Aturan Baru Google untuk "Tendang" Aplikasi Penguntit dari Play Store

- Google kini menerapkan aturan baru untuk aplikasi yang ada di Google Play Store. Aturan tersebut dibuat untuk meminimalisasi keberadaan aplikasi stalkerware alias penguntit.
Stalkerware sendiri adalah aplikasi yang biasanya digunakan untuk memata-matai pasangan atau orang tertentu.
Aplikasi semacam ini bisa mengirimkan data sensitif seperti lokasi, pesan, panggilan, dll ke perangkat lain yang digunakan untuk memantau korban.
Oleh karena itu, Google mengatakan, semua aplikasi yang melacak pengguna dan mengirim data tersebut ke perangkat lain, harus menyertakan pemberitahuan dan persetujuan yang memadai.
Maksudnya, aturan baru ini membuat aplikasi yang melacak pengguna wajib menampilkan "pemberitahuan terus menerus" bahwa tindakan pengguna sedang dipantau oleh aplikasi.
Selain itu, aplikasi juga harus mendapat persetujuan dari pengguna untuk melakukan aktivitas tersebut.
Baca juga: Bahaya, Jangan Download 47 Game Android Ini dari Play Store
Aplikasi harus meminta izin kepada pengguna ketika ingin mengakses fitur tertentu pada ponsel, seperti kamera, mikrofon, dan data lokasi.
Menurut Google, kebijakan ini akan berlaku mulai 1 Oktober 2020 mendatang.
Apabila ada aplikasi yang melanggar kebijakan ini, maka Google tak segan untuk menendang aplikasi tersebut dari Play Store.
Sebagai informasi, aplikasi yang masuk dalam kategori stalkerware ini sebenarnya memiliki sifat yang mirip dengan spyware.
Keduanya sama-sama dapat menyelinap ke dalam perangkat dan mencuri data-data milik pengguna. Perbedaannya terletak pada penggunaan.
Spyware digunakan untuk mencuri informasi sensitif, sementara stalkerware umumnya digunakan oleh orang-orang yang ingin menguntit pasangannya.
Aplikasi stalkerware juga melacak dan mengintip informasi sensitif dari ponsel milik pengguna, seperti data lokasi, isi SMS, dan riwayat panggilan.
Baca juga: Malware Blackrock Ancam Ratusan Aplikasi Populer di Android
Dihimpun KompasTekno dari ZDNet, Jumat (18/9/2020), setelah terpasang, spyware biasanya menyamar menjadi aplikasi tertentu agar tidak terdeteksi dan bisa diam-diam mencuri informasi.
Sedangkan stalkerware, begitu terpasang, aplikasi secara otomatis akan menyembunyikan aktivitas mata-matanya dari pandangan pengguna. Bahkan, pengguna bisa dibuat tidak tahu apabila aplikasi sedang berjalan.
Terkini Lainnya
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Sempat Keluar dari Indonesia, 4 Merek Smartphone Ini Comeback ke Tanah Air
- Keracunan Data, Modus Baru Menyasar Pelatihan AI
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- Broadcom dan TSMC Ingin Pecah Intel Jadi 2 Perusahaan
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Bocoran Harga Xiaomi 15 Ultra yang Meluncur Sebentar Lagi
- 2,5 Miliar Akun Gmail Terancam AI Hack
- Arti “Fortis Fortuna Adiuvat” yang Sering Muncul di Bio TikTok dan Instagram
- Ditunjuk Jadi "Staff Khusus", Berapa Gaji Elon Musk?
- Sempat Keluar dari Indonesia, 4 Merek Smartphone Ini Comeback ke Tanah Air
- Jangan Salah Arti, Ini Bedanya Jaringan 5G dengan WiFi 5G
- Selamat Tinggal Nintendo 3DS
- Pendiri Instagram Jadi Kandidat CEO TikTok
- Bocoran Spesifikasi Lengkap Samsung Galaxy S20 FE
- iOS 14 dan iPadOS 14 Sudah Bisa Diunduh, Begini Caranya