Kominfo Sebut Ada 3 Calon "Unicorn" Baru di Indonesia
- Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo) menyebut bahwa hingga tahun 2024 mendatang, masih akan ada tiga unicorn baru yang muncul di Indonesia.
Isilah unicorn mengacu pada perusahaan rintisan (startup) yang memiliki nilai valuasi di atas 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,4 triliun.
"Target terhadap unicorn yang akan tumbuh di Indonesia masih tetap tiga," kata Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan melalui webinar yang diadakan Katadata, Kamis (9/7/2020).
Baca juga: Setengah dari Startup di Indonesia Diprediksi Tumbang Gara-gara Corona
Terlepas dari dampak penurunan ekonomi yang diakibatkan pandemi Covid-19, Semuel tetap optimis bahwa Indonesia masih sanggup melahirkan unicorn baru. Ia menjelaskan, ketiga unicorn ini kemungkinan besar akan berasal dari sektor keuangan, pertanian, dan pendidikan.
"Sektor keuangan yang paling saya lihat. Apalagi adanya penggabungan dua perusahaan layanan keuangan, ini adalah potensi untuk menjadi unicorn," jelas Semuel.
Semuel juga menyebut, baru-baru ini sudah ada perusahaan startup yang baru berubah status menjadi unicorn. Kendati demikian, ia masih enggan untuk mengungkap identitas perusahaan tersebut.
Semual mengatakan bahwa sektor digital memegang peranan penting sebagai kunci kemajuan perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. "Digital adalah solusi yang paling tepat dalam memasuki pembangunan ekonomi berikutnya," ujar dia.
Baca juga: Menkominfo Umumkan 6 Startup Penyedia Layanan WFH
Berdasarkan riset yang dilakukan Katadata pada 139 perusahaan startup di Indonesia selama Maret hingga Juni 2020, perusahaan unicorn di Indonesia mengalami penurunan valuasi pendapatan dalam periode tersebut.
"Unicorn dan centaur (startup dengan valuasi di atas 100 juta dollar AS atau Rp 1,4 triliun) skornya masih positif, skornya masih 0,9 itu masih hampir ke baik," jelas Direktur Riset Katadata Insight Center Mulya Amri.
Menurut Mulya, dampak penurunan ekonomi yang paling signifikan justru dirasakan oleh perusahaan-perusahaan startup kecil (cockroach), meski mereka diprediksi masih bisa bertahan hingga beberapa waktu ke depan.
"Semakin besar kondisi perusahaannya dia masih lebih stabil sehingga tidak sampai buruk-buruk sekali," tutur Mulya.
Terkini Lainnya
- Kenapa Sinkronisasi iCloud Lama? Ini Penyebabnya
- Bluesky Siapkan Flashes, Aplikasi Berbagi Foto Pesaing Instagram
- Sejarah Nokia, Berpindah-pindah Tangan hingga Pensiunnya Merek di Smartphone
- TikTok Terancam Tutup, Warga AS Malah Belajar Mandarin di Duolingo
- TWS Oppo Enco Air 4 Resmi di Indonesia, Bawa Fitur ANC Harga Rp 800.000
- HP Oppo Reno 13F 4G dan Reno 13F 5G Resmi di Indonesia, Desain Kembar Beda "Otak"
- Oppo Reno 13 5G Resmi di Indonesia, Smartphone Kuat dengan Fitur AI
- 2 Cara agar Notifikasi WhatsApp Tidak Muncul di Layar Kunci, Mudah dan Praktis
- Dampak HP Direset Pabrik yang Perlu Diketahui
- TikTok Terancam Tutup di AS, Pengguna Pindah ke Aplikasi Saudaranya
- Lupa Password IG setelah Deactive? Begini Cara Mengatasinya
- Video: Challenge Koin Jagat yang Viral di Media Sosial, Rusak Fasilitas Publik hingga Dilarang
- 5 Merek Ponsel Terlaris di Dunia 2024 Versi IDC
- HP Tecno Spark 30 Pro Rilis di Indonesia Minggu Depan, Ini Bocoran Spesifikasinya
- Dipanggil Komdigi, Pendiri Jagat Janji Ubah Permainan Berburu Koin
- Dinilai Tumpang Tindih, ATSI Minta Sanksi Pidana di RUU PDP Dihapus
- Setengah dari Startup di Indonesia Diprediksi Tumbang Gara-gara Corona
- ATSI Minta Ada Pengawas Independen UU PDP di Luar Pemerintah
- Paket Data Telkomsel untuk Relawan Covid-19, Kuota 25 GB Rp 10
- Lenovo Umumkan Tanggal Peluncuran Ponsel Gaming Legion