gagal digelar pada 2020 lalu, pameran game dan elektronik terbesar di dunia, Electronic Entertaintment Expo (E3) kembali dibatalkan pada tahun ini.
E3 mulanya akan digelar secara fisik pada Juni mendatang. Namun, pihak penyelenggara yakni Entertainment Software Association (ESA) mengatakan bahwa E3 terpaksa dibatalkan.
Hal ini mengikuti aturan yang terkandung dalam laporan yang dikeluarkan oleh Dewan Konvensi dan Komisi Pengembangan Pariwisata Los Angeles baru-baru ini.
Laporan tersebut mencatat E3 sebagai salah satu acara besar yang batal untuk digelar di Los Angeles.
Tidak disebutkan secara jelas alasan mengapa E3 harus kembali dibatalkan. Namun, dugaan kuat bahwa hal ini disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir.
Baca juga: Game Balap Gran Turismo 7 Ditunda hingga 2022
Digelar online
Meski gagal untuk dilaksanakan secara fisik, namun, pihak penyelenggara kabarnya tengah berdiskusi dengan para pengembang game untuk mengubah format acara menjadi online.
Jika diskusi tersebut berujung pada kesepakatan, kemungkinan besar E3 akan berlangsung selama tiga hari, yakni mulai dari tanggal 15 hingga 17 Juni mendatang.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa kami mengubah pengalaman E3 untuk tahun 2021 dan akan segera membagikan detail yang tepat tentang cara kami menyatukan komunitas video game global," kata seorang juru bicara dari ESA.
"Kami tengah melakukan diskusi dengan penerbit, pengembang, serta perusahaan lain yang bersangkutan, dan kami berharap dapat membagikan informasi terkait keterlibatan mereka dengan segera" lanjut juru bicara ESA, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Video Games Chronicle, Kamis (4/3/2021).
Baca juga: 5 Game Menarik yang Akan Dirilis Bulan Maret 2021
Sebagai informasi, ini merupakan kali kedua bagi pihak ESA dalam membatalkan ajang E3. Biasanya, ESA menggelar pameran game tersebut setiap tahun di bulan Juni, sejak 1995.
Selain terancam bakal kembali batal digelar, pihak ESA juga mendapat tekanan besar dari berbagai pihak. Sejumlah publisher besar seperti Sony, Electronic Arts, dan Activision diketahui telah lama meninggalkan acara tersebut.
Terkini Lainnya
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Drone DJI FPV Sudah Bisa Dipesan di Indonesia, Harga Rp 20 Juta
- Realme Narzo 30A Resmi di Indonesia, Ponsel Gaming Harga Rp 1,9 Juta
- Dua Pelanggaran yang Membuat Intel Didenda Rp 31 Triliun
- Sony Setop Layanan Rental Film di PlayStation Store
- Snack Video Disebut Ajukan Sanggahan ke OJK Setelah Diblokir Kominfo