China Sebenarnya Pilih Tutup TikTok daripada Dijual ke AS

- Bisnis dan operasional TikTok di Amerika Serikat bakal diambil alih oleh Oracle, setelah calon peminang lainnya, Microsoft mengundurkan diri. Oracle juga dikabarkan memenangkan proses tawar-menawar operasional TikTok di AS.
Namun sebenarnya, pemerintah China disebut lebih memilih untuk menutup TikTok daripada jatuh ke tangan perusahaan AS.
Sebab, menurut sumber anonim yang berbicara kepada Reuters, penjualan TikTok yang berdasar paksaan bakal membuat Beijing dan TikTok terlihat lemah di tengah tekanan dari Washington.
Disebutkan pula bahwa, jika diperlukan, China bisa menggunakan daftar larangan ekspor produk teknologi yang direvisi pada 28 Agustus lalu untuk menunda kesepakatan penjualan yang diperoleh ByteDance selaku pemilik TikTok. ByteDance sendiri menampik kabar tersebut.
Baca juga: Indonesia Sumbang Angka Unduhan TikTok Terbanyak di Dunia
"Pemerintah China tidak pernah meminta kami supaya menutup TikTok di Amerika Serikat atau di wilayah pasar lain," sebut juru bicara ByteDance dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Engadget, Senin (14/9/2020).
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan bahwa AS telah menyalahgunakan konsep keamanan nasional dan meminta pemerintah negara tersebut agar tidak menekan perusahaan asing.
Sebelumnya, pada bulan lalu, Presiden AS Donald Trump mengancam akan memblokir TikTok karena aplikasi media sosial berbasis video pendek tersebut dipandang sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.
Trump mengatakan, TikTok bisa tidak diblokir asalkan menjual bisnisnya di AS ke perusahaan AS. ByteDance diberi tenggat waktu hingga November untuk finalisasi kesepakatan penjualan.
Baca juga: Benarkah TikTok Mengirim Data Penggunanya ke China?
ByteDance kini tengah mempertimbangkan tawaran pembelian TikTok oleh beberapa pihak, termasuk perusahaan besar seperti Oracle dan Microsoft. Kabar terakhir menyebutkan TikTok akan dibeli oleh Oracle setelah pinangan Microsoft ditolak.
Informasi lain menyebutkan bahwa ByteDance sebenarnya masih bisa menjual aset TikTok di AS tanpa perlu persetujuan pemerintah China, dengan cara tidak menyertakan algoritma software di dalam penjualan.
TikTok populer di kalangan pengguna muda, termasuk di AS, di mana aplikasi media sosial berbasis video pendek tersebut memiliki 100 juta pengguna aktif bulanan. Secara global, pengguna aktif bulanan TikTok diperkirakan mencapai kisaran 800 juta.
Terkini Lainnya
- Mencoba MSI Claw 8 AI Plus, Konsol Gaming Windows 11 dengan Joystick RGB
- Cara Pakai WhatsApp Bisnis buat Promosi UMKM
- Cara Buat Kartu Ucapan Ramadan 2025 untuk Hampers lewat Canva
- Databricks Ekspansi ke Indonesia: Buka Potensi AI dan Pengelolaan Data
- GPU Nvidia RTX 5070 Ti Mulai Dijual di Indonesia, Ini Harganya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Gojek dan Grab Boleh Angkut Penumpang Selama PSBB di Jakarta
- Huawei Resmikan Petal Search, Mesin Pencari Saingan Google
- Sony Gelar Acara 17 September, Harga PS5 Bakal Diumumkan?
- Cerita Pria Asal Indonesia Dibayar Adobe Rp 90 Juta Karena Foto Editan
- Syarat Kecepatan Internet untuk Streaming Netflix, Disney Plus, HBO Go, dan Amazon Prime