cpu-data.info

Akurasi Google Maps di Wilayah Jakarta Naik 22 Persen

ilustrasi Google Maps
Lihat Foto

- Prediksi waktu tiba atau estimated times arrival (ETA) di Google Maps kini semakin akurat. Bahkan untuk wilayah Jakarta, akurasi Google Maps dalam memprediksi waktu kedatangan meningkat 22 persen.

Peningkatan akurasi tersebut berkat kerja sama yang dijalin Google Maps dengan DeepMind. DeepMind adalah perusahaan pengembang kecerdasan buatan (AI) di bawah naungan Google.

Untuk memprediksi waktu tiba, Google Maps dan DeepMind menggunakan sejumlah data seperti informasi lalu lintas secara real-time, riwayat dan pola lalu lintas, batas kecepatan yang akan ditempuh, informasi konstruksi jalan, ukuran, dan arah jalan tertentu.

DeepMind menggunakan teknik pembelajaran mesin (machine learning) yang disebut sebagai graph neural networks. DeepMind mengatakan dengan teknik ini, Google Maps bisa mendapat gambaran bagaimana kondisi jalanan sesungguhnya.

Baca juga: Google Maps Kembali Hadir di Apple Watch

"Teknik inilah yang memungkinkan Google Maps memprediksi dengan lebih baik apakah Anda akan terpengaruh oleh adanya perlambatan," ungkap Product Manager Google Maps, Johann Lau.

Nantinya sistem akan merekomendasikan pengguna untuk memilih kondisi jalanan yang beraspal agar mempercepat waktu sampai ke lokasi tujuan.

Selain itu, algoritma Google Maps juga akan mengalihkan pengguna untuk melewati jalan raya yang lebih panjang guna menghindari jalanan yang berkelok-kelok.

Menurut Johann, sejauh ini Google Maps berhasil memprediksi waktu tempuh dari 97 persen perjalanan secara akurat.

Selain Jakarta, akurasi prediksi waktu tiba juga meningkat untuk sejumlah wilayah di dunia seperti Singapura, Sidney, Sao Paulo, hingga Las Vegas. Angka peningkatan akurasi yang tertinggi berada di Kota Taichung, Taiwan, dengan peningkatan 51 persen.

Baca juga: Google Maps Bakal Tampilkan Informasi Lampu Merah di Persimpangan?

Dihimpun KompasTekno dari ZDNet, Selasa (8/9/2020), peningkatan ini juga dilakukan mengingat bahwa pandemi Covid-19 berpengaruh besar terhadap kondisi arus lalu lintas di seluruh dunia.

"Kami melihat penurunan arus lalu lintas di seluruh dunia mencapai 50 persen saat aturan lockdown mulai diberlakukan pada awal tahun 2020," ujar Johann.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat