Aplikasi Clubhouse Disebut Kirim Data ke China, Bagaimana Keamanannya?

- Clubhouse adalah media sosial berbasis audio yang tengah naik daun. Belakangan terungkap bahwa data percakapan suara di layanan ini ternyata dikirim ke server yang berlokasi di China.
Hal tersebut dikemukakan oleh para peneliti siber dari Stanford Internet Observatory (SIO). Dalam laporannya, disebutkan bahwa infrastruktur backend Clubhouse disediakan oleh perusahaan China bernama Agora yang berbasis di Shanghai.
Data yang dikirimkan berupa nomor ID Clubhouse yang bersifat unik untuk masing-masing pengguna, berikut nomor ID chatroom, dalam bentuk plain text yang rawan diintip.
Baca juga: Apa Itu Clubhouse, Medsos Baru yang Dipopulerkan Elon Musk
"Siapapun yang mengamati trafik internet bisa dengan mudah mencocokkan (nomor) ID dengan chatroom untuk melihat siapa berbicara dengan siapa," kicau SIO dalam sebuah tweet
Selain nomor ID dan chatroom yang ditransmisikan tanpa perlindungan, Agora kemungkinan juga bisa mengakses raw audio pengguna.
(2) .@joinClubhouse user IDs (not their username — more like a unique serial number) are transmitted in plaintext over the internet, making them trivial to intercept. Chatroom IDs (again, more like serial number) also transmitted in plaintext.
— Stanford Internet Observatory (@stanfordio) February 13, 2021
(3/8) pic.twitter.com/6iOR6cRoFU
Data audio ini, menurut peneliti SIO, bisa saja diambil dan disimpan oleh Agora, dan keamanannya diragukan, kecuali kalau sudah dilindungi lewat end-to-end encryption. "Tapi, kecil kemungkinannya Clubhouse sudah menerapkan enkripsi end-to-end," sebut laporan SIO.
Temuan SIO menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan data, terutama untuk para pengguna dari China yang pemerintahnya dikenal represif terhadap kebebasan berpendapat di internet.
Agora dapat diminta menyerahkan data pengguna Clubhouse oleh pemerintah China. Agora mengklaim tidak menyimpan data dimaksud, tapi pihak pemerintah China bisa saja menyadap trafik dan mengambilnya sendiri.
Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Selasa (16/2/2021), juru bicara Agora menampik dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak menyalurkan trafik audio atau video dari pengguna di luar China melalui server yang berlokasi di China.
Memang kirim data ke China
Menanggapi laporan SIO, pihak Clubhouse membenarkan bahwa untuk "sebagian kecil" trafiknya, ping jaringan yang mengandung ID pengguna memang dikirm ke server di berbagai belahan dunia, kemungkinan termasuk juga yang berlokasi di China.
Mengenai absennya proteksi data, Clubhouse juga mengatakan bakal segera menerapkan perlindungan berupa enkripsi, serta akan mencegah client Clubhouse mengirimkan ping ke server di China.

"Kami juga berencana kerja sama dengan firma keamanan data eksternal untuk meninjau dan memvalidasi perubahan-perubahan in," sebut Clubhouse.
Baca juga: Zuckerberg Bikin Kejutan, Muncul Tiba-tiba di Medsos Clubhouse
Soal pengguna di China, Clubhouse sendiri sebenarnya sejak awal memang tidak tersedia secara resmi di negara tersebut. Clubhouse sempat muncul di App Store China saat peluncurannya pada September 2020, tapi segera dihapus pada bulan berikutnya.
Para pengguna di Negeri Tirai Bambu kemudian berhasil mengakali agar bisa mengunduh media sosial tersebut.
Dalam waktu singkat, popularitas Clubhouse melejit di China. Para penggunanya di sana sempat mendiskusikan hal-hal "terlarang" seperti demonstrasi Tiananmen yang menarik hingga ribuan partisipan.
Namun, kiprah Clubhouse di China tak berlangsung lama karena pemerintah Negeri Tirai Bambu memblokir aplikasi ini pada pekan lalu.
Terkini Lainnya
- Samsung Rilis Vacuum Cleaner yang Bisa Tampilkan Notifikasi Telepon dan Chat
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- 3 Cara Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP dengan Mudah
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Vimeo Rilis Fitur Streaming ala Netflix, Kreator Indonesia Gigit Jari
- YouTube Shorts Tambah Fitur Editing Video untuk Saingi TikTok
- Trump Tunda Pemblokiran TikTok di AS, Beri Waktu 75 Hari Lagi
- Apakah Dark Mode Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- 3 Cara Upload File ke Google Drive dengan Mudah dan Praktis
- Pendiri OnePlus Resmi Jadi Pemilik Merek Ponsel dari Bapak Android
- 9 "Pasal Karet" dalam UU ITE yang Perlu Direvisi Menurut Pengamat
- 5 Fitur Instagram Ini Jarang Diketahui tapi Berguna
- Oppo Reno5 Dijual Sepasang dalam Satu Kotak Edisi Khusus, Ini Bonusnya
- Tokopedia Ubah Kebijakan Privasi, Pengguna Diminta Baca