Malware Blackrock Ancam Ratusan Aplikasi Populer di Android
- Ponsel Android rentan akan ancaman malware. Apalagi,Android merupakan perangkat lunak bersifat open source.
Google pun telah berkali-kali mengatasi malware atau virus berbahaya di ekosistemnya. Namun, tetap saja malware baru bermunculan. Salah satunya adalah malware Blackrock yang ditemukan oleh ThreatFabric.
Blackrock disebut lebih berbahaya daripada virus Joker yang sempat ramai beberapa waktu lalu atau celah keamanan sistem lainnya.
Sebab, Blackrock menargetkan aplikasi-aplikasi populer. Sebut saja Instagram, Gmail, Netflix, WhatsApp, Twitter, Facebook, YouTube, TikTok, bahkan toko aplikasi Google Play Store pun jadi incaran.
Totalnya kurang lebih ada 337 aplikasi yang berpotensi menjadi sasaran malware ini. Kabar baiknya, malware ini tidak agresif.
Artinya, pengguna tidak perlu menghapus aplikasi-aplikasi tersebut apabila mengunduh atau melakukan update di Google Play Store.
Kemungkinan malware ini menyelinap lewat aplikasi yang diunduh lewat pihak ketiga dan ilegal. Meski demikian, belum ditemukan "obat" apabila malware ini berhasil menginfeksi perangkat pengguna.
Baca juga: Ancaman Malware di Perangkat Mac Kini Lampaui Windows
Pasalnya, Blackrock akan mencegah sebagian besar program antivirus. Apabila sudah menginfeksi, Blackrock bisa mencuri berbagai macam informasi sensitif seperti username dan password media sosial.
Tujuan utama malware ini adalah mencuri informasi kartu kredit dan kredensial. Malware ini juga bisa membajak pesan teks di ponsel korban.
Meskipun miripdengan Trojan seperti LokiBot, MysteryBot, Parasite, dan Xerxes, Blackrock memiliki sedikit perbedaan.
Blackrock tidak memiliki fitur tambahan yang membuatnya lebih kompleks. Malah malware ini tergolong sederhana dan fokus untuk mencuri informasi pribadi pengguna.
Namun, jumlah aplikasi yang disasar lebih banyak dibanding malware lain dan beberapa aplikasi tersebut terafiliasi dengan layanan perbankan di Amerika, Eropa, Australia, dan Kanada.
Blackrock dibuat untuk menginfeksi perangkat Android yang lebih besar. Tidak peduli merek Android apa yang digunakan, di mana lokasi pengguna, bagaimana pengguna terhubung dengan teman atau perbankan online apa yang digunakan.
Baca juga: Awas, Ada Malware Sakti yang Kebal Factory Reset
Cara paling aman yang bisa dilakukan adalah menghindari unduhan atau update aplikasi di pihak ketiga. Pengguna juga disarankan menginstal program antivirus di perangkat.
Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Phone Arena, Senin (27/7/2020) pengguna juga disarankan memeriksa lagi izin aplikasi secara berkala dan mencermati pernyataan saat melakukan transaksi menggunakan kartu kredit.
Terkini Lainnya
- Terungkap, Hacker Pembobol Indodax dari Korea Utara
- Realme P2 Pro Meluncur, Spesifikasi Serba "Naik Kelas"
- Cara Jadwalkan Kirim Pesan Gmail di PC dan HP
- Kode Cek Nomor Telkomsel dan Cara Menghubunginya
- Cara Buat Menu Ceklis di Google Docs untuk Keperluan Dokumen
- Jawa Barat Sabet Medali Emas PON XXI Cabor E-sports Nomor Free Fire
- 3 Cara Cek Kesehatan Baterai Macbook dengan Mudah dan Praktis
- Cara Hapus Cache dan Riwayat Pencarian di Google Chrome
- Menpora Sebut Arena E-sports Jadi Venue Terbaik PON XXI 2024
- Game "Celestia: Chain of Fate" Bikinan Indonesia Rilis di PC dan Nintendo Switch
- Cara Mengatasi Akun Tidak Diizinkan Menggunakan WhatsApp, Jangan Panik
- Apple Intelligence Tak Bisa Digunakan di China dan Eropa, Kenapa?
- Bos ZTE Ungkap Faktor Utama Pendorong Ekonomi Digital di Indonesia
- Ini Dia, Smartphone dengan Layar Sekunder Dikelilingi Kamera
- 3 Cara Cek Versi Windows 32-bit atau 64-bit dengan Mudah dan Cepat
- Bocoran Spesifikasi dan Harga Earphone TWS Samsung, Galaxy Buds Live
- Ada Cacat di Prosesor 7nm Intel, Peluncuran Ditunda hingga 2023
- Tri Ajak Pelanggan Jadi Agen Reseller Kartu Perdana
- Resmi Masuk Indonesia, Ini Harga Kamera Mirrorless Canon EOS R5 dan R6
- Dengan Victus, Layar Gadget Diklaim Tahan Jatuh dari Ketinggian 2 Meter