Tiga Operator Seluler China Didepak dari Bursa Saham AS

- Perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada November lalu berdampak pada tiga operator seluler China yang akan didepak (delist) dari daftar emiten Bursa Saham New York (NYSE).
Ketiga emiten tersebut diketahui merupakan penyedia telekomunikasi global terbesar asal China, yakni China Telecom Corporation Limited (CHA), China Mobile Limited 0941.HK (CHL), dan China Unicom (Hong Kong) Limited (CHU).
Baca juga: Produsen Chip Terbesar China Masuk Daftar Hitam AS
Lewat Executive Order 13959 yang diteken pada 20 November 2020, Trump melarang warga AS berinvestasi di perusahaan China yang disinyalir dimiliki atau dikendalikan oleh militer komunis China, termasuk ketiga operator seluler tersebut.
"NYSE akan menghentikan perdagangan saham CHA, CHL, dan CHU pada pukul 04.00 tanggal 11 Januari," tulis keterangan dalam situs Intercontinental Exchange.
Khusus China Telecom, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Senin (4/1/2021), pada Desember lalu, izin operasionalnya di Amerika Serikat juga sudah mulai dicabut oleh pihak otoritas dari Federal Communications Commission (FCC).
Baca juga: Apakah Blokir Huawei Bakal Dicabut Setelah Trump Lengser?
China mengecam delisting itu. Meski demikian, ketiga operator seluler agaknya tak akan terlalu terdampak dalam jangka pendek karena tidak menjalankan aktivitas bisnis yang besar di AS. Mereka juga memiliki ratusan juta pelanggan di pasar domestiknya.
Secara terpsah, pada Desember lalu, Presiden Trump meresmikan regulasi yang membuat perusahaan-perusahaan China terancam didepak dari bursa-bursa saham AS kalau tidak mau mengikuti standar audit Amerika.
Para pelaku pasar memperkirakan langkah ini akan mendorong perusahaan-perusahaan China yang terdaftar di bursa AS untuk mengamankan listing tambahan di bursa Hong Kong.
Terkini Lainnya
- 3 Cara Gabungkan File Microsoft Word buat Skripsi dan Makalah
- Daftar Harga Netflix di Indonesia, Mulai Rp 54.000
- iPhone 16e Meluncur, iPhone 16 Versi "Murah"
- Xiaomi Suntik DeepSeek AI ke HyperOS, Ini HP yang Kebagian
- Nugroho Sulistyo Budi Resmi Dilantik Jadi Kepala BSSN
- Bocoran Desain iPhone 17 Pro, Jadi Mirip Ponsel Poco?
- HP Xiaomi Ini Dapat Update 6 Tahun, Dijual di Indonesia
- Foto: 100 Meter dari Panggung Seventeen Bangkok Tetap "Gokil" Pakai Samsung S25 Ultra
- Cara Buat Twibbon Ramadan 2025 di Canva lewat HP dan Desktop
- Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
- Cara Bikin Kata-kata Kartu Ucapan Lebaran untuk Hampers Lebaran via ChatGPT
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- Facebook, Instagram, dan WhatsApp Banjir Video Call Saat Tahun Baru
- Aplikasi PeduliLindungi Disebut Rawan Phising dan Malware, Ini Kata Kominfo
- Geser Jack Ma, Pendiri Startup Ini Jadi Orang Terkaya Kedua di China
- Farmville Ditutup Selamanya, Terimbas Ramalan Jitu Steve Jobs
- Unboxing Arloji Pintar Xiaomi Mi Watch