Gara-gara File Excel Lawas, Data 15.000 Kasus Covid-19 di Inggris Raib
- Hampir 16.000 data kasus positif Covid-19 di Inggris dilaporkan hilang gara-gara format file Microsoft Excel yang digunakan untuk memuatnya adalah versi lama.
Lembaga Kesehatan Masyarakat (PHE) di Inggris melaporkan bahwa ada kendala teknis saat melakukan impor data file CSV dari laboratorium tes.
File CSV itu diterima dari perusahaan pihak ketiga yang dikontrak untuk menganalisis hasil tes usap (swab) untuk mengetahui siapa saja yang terinfeksi virus Covid-19. Kendala teknis ini baru disampaikan PHE tiga hari setelah mereka menemukan masalah tersebut.
"Masalah teknis teridentifikasi semalam, Jumat 2 Oktober dalam proses pemuatan data yang mentransfer hasil lab positif Covid-19 ke dashboard laporan," kata kepala eksekutif sementara PHE, Michael Brodie.
Baca juga: Fitur Baru Google Maps Tampilkan Informasi Persebaran Pasien Covid-19
Problim bermula dari PHE yang mengatur sistem otomatis untuk mengimpor file CSV dari perusahaan pihak ketiga tadi ke dalam sebuah template spreadsheet di Excel.
File itu kemudian akan diunggah ke sistem pusat dan dibagikan ke Tim Pelacak dan Tes Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) serta lembaga lainnya.
Tapi, karena pengembang PHE menggunakan Excel XSL yang memiliki formal file .xls, proses impor terkendala karena daya tampung yang terbatas. Masing-masing file CSV hanya bisa menampung sekitar 65.000 baris data atau sekitar 1.400 kasus.
Kalau jumlah itu dilewati, maka data selebihnya diabaikan dan tidak masuk ke file sehingga hilang begitu saja. PHE memperkirakan ada 15.841 kasus terkonfirmasi Covid-19 antara 25 September hingga 2 Oktober yang raib karena masalah teknis tersebut.
Belasan ribu kasus yang hilang itu pun tidak masuk dalam laporan harian penambahan kasus Covid-19 di Inggris.
Dikhawatirkan meningkatkan penularan
XLS sendiri merupakan format file default Microsoft Excel versi 97-2003. Kemudian format XLSX merupakan pembaruan untuk Excel yang diterapkan mulai versi 2007.
Seandainya saja PHE menggunakan file format XLSX, yang sudah mendukung jumlah baris data hingga 1 juta, blunder semacam ini tidak terjadi, setidaknya kalau tak ada lonjakan kasus yang sangat tinggi.
Baca juga: Word, Excel, PowerPoint untuk Android Kini Jadi Satu Aplikasi
Dirangkum KompasTekno dari BBC, Kamis (8/10/2020), Sekretaris Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan masalah Excel itu muncul karena PHE menggunakan sistem lawas yang baru diputuskan untuk diganti pada dua bulan lalu.
Hancock juga diminta untuk menampilkan diagram proses data yang relevan lainnya ke domain publik. Sehingga, kegagalan pemrosesan data di perangkat digital pemerintah dapat ditemukan.
"Kendala dari kesalahan ukuran file maksimum bukan berarti selalu muncul dalam diagram semacam itu," kata Hancock.
Terkini Lainnya
- 10 HP Flagship Android Terkencang Oktober 2024 Versi AnTuTu
- Rusia Denda Google 2,5 Desiliun Dollar AS gara-gara Tolak Permintaan Ini
- Realme GT 7 Pro Resmi, Chip Snapdragon 8 Elite dan Punya Mode Kamera Bawah Air
- Keuntungan Apple Turun, Bukan gara-gara iPhone 16 Tidak Laku
- Apple Gelar Servis Gratis untuk iPhone 14 Plus, Ini Syaratnya
- Muncul Tab Baru Tanda “+” di WhatsApp, Fitur Apa Itu?
- Bisnis Samsung Makin Moncer, Ini Pemicunya
- iPhone 16 Diblokir, CEO Apple Kini Tak Sebut Indonesia Lagi
- Cara Hubungkan Clip On Microphone Bluetooth ke HP buat Ngonten
- Manfaat Big Data dan Contoh Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari
- Peluncuran Android 16 Bakal Lebih Cepat dari Biasanya
- Berapa Batas Waktu Main HP Sebelum Tidur yang Baik? Begini Penjelasannya
- Apa Itu Doxxing? Begini Cara Kerja dan Bahayanya dalam Cyberbullying
- ZTE Gandeng Tel-U dan ITS Buka Program Beasiswa Pengembangan Talenta Digital
- Apakah Aman Menggunakan HP saat Hamil? Begini Penjelasannya
- Qualcomm Gelar Acara Tahunan 1 Desember, Umumkan Snapdragon 875?
- First Media Catat Kenaikan Jumlah Pelanggan Terbesar Saat WFH
- Aplikasi Kamera di Android Go Kedatangan Fitur Night Mode
- Genshin Impact Diunduh 17 Juta Kali dalam 4 Hari, Lewati PUBG Lite
- G Suite Ganti Nama Jadi Google Workspace, Apa yang Baru?