Pembahasan RUU Perlindungan Data Pribadi Dinilai Sia-sia

- Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2021 belum disahkan hingga saat ini. Hal ini disebabkan dalam Rapat Paripurna Penutupan Masa Sidang III pada Rabu (10/2/2021) ada perbedaan pendapat antar fraksi di DPR terkait sejumlah RUU.
Dengan demikian, pembahasan legislasi apapun di DPR tidak dapat dilanjutkan, termasuk RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP).
"Keputusan memperpanjang waktu pembahasan RUU PDP dan RUU Penanggulangan Bencana di dalam rapat paripurna juga sia-sia karena Prolegnas belum disahkan," kata Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Willy Aditya, dihimpun KompasTekno dari Antaranews, Selasa (16/2/2021).
Ia mengatakan, belum disahkannya Prolegnas Prioritas 2021 ini juga seolah mementahkan kembali beberapa RUU yang telah disepakati.
Untuk diketahui, RUU PDP telah diusulkan masuk dalam Prolegnas sejak tahun 2019 dan masuk kembali ke Prolegnas tahun 2020. RUU PDP kemudian kembali diusulkan masuk Prolegnas Prioritas 2021.
"Untuk RUU PDP itu sepertinya sudah ditarik dari prolegnas karena sudah dua kali ini diperpajang," imbuh Willy.
Baca juga: Asosiasi Telekomunikasi Ingin Ada Pengawas Independen UU PDP di Luar Pemerintah
Belum disahkannya Prolegnas 2021 ini dinilai akan menjadi preseden buruk bagi DPR. Menurut Willy, hal tersebut juga membahayakan kredibilitas DPR sebagai lembaga.
Willy mengatakan, Prolegnas Prioritas 2021 rencananya akan disahkan bersamaan dengan pemberian persetujuan terhadap Kapolri yang baru, yaitu 21 Januari. Rencana tersebut sesuai dengan keputusan Rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada 19 Januari.
Namun, hingga Penutupan Masa Sidang Ketiga, Rabu (9/2/2021), Prolegnas Prioritas 2021 belum juga disahkan dalam Rapat Paripurna DPR. Willy mengatakan, saat ini Baleg hanya bisa menunggu pengesahan Prolegnas Prioritas 2021.
Baru setelah itu, Baleg bisa bergerak mengharmonisasi dan mensinkronisasi RUU, termasuk melanjutkan pembahasan di tingkat panitia kerja untuk RUU yang menjadi usulan Baleg DPR.
Sebelumnya, pada 14 Januari 2021, Baleg telah menetapkan sebanyak 33 RUU yang masuk dalam Prolegnas Prioritas 2021. Ketetapan tersebut diputuskan saat rapat kerja dengan menteri Hukum dan HAM serta DPD RI di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Sebanyak 33 RUU tersebut terdiri dari 21 RUU usulan DPR, 10 RUU usulan pemerintah, dan 2 RUU usulan DPD RI.
Menurut mengatakan, alasan belum disahkannya Prolegnas Prioritas 2021 adalah karena adanya perbedaan pendapat dari berbagai fraksi terkait pembahasan sejumlah undang-undang.
Khususnya terkait pembahasan revisi UU No 7 Tahun 2017, tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) yang ditolak oleh mayoritas fraksi di DPR.
Baca juga: Kasus Kebocoran Data di Indonesia dan Nasib UU Perlindungan Data Pribadi
"Prolegnas itu tidak disahkan karena apa? Karena memang beberapa fraksi menginginkan RUU Pemilu dicabut," ujar Willy saat dihubungi , Sabtu (13/2/2021).
Poin perubahan dari revisi UU Pemilu yang disengketakan adalah normalisasi jadwal pelaksaan pilkada dari tahun 2024 menjadi tahun 2022 dan 2023. Alasan lain, menurut Willy, karena keputusan pimpinan DPR.
"Cuma kendala utamanya ya di pimpinan DPR yang kemudian tidak memparipurnakan itu. Selain RUU Pemilu memang ada beberapa UU yang kemudian entah kenapa mereka (pimpinan) tidak mau melanjutkan. Padahal, itu sudah diputus di Baleg," jelasnya.
Terkini Lainnya
- Saham-saham Perusahaan Teknologi dan Game Berjatuhan Jelang Pemberlakuan Tarif Trump
- Fitur Baru WhatsApp: Matikan Mikrofon sebelum Angkat Telepon
- Apple Kirim 5 Pesawat Penuh iPhone ke AS untuk Hindari Dampak Tarif Trump
- Cara Bikin Action Figure ChatGPT dari Foto dengan Mudah, Menarik Dicoba
- Spesifikasi dan Harga Poco M7 Pro 5G di Indonesia
- Harga Bitcoin Anjlok gara-gara Tarif Trump
- Gara-gara Satu Twit X, Pasar Saham AS Terguncang dan Picu "Market Swing" Rp 40.000 Triliun
- Kekayaan Apple Turun Rp 10.718 Triliun akibat Tarif Trump
- Samsung Rilis Real Time Visual AI, Fitur AI yang Lebih Interaktif
- Trump Sebut Elon Musk Akan Mundur dari Pemerintahan
- Rumor Terbaru iPhone 17 Pro: Fanboy Siap-siap Kecewa?
- Ketika Grok AI Jadi Cara Baru Lempar Kritik di X/Twitter...
- 26 iPhone yang Akan Kebagian iOS 19
- ChatGPT Dituntut karena "Asbun", Tuding Pria Tak Bersalah Pembunuh
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- Pengamat Sebut Pemerintah Perlu Dialog untuk Merevisi UU ITE
- Segera Hadir, Ponsel Berkamera Selfie 100 Megapiksel
- 6 "Korban" yang Dijerat Pasal Karet UU ITE
- Clubhouse Disebut Kirim Data ke China, Bagaimana Keamanannya?
- Pendiri OnePlus Resmi Jadi Pemilik Merek Ponsel dari Bapak Android