AS Anggap Huawei dan ZTE sebagai Ancaman Nasional
- Perseteruan antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dan dua perusahaan teknologi asal China, yakni Huawei dan ZTE seakan tak ada habisnya.
Dalam laporan terbaru, Federal Communications Commission (FCC) AS menetapkan kedua raksasa China itu sebagai "ancaman terhadap keamanan nasional".
"Kami menetapkan Huawei dan ZTE sebagai risiko keamanan nasional bagi jaringan telekomunikasi Amerika, dan untuk masa depan pengembangan teknologi 5G," kata Ajit Pai, Chairman FCC.
Baca juga: Pertama Kali, Huawei Salip Samsung sebagai Pabrikan Smartphone Terbesar
Ajit mengatakan perangkat elektronik Huawei dan ZTE jadi alasan pelarangan, karena kedua perusahaan punya kedekatan dengan Partai Komunis China dan militernya. Mereka pun dicurigai bisa melakukan kegiatan mata-mata terhadap AS lewat perangkat buatannya.
"Mereka juga harus tunduk pada hukum China yang mewajibkan mereka untuk bekerja sama dengan badan intelijen negara," terang Ajit.
Tak hanya itu, FCC pun melarang operator-operator seluler AS membeli perangkat Huawei dan ZTE dengan dana subsidi.
Dana subsidi yang dimaksud adalah Universal Service Fund (USF) dari operator-operator seluler setiap kuartal. Jumlah dana USF yang dicairkan mencapai 8,3 miliar dollar AS (Rp 119 triliun) sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Kamis (2/7/2020).
Baca juga: Huawei Sebut Aturan Dagang AS Semena-mena dan Jahat
Pemerintah AS sendiri mengklaim bahwa perlengkapan telekomunikasi buatan Huawei dan ZTE mengandung risiko bagi keamanan nasional karena bisa dipakai untuk memata-matai pengguna perangkatnya dan meneruskan informasi hasil sadapan kepada China.
Atas dasar inilah, pemerintah AS seringkali membuat langkah yang diupayakan untuk menjegal langkah perusahaan-perusahaan China di Amerika Serikat.
Pada bulan Mei 2019 lalu, Departemen Perdagangan Amerika Serikat juga telah memasukkan nama Huawei ke dalam daftar hitam "Entity List".
Huawei pun tidak diperkenankan untuk membeli segala macam komponen dari perusahaan Amerika Serikat dan tidak bisa memakai aplikasi serta layanan Google di ponselnya.
Terkini Lainnya
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Spotify Mulai Gaji Kreator Video Podcast
- Berapa Lama WhatsApp Diblokir karena Spam? Ini Dia Penjelasannya
- Sejarah Silicon Valley, Tempat Bersarangnya Para Raksasa Teknologi
- YouTube Rilis Fitur Saweran "Jewels", Mirip Coin di TikTok
- Cara Buat Daftar Isi yang Bisa Diklik Otomatis di Google Docs
- Twilio Ungkap Rahasia Cara Memberi Layanan Pelanggan secara Maksimal
- Fungsi Rumus AVERAGE dan Contoh Penggunaannya
- 2 Cara Menyembunyikan Nomor saat Telepon di HP dengan Mudah dan Praktis
- Bos Xbox Live Tinggalkan Microsoft Setelah 15 Tahun Berkarier
- Smartphone "Flagship" Vivo X Series Dipastikan Masuk Indonesia
- Regulasi Wajib Pajak Netflix dkk Mulai Berlaku Hari Ini
- Elon Musk Ejek Bos Amazon dengan Sebutan "Tukang Tiru"
- Seminggu, Aplikasi Peduli-Lindungi Diunduh 82.000 Kali dari Gojek