TikTok Bikin Situs Web dan Akun Twitter untuk Sanggah Tudingan AS
- TikTok menjadi salah satu perusahaan asal China yang sedang ditekan pemerintah AS saat ini. Presiden AS Donald Trump mengancam akan memblokir aplikasi berbagi video pendek itu apabila tidak segera dijual ke perusahaan AS.
Ancaman keamanan nasional lagi-lagi digunakan pemerintah AS untuk menjegal TikTok dengan segala argumen lain yang menyertai.
Tak mau diam, TikTok pun meluncurkan akun Twitter baru dan hub informasi untuk "meluruskan" segala argumen dan tudingan yang diarahkan ke anak perusahaan ByteDance itu.
Baca juga: Benarkah TikTok Mengirim Data Penggunanya ke China?
Akun Twitter dengan nama @tiktok_comms baru dibuat pada bulan Agustus dengan twit pertama yang diunggah 14 Agustus lalu.
Dilihat dari deskripsinya, akun ini dikelola oleh tim humas TikTok yang akan rajin mengicaukan informasi-informasi seputar TikTok, termasuk isu yang ditudingkan pada aplikasi.
Beberapa twit yang sudah terunggah lebih banyak berisi tautan artikel dari situs News Room Tiktok dan artikel situs lain yang berpihak pada TikTok.
Follow for the latest news and updates from TikTok's Communications Team!
— TikTok_Comms (@tiktok_comms) August 13, 2020
Sanggah tudingan AS
Selain akun Twitter, pada Senin (17/8/2020), TikTok meluncurkan situs tiktokus.info, sebuah website yang memuat pernyataan resmi perusahaan, cakupan berita, opini ahli, FAQ, dan informasi lain berkaitan dengan TikTok.
Unggahan kabar pertama yang muncul adalah tanggapan TikTok terkait rumor bahwa mereka berbagi data pengguna di AS dengan pemerintah China.
"TikTok tidak tersedia di China. Data pengguna TikTok AS tersimpan di Virginia dengan cadangan di Singapura dan akses keamanan yang sangat ketat untuk pegawai," tulis TikTok dalam artikel berjudul Setting the Record Straight.
Di China, ByteDance memiliki aplikasi serupa TikTok yang bernama Douyin. Isu pelanggaran data pribadi juga pengguna lagi-lagi ditepis oleh TikTok.
TikTok juga berkomitmen untuk menangkal misinformasi dan tidak akan campur tangan dalam pemilu AS yang akan berlangsung November mendatang.
Baca juga: Dijegal AS, TikTok Siapkan Data Center di Eropa
Mereka kembali mengaskan tidak memberikan data pengguna AS apapun ke pemerintah China, termasuk apabila diminta. Isu ini memang berkembang sejak tahun lalu.
Akhir tahun 2019 lalu Dua anggota dewan di AS, Chuck Schumer dan Tom Cotton menuliskan sebuah memo yang ditujukan kepada mantan Direktur Intelijen Nasional AS Joseph Maguire.
Isinya lebih kurang meminta penilaian ketat untuk celah keamanan nasional yang ada di aplikasi TikTok.
Terkini Lainnya
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Spotify Mulai Gaji Kreator Video Podcast
- Berapa Lama WhatsApp Diblokir karena Spam? Ini Dia Penjelasannya
- Dari Belanja sampai Fotografi, 4 Keseharian Ini Memanfaatkan Teknologi AI
- iPhone Berisi Game "Fortnite" Dijual Ratusan Juta Rupiah di eBay
- Vivo Resmikan Dua Gerai Smartphone dengan Konsep Baru
- Rakit iMac 27 Inci dengan Spek Paling Tinggi, Biaya Rp 130 Juta
- Tak Perlu Ganti Aplikasi Gojek Saat ke Singapura, Thailand, dan Vietnam