Streamer Game Kondang "Ninja" Hapus TikTok dari Semua Perangkatnya

- Aplikasi jejaring sosial berbasis video pendek, TikTok tengah menjadi sorotan oleh banyak pihak. Kali ini, giliran streamer game kondang, Richard Tyler Blevins mengumumkan menghapus akun TikTok-nya.
Blevins, yang dikenal dengan nama "Ninja" di industri game itu mengumumkan telah menghapus aplikasi TikTok di seluruh perangkatnya. Menurut Blevins, aplikasi itu dianggap berbahaya karena konsep pengumpulan datanya tidak wajar.
I have deleted the TIK TOK app off all my devices. Hopefully a less intrusive company (data farming) that isn’t owned by China can recreate the concept legally, such funny and amazing content on the app from influencers.
— Ninja (@Ninja) July 9, 2020
"Saya telah menghapus aplikasi TikTok dari semua perangkat saya," kata Tyler dikutip dikutip KompasTekno dari akun Twitter pribadinya, Jumat (10/7/2020).
Baca juga: Benarkah TikTok Mengirim Data Penggunanya ke China?
"Semoga ada perusahaan yang tidak terlalu intrusif (perusahaan pengumpul data) yang tidak dimiliki oleh China dapat mengatur ulang konsep secara legal, seperti menyajikan konten yang lucu dan mengagumkan dari influencer di aplikasi," imbuh pemilik akun @Ninja itu.
Ninja sendiri tak hanya populer sebagai streamer game, Ia juga cukup populer di TikTok dan getol membuat sejumlah video kocak.
Bahkan, akun TikTok Blevins dengan nama "Ninja" sudah terverifikasi (verified) dengan jumlah follower mencapai 4 juta, dan sukses meraup 21 juta "likes".
Meski Ninja telah menghapus TikTok dari semua perangkatnya, namun akun Ninja belum dinon-aktifkan oleh Blevins. Ia juga tidak mengatakan apakah akan berhenti dari TikTok sepenuhnya atau tidak.
Terlepas dari itu, menarik melihat beberapa pihak yang terus mengincar TikTok, gara-gara dugaan praktik pengumpulan datanya yang dinilai tak wajar.
Baca juga: Donald Trump Dikerjai Warga TikTok, Kampanye Pilpres Jadi Sepi
Beberapa waktu lalu, pemerintah India telah memblokir 59 aplikasi buatan China, termasuk TikTok dan WeChat, atas alasan tersebut.
Tak hanya India, pemerintah Amerika Serikat juga dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk memblokir TikTok dan beberapa media sosial asal China lainnya. Alasannya tidak beda dengan pemblokiran Huawei, yakni ancaman keamanan nasional.
Di samping itu, aplikasi yang bernaung di bawah ByteDance itu juga kini berhenti beroperasi untuk sementara waktu di Hong Kong.
Sebab, praktik pengumpulan data yang diterapkan TikTok dianggap belum sesuai dengan Undang-Undang Keamanan Hong Kong yang baru disahkan oleh Pemerintah China.
Terkini Lainnya
- Takut Kendala Bahasa saat Nonton Konser di Luar Negeri? Coba Fitur Samsung S25 Ultra Ini
- Cara agar Tidak Menerima Pesan WhatsApp dari Orang Lain Tanpa Blokir, Mudah
- Meta Resmi Setop Program Cek Fakta di AS, Ini Gantinya
- Isi E-mail Lamaran Kerja dan Contoh-contohnya secara Lengkap
- Honor 400 Lite Meluncur, Mirip iPhone Pro dengan Dynamic Island
- Saham-saham Perusahaan Teknologi dan Game Berjatuhan Jelang Pemberlakuan Tarif Trump
- Fitur Baru WhatsApp: Matikan Mikrofon sebelum Angkat Telepon
- Apple Kirim 5 Pesawat Penuh iPhone ke AS untuk Hindari Dampak Tarif Trump
- Cara Bikin Action Figure ChatGPT dari Foto dengan Mudah, Menarik Dicoba
- Spesifikasi dan Harga Poco M7 Pro 5G di Indonesia
- Harga Bitcoin Anjlok gara-gara Tarif Trump
- Gara-gara Satu Twit X, Pasar Saham AS Terguncang dan Picu "Market Swing" Rp 40.000 Triliun
- Kekayaan Apple Turun Rp 10.718 Triliun akibat Tarif Trump
- Samsung Rilis Real Time Visual AI, Fitur AI yang Lebih Interaktif
- Trump Sebut Elon Musk Akan Mundur dari Pemerintahan
- Kominfo Sebut Ada 3 Calon "Unicorn" Baru di Indonesia
- ATSI Minta Sanksi Pidana di RUU PDP Dihapus karena Dinilai Tumpang Tindih
- Setengah dari Startup di Indonesia Diprediksi Tumbang Gara-gara Corona
- ATSI Minta Ada Pengawas Independen UU PDP di Luar Pemerintah
- Paket Data Telkomsel untuk Relawan Covid-19, Kuota 25 GB Rp 10