Apa Itu GameStop, Perusahaan Game yang Sahamnya Belakangan Meroket?

- Belakangan, nama "GameStop" ramai dibicarakan publik gara-gara harga sahamnya melonjak drastis.
Bahkan, dalam sebulan terakhir, kenaikan harga saham GameStop Corporation (GME) mencapai lebih dari 1.000 persen dan menyentuh puncaknya pada angka 468 dolar AS per lembar di bursa efek New Yotk, AS (NYSE), berdasarkan informasi Marketwatch.
Bagi yang belum familiar, GameStop Corporation adalah perusahaan consumer electronics yang bergerak di segmen ritel. Bisnisnya adalah penjualan aneka pernik game lewat toko.
Baca juga: Saham GameStop Naik Drastis dan Catat Rekor Baru, Apa Pemicunya?
Perusahaan asal Grapevine, Texas, AS ini menaungi sejumlah toko ritel di berbagai penjuru dunia, mencakup EB Games, ThinkGeek, dan Micromania-Zing, hingga GameStop itu sendiri.
Berbagai produk yang dijual lewat jaringan ritel GameStop sebagian besar adalah konsol, video game, dan alat elektronik serupa lainnya. GameStop Corp. juga memiliki majalah seputar video game yang bernama Game Informer.
Dari Babbage's berubah jadi GameStop
Sejarah lahirnya GameStop berawal dari tahun 1984, di mana saat itu namanya masih "Babbage's". Babbage's merupakan sebuah toko penjual software yang berlokasi di Dallas, Texas, AS.
Pada 1994, Babbage's merger dengan perusahaan ritel lainnya, Software Etc., melahirkan satu perusahaan baru yang bernama NeoStar Retail Group.
Baca juga: Fenomena Reddit vs Hedge Funds yang Sebabkan Saham GameStop Meroket
Sekitar dua tahun setelah itu, perusahaan tersebut berganti nama lagi menjadi Babbage's Etc dan meluncurkan puluhan toko ritel flagship dengan nama "GameStop", bersamaan dengan situs GameStop.com.
Pada 1999, Babbage's Etc. diakuisisi oleh toko buku Barnes & Noble Booksellers. Setahun kemudian, perusahaan ini juga mengakuisisi peritel video game lainnya, Funco ,yang kemudian namanya diganti menjadi GameStop.
Pada 2004, GameStop menjadi perusahaan independen dengan namanya sendiri karena pergantian kepemilikan saham.
Barnes & Nobles Booksellers sendiri mendaftarkan GameStop menjadi perusahaan publik (IPO) pada 2002 lalu dengan simbol GME. Berdasarkan situs Macrotrends, harga saham GME kala itu bernilai sekitar 6 dollar AS per lembar.
Masa jaya GameStop

Pada masa "kejayaannya" setelah IPO, GameStop mengakuisisi sejumlah perusahaan dan toko ritel, seperti EB Games, Rhino Video Games, Free Record Shop, Micromania (Micromania-Zing), Kongregate, Spawn Labs, hingga Simply Mac (ThinkGeek).
Karena berbagai akuisisi ini, GameStop berhasil melebarkan sayapnya ke luar AS, seperti di kawasan Kanada, Australia, Selandia Baru, hingga Eropa. Per Februari 2020, jumlah toko ritel GameStop di seluruh dunia tercatat berada di angka 5.509 toko.
Masa kejayaan GameStop perlahan mulai padam setelah pelanggan mulai banyak beralih ke berbagai toko video game digital, seperti Xbox Live, PlayStation Network, Nintendo eShop, Steam, Epic Games Store, dan lain sebagainya.
Terkini Lainnya
- ChatGPT Dituntut karena "Asbun", Tuding Pria Tak Bersalah Pembunuh
- Cara Hapus GetContact Permanen biar Identitas Kontak Tetap Aman
- Cara Melihat Garis Lintang dan Bujur di Google Maps dengan Mudah dan Praktis
- Apa Itu Grok AI dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
- 7 Cara Menghapus Cache di HP untuk Berbagai Model, Mudah dan Praktis
- Samsung Rilis Vacuum Cleaner yang Bisa Tampilkan Notifikasi Telepon dan Chat
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- 3 Cara Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP dengan Mudah
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- 4 Upaya WhatsApp agar Tak Ditinggal Penggunanya, Singgung Apple hingga Bikin Status WA
- Bocoran Sosok Asli Samsung Galaxy A52
- Login WhatsApp Web Harus Scan Wajah atau Sidik Jari, Amankah?
- Penjualan Poco M3 Digelar, Pembeli "Bukan Tengkulak" Kembali Tidak Kebagian
- Pengiriman Ponsel Realme Naik Hampir Dua Kali Lipat