cpu-data.info

Data Diduga Bocor, KPU Sebut Informasi yang Disebar Hacker Bersifat Terbuka

Ilustrasi
Lihat Foto

Jutaan data kependudukan milik warga Indonesia diduga bocor dan dibagikan lewat forum komunitas hacker.

Data tersebut diklaim berasal dari situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan merupakan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014.

Menanggapi kabar kebocoran ini, Komisioner KPU, Viryan Aziz membenarkan bahwa data yang dibagikan hacker tersebut adalah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu tahun 2014 dalam format PDF.

Kendati begitu, Viryan mengatakan bahwa data tersebut bersifat terbuka untuk memenuhi kebutuhan publik dan sudah sesuai dengan regulasi.

Baca juga: Hacker Klaim Miliki Data 200 Juta Warga Indonesia dari Situs KPU

"Data tersebut adalah softfile DPT Pemilu 2014. Softfile data KPU itu berbentuk format PDF dan dikeluarkan sesuai regulasi untuk memenuhi kebutuhan publik bersifat terbuka," jelas Viryan saat dihubungi KompasTekno Jumat (22/5/2020).

Viryan menambahkan bahwa tim KPU tengah menyelidiki unggahan dari hacker tersebut yang memperlihatkan meta data tanggal 15 November 2013 lalu itu.

"KPU RI sudah bekerja sejak tadi malam menelusuri berita tersebut lebih lanjut dan melakukan cek kondisi intenal (server data) dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait," lanjutnya.

Temuan dugaan kebocoran data pemilih tetap KPU ini pertama kali diungkap oleh akun Twitter @underthebreach, pada Kamis (21/5/2020) malam. Data tersebut dibagikan di forum komunitas hacker.

Dalam kicauannya, ia membagikan tangkapan gambar yang menampilkan bahwa peretas memiliki sebanyak 2,3 juta data kependudukan warga Indonesia dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014.

Data tersebut mencakup sejumlah informasi seperti nama lengkap, nomor kartu keluarga, Nomor Induk Kependudukan (NIK), tempat dan tanggal lahir.

Baca juga: Data Tokopedia, Gojek, dan Bukalapak Bocor di Tengah Absennya RUU PDP

Hacker juga mengklaim masih memiliki 200 juta data warga Indonesia yang bakal dibocorkan di forum tersebut.

"Sangat berguna bagi mereka yang ingin punya banyak nomor telepon di Indonesia (kamu butuh identitas NIK dan KK untuk mendaftar)," tulis hacker tersebut.

Namun, Viryan menyanggah angka tersebut. Menurutnya, jumlah DPT pada Pilpres 2014 tak sampai 200 Juta, melainkan 190 Juta.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat