Warisan Teknologi dari Palm untuk Smartphone Masa Kini
- Masih ingat perangkat yang disebut sebagai PDA (portable device assistant)? Seperti namanya, PDA memiliki fungsi layaknya sebuah "asisten" berupa komputer mungil yang bisa dibawa-bawa dan dimasukkan ke dalam saku.
Lewat PDA, pengguna bisa melakukan beragam hal yang bisa dikerjakan oleh komputer, seperti menghitung memakai kalkulator, mengetik lewat aplikasi memo, menyimpan nomor telepon, mengirim e-mail, dan lain sebagainya.
Baca juga: Animasi Pergantian Penguasa OS Smartphone, dari Palm OS hingga Android
Di era keemasanya, yakni sekitar tahun 1990-2000-an, perangkat PDA dipopulerkan oleh sebuah perusahaan teknologi asal California, Amerika Serikat, Palm Computing (Palm Inc.), lewat produk bernama Palm Pilot, disusul Palm III, Tungsten, dan lain-lain.
Meski sekarang sudah tidak terdengar, jasa perusahaan yang dirintis oleh Jeff Hawkins pada 1992 tersebut kini masih bisa dirasakan oleh sejumlah pengguna. Smartphone masa kini pun menggunakan sejumlah warisan teknologinya.
Pengenal tulisan tangan
Sebelum meluncurkan perangkat PDA buatan sendiri, Palm sempat mengembangkan perangkat lunak untuk PDA dari perusahaan lain, seperti Apple yang kala itu memproduksi Newton MessagePad.
Salah satu teknologi software Palm dalam hal ini adalah handwriting recognition, "Graffiti", yang memungkinkan pengenalan dan konversi tulisan tangan pengguna menjadi teks digital.
Untuk menerima input pengguna lewat layar, teknologi ini mengandalkan aksesori stylus, sehingga mekanismenya mirip dengan menulis di atas kertas.
Teknologi handwriting recognition kemudian banyak digunakan di ponsel serta tablet modern, terutama yang menggunakan stylus sebagai perangkat input.
Kemampuannya sekarang lebih canggih, tak lagi hanya bisa mengenali tulisan per huruf seperti Palm dulu, melainkan kalimat lengkap.
Baca juga: 3 Tablet Android yang Dilengkapi Stylus Digital
Karena teknologi handwriting recognition yang tergolong canggih pada masanya, perusahaan komputer asal AS, U.S. Robotics, tertarik mengakuisisi Palm pada September 1995 dengan nilai 44 juta dolar AS (sekitar Rp 652 miliar).
Tergerus smartphone
Sekitar satu tahun setelah diakuisisi, Palm, di bawah nama U.S. Robotics, meluncurkan Palm Pilot. Perangkat ini merupakan PDA yang berbagai fungsi, seperti menulis catatan, menyimpan nomor telepon, menjadwalkan kegiatan, dan lain sebagainya.
Kesuksesan Palm Pilot diteruskan oleh Palm III, Palm VII, Zire, dan Tungsten. Seluruh perangkat PDA Palm ini menjalankan sistem operasi Palm OS (Garnet).
Di era 2000-an, pasar PDA semakin sesak dengan kehadiran sejumlah kompetitor, seperti HP, Sony, Compaq, Nokia, hingga Casio.
Terkini Lainnya
- Roket Starship Elon Musk Meledak, Puing-puing Berjatuhan di Angkasa
- 5 Merek Ponsel Terlaris di Dunia 2024 Versi IDC
- Baterai Oppo Reno 13 5G Diklaim Tahan Main Mobile Legends 8 Jam Non-stop
- TikTok Terancam Tutup, Warga AS Ramai-ramai Belajar Mandarin di Duolingo
- Tanda-tanda Google Search Mulai Ditinggalkan
- Wanita Perancis Kena Tipu Brad Pitt AI, Rp 13 Miliar Melayang
- Wujud Konsol Genggam Nintendo Switch 2 Akhirnya Diungkap, Bawa Layar Lebih Besar
- Sejarah Nokia, Berpindah-pindah Tangan hingga Pensiunnya Merek Smartphone
- 10 Emoji Ini Sering Disalahartikan, Simak Makna Sebenarnya
- Cara Mengatasi WA Muncul "Akun Ini Tidak Diizinkan Menggunakan WhatsApp karena Spam"
- Kenapa Sinkronisasi iCloud Lama? Ini Penyebabnya
- Bluesky Siapkan Flashes, Aplikasi Berbagi Foto Pesaing Instagram
- TWS Oppo Enco Air 4 Resmi di Indonesia, Bawa Fitur ANC Harga Rp 800.000
- HP Oppo Reno 13F 4G dan Reno 13F 5G Resmi di Indonesia, Desain Kembar Beda "Otak"
- Oppo Reno 13 5G Resmi di Indonesia, Smartphone Kuat dengan Fitur AI
- Tanda-tanda Google Search Mulai Ditinggalkan
- Instagram Diduga "Intip" Pengguna Lewat Kamera Ponsel, Facebook Digugat
- "Mulan" Film yang Paling Banyak Dibajak di Internet
- "Otak" iPhone 12 Tak Sekencang Snapdragon 865 Plus?
- Samsung Buat Film 8K dengan Smartphone Galaxy S20 dan Note 20
- Aturan Baru Google untuk "Tendang" Aplikasi Penguntit dari Play Store